Jauh sebelum 19 September 2018 ketika banyak banget
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah membuka formasi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS), beberapa teman kontak gue dan nanya-nanya soal proses seleksi
CPNS serta apa aja yang harus dipelajari. Gue jadi kepikiran, mungkin ada
manfaatnya kalau gue nulis sedikit tentang pengalaman rekrutmen dulu. Beberapa
informasi informal yang sifatnya based on
experiences. Kalau soal teknis mah baca aja di pengumuman resmi
kementerian/lembaga (K/L) yang buka lowongan. Zaman sekarang pemerintah juga
udah melek media sosial, dan secara umum menurut gue media sosialnya sudah
difungsikan dengan baik, termasuk terkait pengumuman atau FAQ rekrutmen. Ohiya,
sekali lagi tulisan ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saat gue
berproses di rekrutmen CPNS Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Setiap
K/L bisa punya proses rekrutmen dan syarat yang berbeda, walaupun secara garis
besar alurnya akan sama karena sudah diatur oleh Badan Kepegawaian Negara. Jadi
yaa jangan lupa baca secara teliti syarat dan proses rekrutmen CPNS K/L yang
kamu mau yaa.
Tapi sebelum ituuuu, sebelum kamu mulai mempersiapkan semua
dokumen persyaratan. Ada baiknya kamu tanya dulu sama diri sendiri. Beneran mau
jadi PNS? Udah siap jadi pemerintah yang selalu dituntut kebenaran? Udah siap
masuk hutan birokrasi yang tidak semudah itu direformasi?
Berdasarkan 8 bulan pengalaman jadi CPNS, ada beberapa poin
konsiderasi yang menurut gue layak untuk dipikirkan sebelum kamu mulai
capek-capek mengikuti proses rekrutmen. Kenapa hal ini harus dipikirkan sejak
awal, karena menurut gue, ikutan proses seleksi itu artinya lo harus siap kalah
sekaligus siap menang. Kalau kalah, ya yakini saja bahwa usaha yang dilakukan
dengan ikhlas adalah ibadah yang akan dihargai Tuhan. Kalau menang, hmmm
siap-siap ada konsekuensi dalam kemenangan.
Coba tanyakan kepada dirimu sendiri, beranikah kamu…
1. Menjadi pegawai negara yang kerjaannya menjadi
sorotan dan bisa jadi bahan berita semata-mata karena gaji lo tuh dibayar dari
uang pajak rakyat? Gue ambil contoh, perkara PNS dapat THR yang lebih besar aja
jadi berita di media, kalau di swasta, lo mau dapet THR sepuluh kali gaji juga siapa
yang peduli? Hehehe. Kalau nggak siap atau nggak suka, pikir-pikir lagi.
2. Menjadi pegawai negara dengan gaji pokok dan
tunjangan yang nilainya bisa kamu lihat di Peraturan Menteri Keuangan. Sebelum
kamu memutuskan mau melalui proses rekrutmen, ada baiknya kamu tau soal berapa
sih gaji PNS itu. Emang sih PNS itu gajinya bukan single salary kayak di swasta, ada pendapatan yang sifatnya
variabel kayak uang saku dari perjalanan dinas, honor tim, honor kalau suatu
hari jadi narasumber, THR dan gaji-13. Tapi yaa itu sifatnya variabel,
tergantung kebijakan yang berlaku saat itu, artinya bisa berubah, bisa ada,
bisa nggak ada, bisa sedikit, bisa banyak. Memang sih, perkara rezeki itu bukan
hanya gaji, dan datangnya bisa dari mana aja. Gue pun bisa hidup sampai
sekarang salah satunya karena ayah gue seorang PNS, dan gue alhamdulillah hidup sejahtera. Tapi karena sekarang kita lagi
ngomongin soal pekerjaan, maka saat ini gue berbicara rezeki dalam konteks yang
sangat sempit yaitu gaji. Intinya, sejauh yang gue lihat, pekerjaan ini
memang memberikan stabilitas pendapatan, tinggal pinter-pinter aja ngaturnya.
Tapi kalau kamu masih punya mimpi punya pekerjaan yang bisa bikin kamu pakai
baju branded from head to toe, sering-sering liburan ke luar negeri saat long weekend atau dinner di rooftop restaurant Jakarta setiap malam minggu,
kayaknya ini bukan pekerjaan yang cocok deh. Coba pertimbangkan lagi opsi
pekerjaan lainnya. Entah kenapa menurut gue penting untuk menyampaikan hal ini.
Karena kalau dengan mimpi setinggi itu lo maksa jadi PNS, terus waktu udah jadi
PNS (amit-amit) memanfaatkan segala cara untuk dapat uang sebanyak-banyaknya,
wah bahayanya dunia akhirat.
3. Kerja dalam sistem birokrasi yang tidak
sederhana dan formal. Jujur ya, awal-awal gue shock waktu tau kalau untuk komunikasi antar Sub Direktorat aja
mekanismenya harus lewat surat. Walau lama-lama terbiasa juga sama urusan
surat menyurat ini. Hal-hal kayak begini, dulu gue nggak tau sama sekali, makanya
sekarang gue ingin sharing bahwa sekali
lo jadi birokrat, bersiaplah dengan cara komunikasi yang birokratis. Bukan
berarti pemerintah nggak boleh pakai email yaaa. Email sih ada dan difungsikan
juga. Cuma yaaa tetep ada hal-hal yang harus disampaikan secara resmi lewat
surat. Buat gue yang dulu pernah kerja di swasta, dan nggak pernah sama sekali
bikin surat, agak kaget juga dan merasa ribet banget. Tapi setelah 8 bulan,
udah biasa aja sih sekarang. Nah jadi, kalau kamu tipe orang yang nggak suka sama
urusan administratif dan formal, yaaa pikir-pikir lagi kalau mau jadi PNS.
4. Melek regulasi. Apapun formasi yang kamu lamar,
namanya pegawai pemerintah ya harus paham, atau setidaknya tahu regulasi dari
pekerjaannya. Karena fungsi pemerintah adalah sebagai regulator. Gue dulu
setiap disuruh baca Peraturan Menteri bawaannya ngantuk, sekarang masih ngantuk
sih, hahaha, tapi mendingan lah, sudah lebih terbiasa baca regulasi. Di formasi
yang spesifik pun, kayak peneliti atau dosen, penting untuk paham tentang dasar
hukum dan regulasi yang terkait dengan lembaga atau pekerjaannya. Hal-hal
seperti ini nggak pernah gue jumpai di pekerjaan gue yang lama. Kayaknya dulu
kalau soal regulasi ya diserahkan saja ke bagian Regulatory. Jadi PNS juga harus
punya sense untuk berpikir makro,
kalau nggak suka akan hal itu, yaa pikir-pikir lagi.
5. Menjadi pelayan publik. Kalau masih mikir jadi
PNS itu artinya kamu akan jadi raja yang dilayani, udah nggak usah ikut
rekrutmen sekalian. Sebenarnya sih mental sok raja kayak gitu juga nggak akan
berguna di mana pun kamu bekerja. Bukankah bekerja itu artinya kamu memberikan service? Customer-nya saja yang bisa beda-beda. Ohiya, kalau kamu masih
punya niatan untuk gabung di partai politik, nggak usah capek-capek ikut
seleksi ya, ngeribetin panitia aja, karena PNS nggak boleh gabung di parpol.
Coba pikirkan dulu lima hal tersebut. Gue katakan itu semua
karena gue percaya kalau umur kamu udah memenuhi syarat daftar PNS, artinya
kamu sudah dewasa. Dewasa artinya berpikir sebelum memutuskan, dan bertanggung
jawab dengan konsekuensi dalam setiap pilihan. Walaupun memang sih, tidak semua
hal bisa kita prediksi dari awal, termasuk konsekuensi dan keadaan yang
berubah. Semoga pilihan kita tidak membuat kita menjadi merugikan orang
lain, apalagi menjadi egois.
Gue percaya bahwa sebenarnya setiap keputusan manusia itu
dikendalikan oleh value yang
dia pegang, termasuk dalam perkara memilih pekerjaan. Anyway, pengalaman bekerja gue hingga sejauh ini (beberapa tahun di perusahaan FMCG yang punya banyak leading
brand, beberapa bulan di salah satu well
known multinational consulting dan beberapa bulan sebagai CPNS di
Kementerian yang ngurusin industri migas tanah air) sudah membawa gue pada
keputusan bahwa kerja di mana aja itu sama, karena masing-masing ada kelebihan
dan kekurangan, nggak ada yang sempurna. Jadi bagi gue sekarang pilihannya balik
lagi ke value apa yang gue pegang,
apa yang gue suka dan apa yang menurut gue penting, itu semua menjadi alasan
gue memilih dan bertahan dengan pilihan.
Coba luangkan waktu untuk ngobrol sama diri sendiri. Apa sih yang menurut kamu penting dalam
memilih pekerjaan? Mungkin gue punya sedikit panduan:
a. Kalau value
tertinggi kamu adalah uang, kayaknya kamu harus berpikir ulang apakah kamu
cocok menjadi PNS. Sebenarnya sih kamu juga harus berpikir ulang juga apakah value yang kamu pegang sudah benar,
hehehe. Mengutip perkataan Ustad Nouman Ali Khan dalam kajian beliau di Youtube
yang berjudul Choosing Career, “The world needs more than just people that make
money.”
b. Kalau kontribusi pada bidang strategis yang berhubungan
dengan hidup banyak orang adalah value
penting bagi kamu, maka ya, menjadi PNS adalah salah satu cara yang baik.
c. Kalau kamu suka networking, definitely yes jadilah PNS! Sejauh yang gue amati, salah satu
bagian terbaik dari menjadi PNS adalah punya jaringan yang luas.
d. Kalau kreativitas adalah value yang penting buat kamu, sejujurnya gue tidak merekomendasikan
kamu menjadi PNS. Bukan berarti jadi pegawai pemerintah itu tidak bisa kreatif.
Ruang berkreasi itu ada, tapi sejauh pengamatan gue, tidak sebanyak (atau
seliar) saat gue bekerja di swasta. Mungkin kamu lebih cocok kerja di start-up company yang lebih agile dan flexible.
e. Kalau kamu ingin kerja yang santai-santai aja,
jangan jadi PNS, jangan kerja di swasta, BUMN, atau manapun juga. Inget nasihat
Imam Syafii, “Bersusah payahlah, sebab kenikmatan hidup hanya ada dalam kerja
keras.”
Be honest. Ask yourself.
Ask God to guide your decision. Trust Him, Dia yang Maha Benar.
Tulisan gue ini juga pasti banyak salahnya. Apa yang gue tulis,
murni dari pengalaman dan pengetahuan gue yang masih cetek banget. Maaf banget kalau kesannya sok tahu. Silahkan
jika ada yang ingin melengkapi atau menambahkan, feel free untuk sharing
yaa J
Soal pengalaman rekrutmen, dan beberapa info non teknis
lainnya, tunggu di tulisan selanjutnya.
Stay positive yaa!
Salam,
Venessa Allia
3 comments:
Kereeeen ini tulisannya dah lengkap beserta kutipan2 penting.. Hmm.. Buat gw yg lagi tiba2 tertarik buat daftar jadi pertimbangan jg..haha.. Btw tq yaakks.. Salam #1m1c :D
Lengkap banget ini..disertai kutipan2 kece.. keyeeeen.. Pas nih.. gw lg mendadak tertarik mau daftar..haha. btw Tq yaks.. Salaam #1m1c :D
aku maunya santai banyak uang networking serta makin kreatif kak hahahha... anyway makasih tulisannya bagus banget
Posting Komentar