Senin, 25 Mei 2015

Penghuni Favorit


Kita bisa punya banyak alasan mengapa kita bisa betah atau tidak betah berada di rumah. Bisa jadi alasan kita betah di rumah adalah karena rumah kita yang selalu bersih karena selalu ada sumber daya manusia yang membersihkan. Mungkin juga kita  betah di rumah karena fasilitas di rumah yang sekelas hotel berbintang, lengkap dengan perabotan mewah dan makanan-makanan mahal, atau mungkin juga kita betah dirumah karena selalu ada mama dan papa yang memberikan perhatian dan kasih sayang. Demikian sebaliknya, kita bisa memiliki sejuta alasan untuk tidak betah atau bosan berada dirumah. Rumah berantakan, fasilitas seadanya, anggota keluarga yang menyebalkan, serta berbagai alasan lainnya yang mampu membuat kita rasanya ingin minggat dari rumah.

Sebagaimana setiap manusia memiliki alasan, saya pun punya alasan mengapa saya betah berada di rumah ini.

Rumah ini memang tidak sempurna, ada saja cacatnya, dan ibarat pepatah “rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau”, rumah tetangga pun selalu kelihatan lebih menjanjikan. Tapi ketidaksempurnaan tersebut tidak lantas membuat saya menjadi tidak betah di rumah, karena ada satu alasan mengapa saya sangat senang ada disini, yaitu rumah ini diberkahi dengan para penghuni yang menyenangkan dan inspiratif sekali.

Beberapa penghuni rumah ini, saya akui punya sense of humor yang tinggi sehingga kalau lagi sama mereka saya bisa tertawa sampai mengeluarkan air mata. Beberapa penghuni yang lain sense of humor-nya level tiarap, tapi saking garingnya bikin saya ingin tertawa juga (karena kasian hahaha). Tapi, walaupun banyak penghuni di rumah ini yang tukang bercanda, dalam konteks profesional mereka adalah orang-orang yang kompeten dan bertanggung jawab. Boleh jadi di malam hari saya dan beberapa penghuni rumah ini makan malam bareng sambil ketawa-ketawa ngakak karena suatu permainan yang kita sebut main “babi” (sebuah permainan yang rasanya tidak perlu di deskripsikan atau tulisan ini akan jadi sangat panjang :D), tapi besok paginya kita tetap meeting dengan profesional, menjalankan fungsi masing-masing dengan baik. Dan mungkin karena hubungan antar personal yang terbangun dengan baik, jadi ketika ada gesekan-gesekan karena tuntutan pekerjaan tidak menjadi masalah yang besar. Hebatnya lagi, rumah ini juga dipenuhi orang-orang yang memiliki semangat belajar yang luar biasa. Orang-orang yang mau bersusah payah mempelajari hal baru serta berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan selama proses pembelajaran. Berada diantara mereka membuat saya semakin termotivasi untuk terus mencari tahu dan tidak enggan membagikan informasi yang dimiliki.

Oiya, semenjak menjadi penghuni rumah ini saya jadi punya hobi baru yaitu jalan-jalan. Ya habis gimana dong, ada banyak banget traveler lalu lalang di rumah ini, dari yang level backpacker sampai flashpacker juga ada. Dari yang suka city tour sambil belanja-belanja keliling kota sampai para pendaki gunung yang anti kemapanan, semuanya lengkap. Tinggal di rumah ini membuat jalan-jalan menjadi sesuatu yang sederhana, cuma tinggal duduk manis aja eh tiba-tiba ada yang blast itinerary di grup Whatsapp, yang diakhiri dengan kalimat “Weekend ini ada yang mau ikut?”. Contohnya beberapa hari yang lalu, saya baru saja mencoba "Tandem Flight Paralayang" di Puncak, bareng sama 5 orang penghuni rumah ini juga. Entah kenapa kalau sama teman-teman saya yang lain (di luar rumah ini), merencanakan sesuatu kegiatan sering berakhir menjadi wacana, tapi kalau sama anak-anak di rumah ini, entah kenapa selalu terlaksana. Yah sisi negatifnya, kebanyakan gaul sama traveler-traveler di rumah ini bikin tabungan saya gampang banget menguapnya :D

Eitss..tapi biarpun mereka tukang jalan-jalan, para penghuni rumah yang saya idolakan ini juga punya jiwa sosial yang tinggi lho. Dan Thanks God, sifat mereka ini juga menular ke diri saya. Di setiap kegiatan-kegiatan kerelawanan yang saya ikuti di beberapa tahun terakhir, selalu saya temukan ada penghuni rumah ini ikut serta disana. Banyak orang di rumah ini yang saya kenal memiliki kegiatan sosial di luar rumah, apapun itu bentuknya, dari yang jadi guru ngaji, ngajar di SD atau terlibat di event-event sosial yang lain. Mereka itu seperti punya banyak tenaga ekstra untuk menghabiskan waktu dengan cara berbagi dengan sesama. Orang tua saya sempat pernah komentar “Kamu tuh nggak capek apa selain kerja masih ngurusin yang macem-macem (waktu itu kebetulan saya lagi jadi relawan di FGIM)”. Hihi.. saya sih ketawa aja dengernya. Karena Mama Papa nggak tau, bahwa selain saya ada banyak teman di rumah ini yang melakukan hal yang sama, bahkan mungkin jauh lebih baik dari apa yang sudah saya lakukan. Yah tapi tetap saja sih, di balik kepositifan mereka semua, mereka tetap anak muda 20 tahunan yang juga sering galau karena quarter life crisis, ahahaha. Merekalah orang-orang favorit saya. Penghuni rumah yang membuat saya selalu merasa nyaman ada di rumah ini.

Saya pernah dengar ada yang bilang bahwa “kamu adalah kombinasi dari 5 orang yang sering berada di sekitarmu”. Jadi apa adanya saya sekarang, sedikit banyak disebabkan oleh penghuni rumah kedua ini. Rumah Kedua? Iya Rumah Kedua. Mungkin akan ada banyak orang yang menilai saya berlebihan menggunakan istilah ini. Dulu pun saya menganggap “Rumah Kedua” adalah istilah yang berlebihan. Karena saya termasuk orang yang memberikan penghargaan tinggi pada kata “rumah”, sehingga tidak semua tempat akan dengan mudah saya nobatkan sebagai rumah kedua. Tapi semakin lama berada di rumah ini dan dikelilingi banyak orang yang hadir sebagai teman dan saudara, membuat saya akhirnya menyetujui bahwa memang benar tempat ini adalah rumah kedua saya. Hal ini mungkin sulit dipahami bagi banyak orang, apalagi bagi mereka yang terjebak dalam kehidupan pekerjaan yang tidak menyenangkan. Hemm.. memang ada banyak hal-hal yang perlu dirasakan sendiri untuk dapat benar-benar mengerti maknanya, menjadikan kantor ini sebagai rumah kedua mungkin salah satunya.  

Kantor ini statusnya sudah lebih dari tempat mencari penghidupan. Kantor ini adalah tempat belajar dan tempat saya berkumpul dengan banyak orang yang saya sukai, yang membuat saya tidak enggan menghabiskan banyak waktu dengan mereka. Sepertiga waktu saya setiap harinya saya habiskan di tempat ini, tapi saya tidak keberatan, karena saya sadari selalu ada keseruan dan pembelajaran. Bukan berarti saya tidak pernah bosan berada dirumah ini, karena memang rumah ini tidak sempurna, jadi selalu ada saja kurangnya di mata saya. Tapi apa sih yang sempurna di dunia ini? Nggak ada kan? Maka untuk segala kekurangan dan kelebihannya, serta warna-warni karakter penghuni rumah yang selalu dapat menginspirasi hidup saya, iya saya setuju, kalau tempat ini adalah Rumah Kedua. Iya, Nutrifood adalah Rumah Kedua.


Merekalah rumah kedua saya.

Anyway, terimakasih sudah membaca cerita ini. Stay positive yaa.


Salam,
Venessa Allia
#Nutrifood #PersonalLife

0 comments: