Jumat, 05 Juni 2015

10 Minggu Itu



Pasti sudah sering dengar kalau waitu itu bersifat relatif.
Satu jam bisa jadi waktu yang lama bagi orang yang sedang menunggu, sekaligus bisa jadi waktu yang sangat cepat untuk orang yang sedang menghabiskan waktu bersama orang terkasih sebelum kembali berpisah.

Kalau 10 minggu, menurut kamu itu waktu yang lama atau sebentar?
Awalnya gw pikir 10 minggu adalah waktu yang lama. Tapi karena 10 minggu terakhir ini gw lalui dengan berbeda, membuat 10 minggu menjadi berlalu express. Proses yang gw mulai di minggu terakhir bulan Maret, eh besok sudah mencapai titik finalnya.

Di tulisan-tulisan sebelumnya, gw sudah beberapa kali menyebutkan bahwa gw sedang mengikuti training yang berjudul “Self Transformation”, atau gw biasa sebut dengan eSTe. Kalau ada yang nanya, setelah 10 minggu training ini gw jalani, lalu gw sudah berhasil transform menjadi apa? Gw akan jawab bahwa  gw sudah transform menjadi.. ranger pink, haha.

Kalau mau flashback tentang apa saja yang sudah terjadi selama 10 minggu ke belakang. Gw mendapatkan banyak pelajaran tentang diri gw sendiri. Dalam 10 minggu terakhir, gw yang sering terjebak dalam keragu-raguan ternyata punya keberanian untuk mengambil keputusan dan hidup dengan segala resikonya. Bagi gw ini temuan penting yang akan gw jaga sampai sepanjang hidup, karena pasti masih akan ada banyak pilihan-pilihan di masa depan yang mengharuskan gw untuk kembali membuat keputusan-keputusan.

Dalam 10 minggu terakhir, gw pun merasakan dan mengalami sendiri kalau overthinking itu berbahaya. Pikiran ini diberikan Tuhan ke manusia memang untuk dipakai, tetapi tidak untuk dipakai secara berlebihan seperti memikirkan kekhawatiran-kekhawatiran yang belum terjadi dan hal-hal negatif lainnya yang sebenarnya hanya ada di pikiran gw sendiri. Gw sebut overthinking ini sebagai penyakit baru yang melemahkan manusia, membuat mereka terbelenggu dan tidak bisa berbuat bebas. Gw tidak menyangka spontanitas itu sepenting ini. Spontan dan lakukan apapun resikonya. Karena akan selalu ada resiko yang ditanggung dari setiap pilihan manusia kan? Jadi gw tidak pernah akan lepas dari resiko-resiko setiap pilihan-pilihan hidup gw. Tapi selama gw mengerjakan sesuatu yang baik, maka akan seburuk apa sih resiko nya? Insha Alloh akan selalu ada jalan kemudahan di setiap kesulitan. Nah keberanian gw Paralayang beberapa minggu kemarin (baca tulisan gw setelah ini), adalah salah satu tindakan spontanitas gw. Kalau gw ovethinking, mikirin takut celaka, ngeri, nggak aman dan sebagainya.. pasti gw nggak mau ikutan. Tapi spontanitas membuat gw berpikir “lakukan saja apapun resikonya” dan gw pun merasakan luar biasanya sensasi terbaaang.

Di 10 minggu kemarin juga gw cukup banyak dikesalkan oleh my monkey mind (istilah baru yang gw dapatkan  untuk orang-orang yang pikirannya mudah berubah dari satu hal ke hal yang lain, atau dengan kata lain susah fokus). Pada pekerjaan-pekerjaan kecil saja gw dengan mudah terdistraksi, apalagi pada rencana dan pekerjaan-pekerjaan besar yang harusnya menuntut gw punya fokus dan kesungguhan yang lebih kuat.  Masalah ini adalah PR yang harus gw selesaikan, heft. Mudah-mudahan nggak butuh seumur hidup untuk menyelesaikannya ya.    

Sepuluh minggu terakhir ini gw juga dikelilingi orang-orang yang sama-sama sedang berproses seperti gw. Mereka yang dengan ikhlas mendukung dan mengingatkan gw saat gw berada di lowest point. Mereka yang juga sedang dalam proses transformasi, memberikan gw juga banyak pelajaran baru. Senang sekali bisa kenal dan menjadi bagian dari mereka, menyaksikan mereka satu per satu berproses dan berhasil mencapai target-targetnya. Setiap minggu kita kumpul bareng, baik di dunia nyata atau dunia maya, saling menceritakan progressnya masing-masing. Dan mendengar cerita dari teman-teman, rasanya seperti bercermin, karena sering kali gw merasa pernah merasakan hal yang sama. Untuk Areji, Adrian, Sari, Sari Asih, Ferdi dan Satria, terimakasih yaaaa . You are the best guys.
Sebagai penutup, sepuluh minggu ini selain menjadi 10 minggu yang sangat produktif, gw mendapat banyak hikmah dan lesson learned, yang gw niatkan akan gw jaga dan bawa di sisa hidup gw ke depan. ST memberikan gw nilai-nilai baru yang jauh lebih positif dibandingkan segala pikiran negatif di otak gw. Gw mengambil kesimpulan bahwa ikut eSTe adalah salah satu keputusan yang sangat baik yang gw pernah lakukan. Terimakasih yaaa kalian semua. Terimakasih telah memfasilitasi gw dalam setiap proses ini. Terimakasih telah jadi bagian dalam cerita-cerita gw.



special thanks untuk Areji, karena nggak pernah lupa mengabadikan moment-moment seru kita :)

Stay positive yaa.
Salam,
Venessa Allia

0 comments: