Minggu, 23 September 2018

Siapa Berani jadi (C)PNS?



Jauh sebelum 19 September 2018 ketika banyak banget kementerian, lembaga dan pemerintah daerah membuka formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), beberapa teman kontak gue dan nanya-nanya soal proses seleksi CPNS serta apa aja yang harus dipelajari. Gue jadi kepikiran, mungkin ada manfaatnya kalau gue nulis sedikit tentang pengalaman rekrutmen dulu. Beberapa informasi informal yang sifatnya based on experiences. Kalau soal teknis mah baca aja di pengumuman resmi kementerian/lembaga (K/L) yang buka lowongan. Zaman sekarang pemerintah juga udah melek media sosial, dan secara umum menurut gue media sosialnya sudah difungsikan dengan baik, termasuk terkait pengumuman atau FAQ rekrutmen. Ohiya, sekali lagi tulisan ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saat gue berproses di rekrutmen CPNS Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Setiap K/L bisa punya proses rekrutmen dan syarat yang berbeda, walaupun secara garis besar alurnya akan sama karena sudah diatur oleh Badan Kepegawaian Negara. Jadi yaa jangan lupa baca secara teliti syarat dan proses rekrutmen CPNS K/L yang kamu mau yaa.

Tapi sebelum ituuuu, sebelum kamu mulai mempersiapkan semua dokumen persyaratan. Ada baiknya kamu tanya dulu sama diri sendiri. Beneran mau jadi PNS? Udah siap jadi pemerintah yang selalu dituntut kebenaran? Udah siap masuk hutan birokrasi yang tidak semudah itu direformasi?

Berdasarkan 8 bulan pengalaman jadi CPNS, ada beberapa poin konsiderasi yang menurut gue layak untuk dipikirkan sebelum kamu mulai capek-capek mengikuti proses rekrutmen. Kenapa hal ini harus dipikirkan sejak awal, karena menurut gue, ikutan proses seleksi itu artinya lo harus siap kalah sekaligus siap menang. Kalau kalah, ya yakini saja bahwa usaha yang dilakukan dengan ikhlas adalah ibadah yang akan dihargai Tuhan. Kalau menang, hmmm siap-siap ada konsekuensi dalam kemenangan.

Coba tanyakan kepada dirimu sendiri, beranikah kamu…
1. Menjadi pegawai negara yang kerjaannya menjadi sorotan dan bisa jadi bahan berita semata-mata karena gaji lo tuh dibayar dari uang pajak rakyat? Gue ambil contoh, perkara PNS dapat THR yang lebih besar aja jadi berita di media, kalau di swasta, lo mau dapet THR sepuluh kali gaji juga siapa yang peduli? Hehehe. Kalau nggak siap atau nggak suka, pikir-pikir lagi.

2. Menjadi pegawai negara dengan gaji pokok dan tunjangan yang nilainya bisa kamu lihat di Peraturan Menteri Keuangan. Sebelum kamu memutuskan mau melalui proses rekrutmen, ada baiknya kamu tau soal berapa sih gaji PNS itu. Emang sih PNS itu gajinya bukan single salary kayak di swasta, ada pendapatan yang sifatnya variabel kayak uang saku dari perjalanan dinas, honor tim, honor kalau suatu hari jadi narasumber, THR dan gaji-13. Tapi yaa itu sifatnya variabel, tergantung kebijakan yang berlaku saat itu, artinya bisa berubah, bisa ada, bisa nggak ada, bisa sedikit, bisa banyak. Memang sih, perkara rezeki itu bukan hanya gaji, dan datangnya bisa dari mana aja. Gue pun bisa hidup sampai sekarang salah satunya karena ayah gue seorang PNS, dan gue alhamdulillah hidup sejahtera. Tapi karena sekarang kita lagi ngomongin soal pekerjaan, maka saat ini gue berbicara rezeki dalam konteks yang sangat sempit yaitu gaji. Intinya, sejauh yang gue lihat, pekerjaan ini memang memberikan stabilitas pendapatan, tinggal pinter-pinter aja ngaturnya. Tapi kalau kamu masih punya mimpi punya pekerjaan yang bisa bikin kamu pakai baju branded from head to toe, sering-sering liburan ke luar negeri saat long weekend atau dinner di rooftop restaurant Jakarta setiap malam minggu, kayaknya ini bukan pekerjaan yang cocok deh. Coba pertimbangkan lagi opsi pekerjaan lainnya. Entah kenapa menurut gue penting untuk menyampaikan hal ini. Karena kalau dengan mimpi setinggi itu lo maksa jadi PNS, terus waktu udah jadi PNS (amit-amit) memanfaatkan segala cara untuk dapat uang sebanyak-banyaknya, wah bahayanya dunia akhirat.

3. Kerja dalam sistem birokrasi yang tidak sederhana dan formal. Jujur ya, awal-awal gue shock waktu tau kalau untuk komunikasi antar Sub Direktorat aja mekanismenya harus lewat surat. Walau lama-lama terbiasa juga sama urusan surat menyurat ini. Hal-hal kayak begini, dulu gue nggak tau sama sekali, makanya sekarang gue ingin sharing bahwa sekali lo jadi birokrat, bersiaplah dengan cara komunikasi yang birokratis. Bukan berarti pemerintah nggak boleh pakai email yaaa. Email sih ada dan difungsikan juga. Cuma yaaa tetep ada hal-hal yang harus disampaikan secara resmi lewat surat. Buat gue yang dulu pernah kerja di swasta, dan nggak pernah sama sekali bikin surat, agak kaget juga dan merasa ribet banget. Tapi setelah 8 bulan, udah biasa aja sih sekarang. Nah jadi, kalau kamu tipe orang yang nggak suka sama urusan administratif dan formal, yaaa pikir-pikir lagi kalau mau jadi PNS.

4. Melek regulasi. Apapun formasi yang kamu lamar, namanya pegawai pemerintah ya harus paham, atau setidaknya tahu regulasi dari pekerjaannya. Karena fungsi pemerintah adalah sebagai regulator. Gue dulu setiap disuruh baca Peraturan Menteri bawaannya ngantuk, sekarang masih ngantuk sih, hahaha, tapi mendingan lah, sudah lebih terbiasa baca regulasi. Di formasi yang spesifik pun, kayak peneliti atau dosen, penting untuk paham tentang dasar hukum dan regulasi yang terkait dengan lembaga atau pekerjaannya. Hal-hal seperti ini nggak pernah gue jumpai di pekerjaan gue yang lama. Kayaknya dulu kalau soal regulasi ya diserahkan saja ke bagian Regulatory. Jadi PNS juga harus punya sense untuk berpikir makro, kalau nggak suka akan hal itu, yaa pikir-pikir lagi.

5. Menjadi pelayan publik. Kalau masih mikir jadi PNS itu artinya kamu akan jadi raja yang dilayani, udah nggak usah ikut rekrutmen sekalian. Sebenarnya sih mental sok raja kayak gitu juga nggak akan berguna di mana pun kamu bekerja. Bukankah bekerja itu artinya kamu memberikan service? Customer-nya saja yang bisa beda-beda. Ohiya, kalau kamu masih punya niatan untuk gabung di partai politik, nggak usah capek-capek ikut seleksi ya, ngeribetin panitia aja, karena PNS nggak boleh gabung di parpol.          

Coba pikirkan dulu lima hal tersebut. Gue katakan itu semua karena gue percaya kalau umur kamu udah memenuhi syarat daftar PNS, artinya kamu sudah dewasa. Dewasa artinya berpikir sebelum memutuskan, dan bertanggung jawab dengan konsekuensi dalam setiap pilihan. Walaupun memang sih, tidak semua hal bisa kita prediksi dari awal, termasuk konsekuensi dan keadaan yang berubah. Semoga pilihan kita tidak membuat kita menjadi merugikan orang lain, apalagi menjadi egois.

Gue percaya bahwa sebenarnya setiap keputusan manusia itu dikendalikan oleh value yang dia pegang, termasuk dalam perkara memilih pekerjaan. Anyway, pengalaman bekerja gue hingga sejauh ini (beberapa tahun di perusahaan FMCG yang punya banyak leading brand, beberapa bulan di salah satu well known multinational consulting dan beberapa bulan sebagai CPNS di Kementerian yang ngurusin industri migas tanah air) sudah membawa gue pada keputusan bahwa kerja di mana aja itu sama, karena masing-masing ada kelebihan dan kekurangan, nggak ada yang sempurna. Jadi bagi gue sekarang pilihannya balik lagi ke value apa yang gue pegang, apa yang gue suka dan apa yang menurut gue penting, itu semua menjadi alasan gue memilih dan bertahan dengan pilihan.

Coba luangkan waktu untuk ngobrol sama diri sendiri. Apa sih yang menurut kamu penting dalam memilih pekerjaan? Mungkin gue punya sedikit panduan:

a. Kalau value tertinggi kamu adalah uang, kayaknya kamu harus berpikir ulang apakah kamu cocok menjadi PNS. Sebenarnya sih kamu juga harus berpikir ulang juga apakah value yang kamu pegang sudah benar, hehehe. Mengutip perkataan Ustad Nouman Ali Khan dalam kajian beliau di Youtube yang berjudul Choosing Career, “The world needs more than just people that make money.”

b. Kalau kontribusi pada bidang strategis yang berhubungan dengan hidup banyak orang adalah value penting bagi kamu, maka ya, menjadi PNS adalah salah satu cara yang baik.

c. Kalau kamu suka networking, definitely yes jadilah PNS! Sejauh yang gue amati, salah satu bagian terbaik dari menjadi PNS adalah punya jaringan yang luas.

d. Kalau kreativitas adalah value yang penting buat kamu, sejujurnya gue tidak merekomendasikan kamu menjadi PNS. Bukan berarti jadi pegawai pemerintah itu tidak bisa kreatif. Ruang berkreasi itu ada, tapi sejauh pengamatan gue, tidak sebanyak (atau seliar) saat gue bekerja di swasta. Mungkin kamu lebih cocok kerja di start-up company yang lebih agile dan flexible.  

e. Kalau kamu ingin kerja yang santai-santai aja, jangan jadi PNS, jangan kerja di swasta, BUMN, atau manapun juga. Inget nasihat Imam Syafii, “Bersusah payahlah, sebab kenikmatan hidup hanya ada dalam kerja keras.”

Be honest. Ask yourself. Ask God to guide your decision. Trust Him, Dia yang Maha Benar.

Tulisan gue ini juga pasti banyak salahnya. Apa yang gue tulis, murni dari pengalaman dan pengetahuan gue yang masih cetek banget. Maaf banget kalau kesannya sok tahu. Silahkan jika ada yang ingin melengkapi atau menambahkan, feel free untuk sharing yaa J

Soal pengalaman rekrutmen, dan beberapa info non teknis lainnya, tunggu di tulisan selanjutnya.

Stay positive yaa!


Salam,
Venessa Allia



3 comments:

Ceuceumeo mengatakan...

Kereeeen ini tulisannya dah lengkap beserta kutipan2 penting.. Hmm.. Buat gw yg lagi tiba2 tertarik buat daftar jadi pertimbangan jg..haha.. Btw tq yaakks.. Salam #1m1c :D

Nhae Gerhana mengatakan...

Lengkap banget ini..disertai kutipan2 kece.. keyeeeen.. Pas nih.. gw lg mendadak tertarik mau daftar..haha. btw Tq yaks.. Salaam #1m1c :D

yosay aulia mengatakan...

aku maunya santai banyak uang networking serta makin kreatif kak hahahha... anyway makasih tulisannya bagus banget