Minggu, 28 Juni 2015

3 Jam Bersama Grafolog

Hai!

Siang ini gw mau sharing tentang pengalaman minggu kemarin ikut kelas Leadership Insight (Light) di kantor. Dari pertama dapat invitation-nya rasanya udah excited banget karena dari dulu sangat tertarik dengan topik ini. Pembicaranya pun gw ketahui termasuk yang ahli dalam bidang ini, dan gw udah beberapa kali dengerin dia siaran di radio Jak FM membahas tentang hal ini.
Topik yang gw maksud yaitu Grafologi
Dan pembicara yang gw maksud adalah Deborah Dewi.. Yeay!

Gw pribadi pertama kali mendengar grafologi waktu kelas 3 SMA. Waktu itu karena lagi jaman-jamannya bingung mau kuliah jurusan apa dan dimana, ada seorang kakak kelas yang menceritakan sebelum dia memutuskan mau kuliah di jurusan apa, dia memakai jasa grafolog untuk menganalisa karakter dari tulisan tangannya dan memberikan rekomendasi jurusan yang cocok untuk dia tekuni. Dia cerita kalau caranya cukup mudah, dia hanya perlu cukup menulis di kertas polos dengan alas yang datar sebanyak kurang lebih 1-2 halaman, lalu grafolog akan memberikan analisa karakter berdasarkan tulisan tersebut. Karena cerita dari senior gw ini saat itu cukup meyakinkan, saat itu gw sebenernya tertarik juga pengen nyoba, tapi waktu dia kasih tau biayanya berapa..hemmm langsung berubah pikiran. Mahal cing!

Saat kuliah, temen sekelas gw ada yang tertarik juga sama grafologi, tapi ketertarikannya dibuktikan dengan lebih konkret dari gw yang cuma asal tertarik doang, hehe. Dia secara otodidak belajar grafologi, jadi belajar dari buku-buku gitu. Gw inget tuh di tengah kelas yang saat itu, maaf, menjemukan, dia nyuruh gw nulis terus mencoba membaca tulisan gw dan menjelaskan lebih banyak soal grafologi ke gw.

Jadi, intinya grafologi bukan sesuatu yang sama sekali baru buat gw. Hanya saja gw belum pernah mendengar seorang grafolog profesional bicara soal grafologi di depan gw. Makanya waktu dapat invitation  kelas Light ini, dan untungnya tanggalnya pas, gw langsung accept undangannya.Saat sesi Light bersama Mbak Debo, gw sempat menulis beberapa notes terkait ilmu membaca tulisan tangan ini:

  1. Ada 400 indikator grafis yang bisa dibaca dalam grafologi untuk membuat suatu analisis. Grafologi tidak bisa membaca masa depan, jenis kelamin atau fisik seseorang, tapi bisa membaca karakter, kepribadian, cara orang tersebut melihat diri sendiri dan respon orang tersebut saat tertekan. Untuk menghasilkan analisa yang akurat, tentunya ada batasan-batasan sampel, misalnya menulis harus di tempat yang datar, menulis menggunakan bahasa ibu, serta menulis dalam keadaan rileks.
  2. Tangan adalah hardware untuk menulis. Tapi yang berperan penting dalam prosesnya adalah otak, makanya handwriting sendiri sering disebut sebagai brainwriting. Dan karena bersifat sebagai hardware, menulis pada umumnya memang menggunakan tangan, tapi tangan bukan satu-satunya hardware untuk menulis. Orang-orang difabel bisa menggunakan kaki, mulut atau bagian tubuh lainnya untuk menulis. Yang penting adalah otaknya. Dan mau apapun hardware-nya, tulisan tersebut bisa dianalisa oleh grafolog. 
  3. Nobody write in the same way. Dipikir-pikir ini masuk akal juga sih, secara umum setiap anak diajarkan menulis dengan cara yang sama, tapi saat pegang alat tulis dan menulis, keluarnya bisa beda-beda kan? :). Tulisan tangan secara normal memang akan berubah (sebagaimana karakter manusia pun bisa berubah). Secara umum tulisan seseorang dari usia 8 tahun sudah bisa dibaca, dan sampai usia sekitar 13 tahun seseorang bisa melakukan terapi merubah tulisan tangan untuk menghilangkan karakter-karakter yang tidak disukai. 
  4. Kita mengenal ada yang disebut Ego, Super Ego dan Id. Ego dipengaruhi otak bawah sadar sementara Super Ego dan Id dipengaruhi otak bawah sadar. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa:

Ego = The Balanced Self
Super Ego = The Perfect Self (Sesuai Aturan)
Id = The Instinctive Self
Nah, grafolog akan menganalisa tulisan tangan dan kemudian dikaitkan dengan kondisi Ego, Super Ego dan Id dalam diri seseorang. Mbak Debo juga menjelaskan secara umum ada 4 tipe tulisan seseorang yaitu tipe paku, payung, gelas dan benang (sebenarnya ada bahasa ilmiahnya cuma karena istilahnya ribet jadi gw nggak inget)
Paku: agresif
Payung: punya naluri melindungi
Gelas: mudah menerima dan asertif
Benang: memiliki ritme kerja yang cepat

Kurang lebih seperti ini contoh tipe tulisan yang digambarkan Mbak Debo

Selain melihat tipe tulisannya, dalam menganalisa grafolog juga akan melihat form tulisan, connective form, spasi dan margin, irregular/regular dan sebagainya. Analisanya ada banyaaak banget, tapi beberapa analisa yang gw ingat dari penjelasan Mbak Debo:

  1. The Rhytm of Space (spasi, margin) akan menunjukan super ego seseorang
  2. Connective form akan menunjukan ego needs seseorang. Tulisan yang semakin cetak (printing) biasanya memiliki ego needs yang besar juga sehingga perhatian ke dirinya sendiri pun sangat besar, orang seperti ini juga biasanya selalu merasa ingin menunjukan lebih.

Walaupun sudah mengikuti sesi Light ini, bukan berarti gw sudah bisa baca tulisan orang loh yaa. Dari penjelasannya Mbak Debo, gw semakin tahu bahwa menganalisa tulisan tidak bisa ngasal dan ada sangat banyak indikator grafis yang harus dilihat dan dikaitkan satu sama lain, jadi ya nggak bisa sotoy :p
Ada satu hal yang terlintas dipikiran gw saat mendengarkan cerita-cerita Mbak Debo. Gw kepikiran “Ini orang pusing nggak ya ngeliat tulisan dikit pasti bawaannya pengen analisis”. Hihihi. Tapi jadi specialist seperti dia  yang ilmunya bisa dimanfaatkan untuk kebaikan orang lain, pasti menyenangkan dan Insha Alloh berkah :). She is so inspiring.  Dan bagi gw yang people oriented, menganalisa dan memahami karakter seseorang adalah sesuatu yang sangat menarik. Dulu kan gw pengen jadi psikolog, tapi jalan Tuhan membawa gw ke dunia science and technology ini, tapi tetap happy dan sangat bersyukur kok, alhamdulillah.

Kurang lebih 3 jam gw dan teman-teman habiskan untuk bersama-sama mendengarkan cerita dari seorang Grafolog profesional. Ini salah satu sesi Light yang gw suka (tapi sesi Light terbaik tetep sesi Light-nya Pak Handry Satriago sih). Mudah-mudahan masih dikasih kesempatan untuk datang ke sesi Light berikutnya ya :).

Okee..Terimakasih sudah membaca.
Stay positive yaa

Salam,

Venessa Allia

0 comments: