Kamis, 04 Januari 2018

Buying Experience: Visit Ruci Art Space "Place of Belonging"


Januari 2018!
Tahun baru, pengalaman baru, jiwa yang baru (yang lebih sehat dan waras tentunya).
Di minggu pertama Januari ini, 1 minggu 1 cerita (1m1c) punya tema yaitu 'baru'. Syukurlah nggak perlu bingung harus nulis apa karena pengalaman saya hari ini sangat cocok dengan tema tersebut.

Hari ini saya membeli pengalaman baru. Untuk konteks pengalaman saya hari ini, saya lebih suka menggunakan istilah 'membeli pengalaman' (buying experience), dibandingkan 'mendapat pengalaman'. Ada perbedaan antara membeli pengalaman dan mendapat pengalaman. Pergi ke tempat baru, mencoba makanan baru, atau melakukan aktivitas baru, saya kategorikan sebagai 'membeli pengalaman'. Sementara ditabrak mobil, jatuh dari tangga atau digigit anjing, saya kategorikan sebagai 'mendapat pengalaman'. Yang saya masih bingung, kalau falling in love (agak geli nulis 'jatuh cinta') itu mendapat pengalaman atau membeli pengalaman ya? Soalnya, in my polontong opinion, falling in love adalah kombinasi antara kecelakaan, ketidaksengajaan dan keputusan, hahaha.

Aaaannyywaaay, cukup sekian mukadimah nggak pentingnya.
Langsung saja pada intinya. Pengalaman apa sih yang baru saya beli? Ini dia:

Melihat pameran lukisan "Place of Belonging" di Ruci Art Space, Kebayoran Baru. Judul paling tepat untuk foto ini adalah "Mencoba dan Berusaha Memahaminya"

Ini adalah pertama kali saya lihat pameran lukisan. Sebelumnya di Bandung, saya pernah datang ke Pasar Seni ITB, tapi disana lebih fokus ngeliat orang daripada ngeliat lukisan, karena ampun pengunjungnya penuh banget. Beberapa hari yang lalu, Lina, teman baik saya dari SMP, ngajak lihat pameran lukisan di Ruci Art Space karena dia penggemar lukisan Abenk Alter. Saat diajak, saya tidak tahu sama sekali siapa itu Abenk Alter, saya juga nggak tahu Ruci Art itu dimana, tapi emang dasar anaknya mure (maksudnya murah alias gampang diajak kemana-mana), jadi saya mau aja. Yaa di sisi lain, saya ingin juga sih nyoba jadi anak yang lebih nyeni gitu, dan saya juga suka mencoba pengalaman baru (kecuali naik tornado di Dufan, no way!), jadi ajakan Lina saya sambut dengan gembira.

Saya dan Lina janjian ketemuan di Pejaten Village, kemudian kita naik mobil ke Ruci. Siang ini lalu lintas Jakarta Selatan lagi asik, yaa setidaknya dari Pejaten ke Jalan Suryo nggak kena macet sama sekali. Nyampe sana langsung dapat parkir lagi, sebagai sopir saya happy . Ruci Art Space ini menurut saya tempat yang sangat nyaman. Lantai satu dipakai untuk coffee shop, dan lantai dua dipakai untuk galeri. Kapan-kapan saya kepengen nyoba ngopi disini, kayaknya bakal betah berjam-jam laptopan sambil nyeruput kopi fancy disini. Sesampainya di Ruci, saya dan Lina langsung naik ke lantai dua. Lina langsung seneng lihat lukisan-lukisan Abenk Alter, sementara saya, emmm saya masih berusaha menyukainya :))

Pameran lukisan ini berjudul Place of Belonging. Ada 3 seniman yang memamerkan karyanya: Abenk Alter, Glenda Sutardy dan Mark Schdroski. Singkat cerita, lukisan-lukisan ini adalah respon para pelukis dalam memaknai Place of Belonging, tidak hanya sebagai physical environment, tapi juga state of beings. Luar biasa yah pelukis tuh, mereka bisa menuangkan gagasan dalam bentuk gambar. Gagasan yang mau coba disampaikan juga tidak sederhana. Tapi, bagi saya permasalahannya adalah saya butuh lebih dari sepasang mata untuk membaca gagasan dalam lukisan mereka.

Karya Mark Schdroksi. Judul lukisan urut dari kiri ke kanan mulai dari baris paling atas: Chromatic Intestinal, Mothers Milk, Emission Chroma, Blue & Pink Crush, Moon from the Jetty, Operation, Pink Yellow Green, Sitar, Gene Edit, At the Edge, Anticipation, Moving Shadow/Pink Push. Medianya menggunakan cat minyak pada kanvas.

Pertama kali lihat lukisan di atas, komen saya: (1) suka deh warna-warni lukisannya, (2) lukisan ini akan membuat sebuah ruangan jadi makin keren, (3) kayaknya saya bisa deh bikin lukisan kayak gini doang (padahal lukisan ini sama sekali tidak 'doang'), (4) kenapa judulnya kayak begitu sih?
Dipandangi sekian lama, saya masih gagal paham korelasi antara judul dan lukisan. Terus saya inget, katanya kalau mau memahami makna sebuah lukisan, lihatnya harus dari jauh, jadi saya mundur beberapa langkah, akhirnya dari 12 lukisan, saya bisa paham 2 (lumayanlah, daripada nggak sama sekali).

