Sabtu, 29 November 2014

Tara


Hei.
Sebelum melanjutkan cerita Labuan Bajo bagian selanjutnya, ada satu moment yang kayaknya perlu diabadikan di blog ini. Hari ini, Jumat 28 November 2014, anggota keluarga saya bertambah satu. Telah lahir ke dunia ini seorang bayi cantik bernama Tara Aisyah Nurrahmah. Dialah keponakan pertama saya. Putri pertama Uda dan Kak Tita. Cucu pertama di keluarga kami. Lahir dengan berat 3,4 kg, beda-beda tipis sama berat tantenya waktu lahir 25 tahun yang lalu. Pipinya temben, rambutnya banyak, dagunya lucu, mukanya bulet. Hari ini Tara sudah berhasil membawa keharuan dan kebahagiaan baru di keluarga kami. Padanya tercurah banyak sekali doa, supaya dia menjadi anak sholehah, sumber manfaat dan kebahagiaan bagi keluarga dan sebanyak-banyaknya manusia. Melihatnya, entah mengapa aku merasakan banyak keoptimisan, anak ini dengan izin-Nya, Inshaa Alloh akan jadi wanita yang penuh berkah dan kasih sayang. Selamat datang di dunia keponakanku.

Aku sempat terharu menyaksikan bayi yang usianya belum genap 24 jam tertidur dengan pulas. Juga saat Kak Tita berusaha menyusui bayinya. Lahirnya manusia di dunia dan hubungan suci antara ibu dan anak itu benar-benar suatu bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Begitulah.
Melihat Tara aku melihat satu lagi kebesaran Tuhan.
Melihat Tara aku merasakan satu lagi kebaikan Tuhan.
Alhamdulillahirabbil alamin.

Salam,
Venessa Allia

Rabu, 26 November 2014

#LBJ15 part 2: Excited!


Excited,

merupakan suatu kata dalam Bahasa Inggris yang menurut kamus bahasa online artinya adalah mendebarkan, menggairahkan, memperkesankan, meluapkan. Yah kurang lebih begitulah perasaan saya saat keseruan ini dimulai.

Perjalanan kami dimulai dari Surabaya (jangan tanya kenapa bisa start dr Surabaya, nanti kepanjangan tulisannya :p). Kita naik Air Asia paling pagi dari Surabaya ke Bali, transit beberapa jam di Bali lalu lanjut pakai pesawat kecil milik Garuda Indonesia ke Labuan Bajo. Selama di Bali nyempetin makan di Warung Nasi Pedas Bu Andika dan main-main di Kuta. Lumayanlah bisa basah-basahin kaki di tepi pantai sambil check in di Path ngasih tau Pathworld kalau lagi di Bali (padahal transit doang, hehe).  Anyway, ini pertama kali saya naik pesawat kecil yang kursinya kayaknya nggak nyampe 40 baris. Menaiki pesawat ini ada kegairahan yang nggak bisa dijelaskan. It Feels like Riyanni Djangkaru or Nadine Chandrawinata hahaha :D
Kalau selama ini naik pesawat terbang, biasanya saya hanya bisa melihat awan dan lautan biru polos. Nah terbang kali ini berbeda, karena dalam perjalanan ke Labuan Bajo, dari atas saya bisa melihat gugus-gugus pulau yang hijau dikelilingi lautan biru, bahkan kelihatan ada beberapa gunung yang berdiri gagah. Mungkin karena ini pesawat kecil jadi kita terbang di ketinggian yang relatif lebih rendah dibanding dengan pesawat lainnya. Ohiya, waktu ke Labuan Bajo, saya duduk di samping seorang bapak bule dari Swedia. Dari ceritanya dia udah beberapa bulan liburan di Indonesia, udah jalan-jalan ke Bali, Lombok, Borneo, dan sekarang mau ke Flores. Selama dia cerita, saya cuma mikir tapi nggak berani nanya, ini bule di Sweden kerjaannya apa ya :p

Katanya jaman sekarang berlaku aturan "No Pic = Hoax". Siapa juga sih yang bikin aturan begini -_-. Foto ini diambil oleh Hilda. Thank you Hilda buat fotonya.

Oke, akhirnya setelah 1 jam 20 menit, sampailah kita di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Bandaranya menurut saya cukup bagus. Toiletnya bersih dan tempat menunggunya cukup nyaman. Sesampainya disini kami langsung dijemput oleh 2 orang EO baik hati yang akan menemani kami selama 3 hari kedepan. Mereka berasal dari komunitas jalan-jalan yang menamakan diri “Jalan Bersama”. Komunitas ini juga yang sebelumnya jadi EO waktu saya ikut gathering ke Bromo. Karena beberapa dari kita dapat kesan positif waktu perjalanan ke Bromo kemarin, maka kita nggak ragu untuk ajak mereka lagi di liburan Labuan Bajo kali ini :).


Dari bandara, kami menuju Hotel Pelangi. Hotel ini bukan hotel mewah, tapi dekat banget dengan dermaga (contoh informasi penting) dan di depan hotel ada lapangan bola (contoh informasi nggak penting). Sore hari kita berlima belas nyempetin ngeliat matahari tenggelam di dermaga. Pemandangannya disini menurut saya biasa aja sih, cuma karena 4 dari 15 orang ini adalah fotografer, jadi ya pemandangan biasa aja bisa disulap jadi nggak biasa oleh mereka. Aduh apalagi banyak diantara kita yang pada dasarnya punya sifat sama kayak tumbuhan yaitu fototaksis (maklum dulu kuliah biologi jadi bahasanya begini). Cuma bedanya, kalau fototaksis pada tumbuhan artinya pergerakan karena ransangan cahaya (foto), sementara bagi kita anak-anak jaman sekarang, fototaksis itu maksudnya gerakan yang disebabkan karena ada kamera foto atau ajakan untuk berfoto (yah sebenarnya ini definisi fototaksis yg temen saya bikin pas jaman kuliah dulu :p).
Dari sejuta foto di dermaga Labuan bajo (lebay), foto dibawah ini jadi foto favorit saya. Foto 5 gadis kayak lagi reunian AADC.
Cinta, Alya, Carmen, Mili, Maura, eh bukan deng. Ngarep. Thank you Mas Katon buat AADC photo session nyaaa :)

Sudah malam, saatnya makan. Kita makan seafood di warung tenda deket dermaga. Selama pengalaman saya makan seafood, rasanya emang nggak pernah salah deh, selalu enak. Kali ini menu paling enak cumi goreng tepungnya. Nggak kalah deh sama Cumi Goreng Tepung di resto Bandar Djakarta. Kenyal-kenyal garing gitu.

Sudah kenyang, saatnya kembali ke hotel dan bobo nyenyak. Yah tapi namanya sekamar sama cewek-cewek rumpi, mana mungkin juga langsung bobo. Itulah kenapa saya bilang memilih teman perjalanan itu penting, karena dengan mereka kita bisa ngetawain hal-hal yang harusnya disebelin atau ngomongin orang yang seharusnya nggak boleh diomongin, seperti … *hilang sinyal* hihihi.
Pada akhirnya kita istirahat karena tahu butuh banyak enegi untuk ketemu komodo di esok hari. Excited!

Heff..ini baru cerita di hari pertama, masih ada cerita untuk 3 hari ke depan. Tapi saat ini sudah jam 22.22 di laptop saya. Saya pun harus istirahat, bukan karena besok mau ketemu komodo, tapi karena mau ketemu manusia-manusia yang somehow bisa lebih ngeri dari komodo (ahaha just kidding guys). Janji deh akan melanjutkan cerita ini secepatnya. Part selanjutnya, I will try my best untuk mendeskripsikan betapa bagusnya Pulau Padar dan Bukit Cinta di Pulau Rintja, juga betapa berbahayanya komodo itu sebenarnya, dan betapa saya sangat menikmati perjalanan ini.

Bersambung ke #LBJ15 Part 3: Atas Nama Padar dan Cinta
Terimakasih sudah membaca.

Salam,
Venessa Allia

#LBJ15 part 1: Mukadimah


Labuan Bajo

adalah sebuah kota di ujung paling barat pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tempat ini adalah pintu masuk jika kamu mau berkunjung ke Taman Nasional Komodo (TNK). Dan tempat ini adalah destinasi liburan terbaik saya di tahun ini (Maaf ya Bangkok, kamu turun peringkat jadi ke rangking 2).

Saya selalu sepakat jika ada yang mengatakan “Nggak penting tujuannya kemana, yang penting perginya sama siapa”. Jadi mau ke tempat sesederhana apapun, kalau perginya dengan orang-orang yang menyenangkan, pasti akan jadi pengalaman yang asik. Begitupun sebaliknya, mau pergi ke tempat paling spektakuler di dunia, kalau perginya dengan manusia menyebalkan malah jadi ingin cepat-cepat pulang.
Nah, saya sebut trip Labuan Bajo kali ini sebagai kombinasi liburan yang tepat. Karena saya pergi ke tempat yang luar biasa cantik bersama sekelompok manusia yang lucu dan asik. Kombinasi teman perjalanan yang asik dan tempat yang cantik menghasilkan waktu-waktu kebersamaan yang nggak pernah gagal bikin senyum.. bahagia.

 Inilah kaki-kaki dekil kami setelah berhasil tracking di Pulau Komodo. Ditemani matahari Flores yang panas membara. Disana terik banget cing!  
Dari kiri ke kanan: Robby, Khalid, Venessa, Hilda, Yohanna, Mursid, Katon, Victor, Agung, Rhea, Fafa, Ridho, Bagas, Khairul, Leo

Inilah kami yang menamakan diri #LBJ15. Tadinya biar intelek mau ditulis #LBJsqrt225, tapi rempong deh, jadi #LBJ15 aja biar low profile. Terdiri dari 15 karyawan swasta dengan background pendidikan, asal usul, status pernikahan, hobi serta selera humor yang berbeda, yang kemudian disatukan oleh satu bendera perusahaan serta satu tujuan besar: Lupakan pekerjaan untuk sementara (selamanya juga boleh sih, tapi siap-siap aja nggak gajian hahaha) dan di Labuan Bajo kita harus bahagia :D.
Grup ini terdiri dari 5 orang wanita dan 10 orang pria. Awalnya kita janjian pergi berenam belas. Tapi mendekati hari  H, satu orang teman kami sakit sehingga amat disayangkan tidak dapat berangkat.
Lima dari lima belas orang ini sudah menikah, sepuluh orang lainnya siap dinikahi dan menikahi tapi belum ketemu waktunya aja. Dari sepuluh orang tersebut, enam orang diantaranya punya pacar, tapi nggak jaminan mereka nggak sering galau ya. Otomatis empat dari sepuluh orang tersebut nggak punya pacar, tapi belum tentu available juga sih soalnya jaman sekarang tipe hubungan ada macem-macem, jadi agak kompleks. Yang pasti dijamin lima belas dari lima belas orang ini semuanya straight (ngerti kan maksudnya apa), cinta keluarga (terbukti di suatu malam yang susah sinyal semua sibuk ke dermaga cuma buat ngabarin suami, istri, pacar, orang tua, temen biasa, temen nggak biasa), karyawan teladan (terbukti nyampe bandara di Senin tengah malem, Selasanya udah muncul lagi di kantor), fotogenik (terbukti dari hasil foto-foto kita yang ciamik-ciamik), nggak banyak complain dan pastinya menyenangkan :)

Oke, cukup dulu cerita tentang teman perjalanan. Sekarang tentang tujuan perjalanan. Flores saya pilih sebagai destinasi karena selain harganya masih masuk di akal (setidaknya nggak semahal biaya trip ke Raja Ampat), keunikan Pulau Komodo juga minta banget untuk didatangi. Kayaknya gw bisa dengar komodonya manggil-manggil “Hi Allia, why don’t you visit us on your holiday?”. Emang sih, lihat komodo di Taman Safari juga bisa, tapi lihat komodo di habitat sebenarnya kan pasti bakal lebih seru, liar dan kayaknya tuh adventurous banget gitu :D. Makanya ingin banget ke tempat ini. Dan bersama teman-teman lain yang juga memutuskan untuk ke Labuan Bajo, akhirnya grup ini terbentuk, perjalanan dipersiapkan, petualangan dimulai.

Inget nggak waktu jaman kecil kalau baca komik, di halaman pertama suka ada bagian pengenalan tokoh?  Nah, anggap tulisan ini sebagai pengenalan tokoh, sebagai mukadimah, sebagai pembukaan dulu ya. Cerita selengkapnya bersambung ke #LBJ15 part 2 :)

Salam,
Venessa Allia
  

Sabtu, 15 November 2014

Random Thought


Hei.
Niatnya malam ini mau nulis cerita perjalanan Labuan Bajo. Tapi kayaknya moodnya lagi kurang pas nih.
Nulis kisah menyenangkan harusnya dengan mood bahagia juga, sayangnya malam ini lagi kurang bersemangat. Next post deh. JANJI!
Ah padahal ini jumat malam. Biasanya jumat malam gw happy. Happy karena pulang ke rumah, ketemu orang tua, dan bisa leyeh-leyeh di sofa tanpa harus memikirkan apa yang harus dikerjakan keesokan hari. Apa ini karena lagu yang lagi gw denger ya. Gw lagi dengerin lagu "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain" dan "Terbunuh Sepi", semuanya versi Eva Celia dan Indra Lesmana di Mostly Jazz Jakarta. Ah mereka pasangan ayah dan anak yang cool banget. Ini gw lagi suka-sukanya sama Eva Celia. Barusan nonton interview Eva Celia di “Sarah Sechan” NET TV. Men, anak ini masih muda tapi pembawaannya tenang dan dewasa. Cantik, gayanya asik, suaranya merdu. Gw baru ngerti namanya suara merdu tuh kayak apa, ya kayak suaranya Eva Celia. Kalau gw cowok, mungkin gw udah naksir beneran sama ini anak :p
Lagu Tak Akan Ada Cinta Yang Lain (aslinya lagu Titi DJ) sama lagu Terbunuh Sepi (aslinya lagu SLANK) versi Mostly Jazz keren banget! Nonton deh di youtube:


The Best Cover Vertion of "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain"


"Terbunuh Sepi". Suaranya enak bangeeeet

Eh by the way yang bener itu denger lagu sedih terus perasaan jadi sedih atau perasaan udah sedih duluan jadinya maunya dengerin lagu sedih? Kayanya bener keduanya ya. Soalnya kadang-kadang, saat perasaan gw lagi normal terus gw denger lagu sedih, rasanya langsung mood swing. Tiba-tiba keingetan hal-hal yang bikin sedih, terus jadi sedih beneran. Nah tapi malem ini berlaku sebaliknya. Malem ini agak sedih karena masih keingetan email tadi siang yang bikin kecewa. Jadinya waktu denger dua lagu tadi, melodinya kayak pas. Tapi yaudalah yaa, sudah ketentuan Alloh jadi harus bisa disikapi secara positif. Masih banyak hal yang bisa diikhtiarkan :)

Cerita apa lagi ya?
Ohiya, kemarin malem gw nonton Interstellar sama anak-anak kantor yang masih muda-muda itu, ahaha. Parah sih itu filmnya. Walaupun kapasitas otak gw gak membuat gw mengerti filmnya 100%, tapi gw sepakat banget kalau filmnya dibilang jenius. Imajinasinya Christopher Nolan gila.

Terus ohiya, Tulus konser nih tanggal 2 Desember, nonton nggak ya? Pengen nonton, tp gw sadar sebenernya tabungan gw itu lagi butuh diisi, bukannya diambilin mulu. Mudah-mudahan diantara yang baca tulisan ini ada yang punya tiket Konser Gajah-nya Tulus terus mau ngasih ke saya gratis.

Udahan ah. Ngantuk. Tulisan ini gw kasih judul Random Thought, karena emang malam ini gw hanya nulis pikiran-pikiran random yang ada di kepala gw secara spontan.

Tulisan tanpa arah ini gw akhiri dengan lirik lagu boleh ya.  Dulu-dulu rasanya potongan lagu ini pernah gw post juga:

Sejuknya hembus angin
Tlah redakan
Sgala amarah dalam hatiku
Terkadang kau sendiri
Tak mengerti
Begitu mudah engkau kecewa
Dan ini sering kali terjadi
Setiap harapanmu tak terpenuhi

Ku coba menyendiri
Dan membisu
Tuk memahami isi jiwamu
Lalu tercipta sebuah
lagu merdu
Tempat curahan s'gala resah
Dan kau ceritakan pada dunia
Tentang harapan dan angan-anganmu

Aku ingin dapat bebas lepas
Aku ingin senantiasa merasa bahagia
Aku ingin dapat terbang jauh
Bila tiada yang perduli

Aku Ingin dapat mengungkapkan
Sgala yang kurasakan dalam hati ini
Aku ingin terbang jauh
Bila tiada yang mengerti

(Indra Lesmana, Aku Ingin)
 
Salam,
Venessa Allia