Lukisan yang bawah judulnya Anticipation. Kalau dilihat, lukisan tersebut seperti menggambar bentuk telapak tangan yang terbuka, jadi semacam mengatakan tidak atau menolak. Mungkin nih, maksudnya Anticipation tuh disitu. Begitulah teori saya dan Lina
Ini dua lukisan yang paling saya suka. Lukisan bawah saya suka karena warnanya cakep banget (kalau di foto kelihatan biasa aja sih, tapi aslinya bagus deh), walau saya masih belum paham dengan judulnya (Blue & Pink Crush). Kalau lukisan yang atas saya suka karena saya yakin banget lukisan itu ngegambarin bentuk usus manusia sehingga lukisannya diberi judul Chromatic Intestinal. Keren yaaaaa.

Waktu awal ngelihat lukisan, kesan pertamanya adalah "ini gambar apa sih nggak jelas", tapi kalau udah berhasil paham malah jadi kagum sama pelukisnya, mereka jenius! Buat saya yang lebih banyak belajar sains, seni lukis adalah sebuah kemewahan yang sudah saya ikhlaskan karena keterampilan melukis bukan menjadi rezeki saya :). 

Ini karya Abenk Alter, sayangnya saya nggak nulis judulnya apa. Media yang digunakan yaitu akrilik, spray print dan crayon pada kanvas.  Kata Lina sih lukisan ini menggambarkan anak dan istrinya Abenk Alter. 

Yang ini karya Gleda Sutardy, judulnya Parallels in time. Menurut keterangan, Gleda Sutardy ini suka bereksplorasi dengan pigmen alami. Pada lukisan ini dia menggunakan mercuric sulphide and synthetic polymer on wooden panels.


Secara keseluruhan, saya suka lukisan-lukisan disini, walaupun nggak semuanya saya pahami, tapi menurut saya masih bisa dinikmati karena warna-warnanya yang eye catching. Terlebih lagi saya excited karena ini merupakan pengalaman baru. Kapan-kapan mau ah lihat-lihat pameran lukisan lagi. Ohiya, jangan lupa kalau lihat pameran lukisan, dinikmati dengan mata saja ya, karena  lukisan-lukisan ini hanya untuk dilihat dan tidak boleh disentuh (jangan berdiri melewati garis batas yang sudah ditentukan di depan lukisan). Jangan lupa juga untuk mencoba melihat lukisan dari jauh supaya bisa paham maknanya. Mungkin sama juga kayak kalau mau memaknai hidup, harus dilihat dari jauh atau dari pandangan yang lebih luas, supaya lebih paham hikmahnya. Ahey!

Place of Belonging @ Ruci Art Space, Jalan Suryo no 49 Kebayoran Baru. On going until 28 January 2017, eh 2018, Daily 11 am - 7 pm. FREE.


Cukup dulu untuk malam ini. Saatnya bobo.
Stay positive yaaaa!

Salam,
Venessa Allia

8 comments:

Ayu Welirang mengatakan...

Wuiiih asyiiik~

Tapi, gue juga kayaknya sama. Kurang paham sama lukisan abstrak atau geometri, kecuali lukisannya yang saintifik, futuristik atau rada-rada distopia gitu sih lumayan ngerti. Soalnya kalo lukisan yang futuristik gitu kan suka eksplisit maksud dari lukisannya, walau kalo diartikan juga sebenarnya nggak nyata-nyata amat. Tapi kalo abstrak dan geometri tuh, suka gimana persepsi orang kayaknya ya? Dijudulin ABC, tapi bisa aja kita menangkap maksudnya malah DEF. XD

Venessa Allia mengatakan...

@Ayu Welirang: coba ajaa lo lihat2 pameran di Ruci Art ini, ajak abang odat, hehehe

Ayu Welirang mengatakan...

Nanti gue ke sana deh, masih sampe 28 Januari. Lumayaan.

utii mengatakan...

Jadi keingetan diajakin lihat pameran lukisan sama teman dari Bali. Sementara dia menerangkan, saya termenung... karena Gak ngerti....
Tapi maluu...

Venessa Allia mengatakan...

@Utii: Halo Utii, salam kenal. I feel you! Mungkin harus sering-sering datang pameran supaya bisa jadi ngerti :)

Unknown mengatakan...

Hi Venessa,

Ini Ruci yang ada Tuku nya itu yah? Kalo bener Ruci nya yang itu, mesti nyobain Tuku nya tuh soale kopinya (menurut saya) enak banget :))

Jadi pengen kesanaaa (mana gratisan pula yah hahahah)

Venessa Allia mengatakan...

Halo Yuna. Iyaaa yang ada Kopi Tuku nya, tapi aku nggak beli dan aku menyesaaal, haha. Apa kesana lagi yaa demi Kopi Tuku? hehehe :)

nzulfah mengatakan...

Seru iiiihh..
Aku dari dulu pengen bgt ke pameran lukisan tapi belom kesampeaaaan 😂