Tampilkan postingan dengan label polyvore. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label polyvore. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 15 September 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
The Flat S
Venessa Allia
23.03
No comments
Forever 21 flat heels
$23 - forever21.com
Bagi gw (wanita dengan tinggi badan 167 cm, ehm), high heels tidak meningkatkan
rasa percaya diri, tapi malah slightly membuat gw tidak nyaman. Pertama,
karena gw takut kepeleset jika berjalan dengan sepatu tumit tinggi. Kedua,
karena gw jadi merasa seperti Monas alias jadi tinggi banget.
Sekalipun gw menemukan high heels atau wedges yang pas banget
di kaki, gw akan berpikir berulang kali untuk membelinya karena percuma aja kalau
sepatu tersebut pada akhirnya hanya mengurung diri di kotak sepatu dalam
gudang.
Oleh karena itu, bagi wanita dengan kondisi seperti gw, flat shoes adalah temuan
yang sangat mutakhir. Mengapa? Sederhana saja, karena flat shoes membuat gw
merasa tetap keren dan percaya diri walaupun seluruh permukaan kaki gw menginjak
tanah (namanya juga pakai flat shoes :)). Flat shoes jadi solusi banget buat kerja
atau main. Walaupun untuk acara-acara tertentu yang rata-rata tamu/pengunjungnya
memang memakai heels, gw memilih untuk ikut pakai heels juga, yah setidaknya
heels 3 cm. Acara nikahan misalnya. Tapi selain acara semacam itu, gw
menolak pakai sepatu hak tinggi.
Atas segala alasan diatas, gw suka banget lihat flat shoes. Gateeel banget pengen
koleksi sehingga butuh keimanan yang kuat untuk nggak sembarang buang-buang
uang beli sepatu. Macam-macam flat shoes silih berganti di rak sepatu gw, karena
sayangnya flat shoes punya umur simpan yang nggak panjang (bahasanya lab
banget -__-). Sekalinya kehujanan, habis sudah. Sekarang gw sebisa mungkin
bawa sendal jepit di tas gw kalau kerja, jadi kalau di tengah jalan hujan turun,
gw bisa ganti sepatu dengan sendal jepit yang kalaupun rusak gw mah
ikhlas-ikhlas aja.
Kalau di tulisan sebelumnya gw bilang, baju adalah investasi, maka kali ini
gw nyatakan kalau sepatu juga investasi (semuanya aja investasi, haha).
Tapi bener deh, gw ikhlas beli sepatu yang harganya relatif diatas rata-rata
asalkan sepatu tersebut bisa membuat kaki gw jadi sepuluh kali lebih cantik,
bisa dipakai di banyak kesempatan dan bisa matching sama pilihan
baju yang gw kenakan.
Tadi ngomongin baju, sekarang bicara sepatu. Dasar cewek :)
Gara-gara polyvore nih. Keseringan main polyvore, gw khawatir bisa jadi
konsumtif. Ya pada akhirnya, sesuka apapun sama sesuatu (sepatu, tas,
perhiasan, gadget, atau apapun), diperlukan kontrol diri untuk tidak menyukai
barang tersebut secara berlebihan hingga berakhir pada suatu pemborosan.
Yaaa inget-inget aja kalau dalam rezeki yang kita dapatkan, ada bagian untuk
dikonsumsi, dan ada pula bagian untuk dibagi :)
By the way, dari 9 sepatu yang gw pajang diatas, gw naksir banget sama
flat shoes di pojok kiri atas. Kalau kamu suka yang mana? :)
Salam,
Venessa Allia
$23 - forever21.com
Bagi gw (wanita dengan tinggi badan 167 cm, ehm), high heels tidak meningkatkan
rasa percaya diri, tapi malah slightly membuat gw tidak nyaman. Pertama,
karena gw takut kepeleset jika berjalan dengan sepatu tumit tinggi. Kedua,
karena gw jadi merasa seperti Monas alias jadi tinggi banget.
Sekalipun gw menemukan high heels atau wedges yang pas banget
di kaki, gw akan berpikir berulang kali untuk membelinya karena percuma aja kalau
sepatu tersebut pada akhirnya hanya mengurung diri di kotak sepatu dalam
gudang.
Oleh karena itu, bagi wanita dengan kondisi seperti gw, flat shoes adalah temuan
yang sangat mutakhir. Mengapa? Sederhana saja, karena flat shoes membuat gw
merasa tetap keren dan percaya diri walaupun seluruh permukaan kaki gw menginjak
tanah (namanya juga pakai flat shoes :)). Flat shoes jadi solusi banget buat kerja
atau main. Walaupun untuk acara-acara tertentu yang rata-rata tamu/pengunjungnya
memang memakai heels, gw memilih untuk ikut pakai heels juga, yah setidaknya
heels 3 cm. Acara nikahan misalnya. Tapi selain acara semacam itu, gw
menolak pakai sepatu hak tinggi.
Atas segala alasan diatas, gw suka banget lihat flat shoes. Gateeel banget pengen
koleksi sehingga butuh keimanan yang kuat untuk nggak sembarang buang-buang
uang beli sepatu. Macam-macam flat shoes silih berganti di rak sepatu gw, karena
sayangnya flat shoes punya umur simpan yang nggak panjang (bahasanya lab
banget -__-). Sekalinya kehujanan, habis sudah. Sekarang gw sebisa mungkin
bawa sendal jepit di tas gw kalau kerja, jadi kalau di tengah jalan hujan turun,
gw bisa ganti sepatu dengan sendal jepit yang kalaupun rusak gw mah
ikhlas-ikhlas aja.
Kalau di tulisan sebelumnya gw bilang, baju adalah investasi, maka kali ini
gw nyatakan kalau sepatu juga investasi (semuanya aja investasi, haha).
Tapi bener deh, gw ikhlas beli sepatu yang harganya relatif diatas rata-rata
asalkan sepatu tersebut bisa membuat kaki gw jadi sepuluh kali lebih cantik,
bisa dipakai di banyak kesempatan dan bisa matching sama pilihan
baju yang gw kenakan.
Tadi ngomongin baju, sekarang bicara sepatu. Dasar cewek :)
Gara-gara polyvore nih. Keseringan main polyvore, gw khawatir bisa jadi
konsumtif. Ya pada akhirnya, sesuka apapun sama sesuatu (sepatu, tas,
perhiasan, gadget, atau apapun), diperlukan kontrol diri untuk tidak menyukai
barang tersebut secara berlebihan hingga berakhir pada suatu pemborosan.
Yaaa inget-inget aja kalau dalam rezeki yang kita dapatkan, ada bagian untuk
dikonsumsi, dan ada pula bagian untuk dibagi :)
By the way, dari 9 sepatu yang gw pajang diatas, gw naksir banget sama
flat shoes di pojok kiri atas. Kalau kamu suka yang mana? :)
Salam,
Venessa Allia
Stripes Never Dies
Venessa Allia
22.46
2 comments
Sweater Attacks
Venessa Allia
17.46
No comments
Illamasqua waterproof eyeliner
£17 - debenhams.com
Kalau ada satu hal yang gw cintai dan syukuri dari kantor gw
saat ini, selain ruang bantalnya yang nyaman, makan siangnya
yang membuat hidup gw lebih sehat dan lingkungannya yang
bikin mental mahasiswa gw susah luntur, yaitu peraturan
kantor gw yang cukup fleksibel tentang pakaian kerja.
Sepengetahuan dan sepengamatan gw, kantor gw tidak
mewajibkan karyawannya untuk tampil terlalu rapi. Bahkan
gw boleh pakai kaos ke kantor. Perusahaan tempat gw bekerja
memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk bisa
menentukan sendiri gaya berpakaian yang nyaman, sopan dalam
bekerja dan pastinya nggak bikin malu perusahaan. Awalnya
gw kira karena gw kerja di kawasan pabrik, tapi ternyata nggak
juga karena orang-orang di head office juga cukup casual dalam
berpakaian. Yah walaupun secara umum mereka tetep lebih gaya.
Mungkin tekanan hidup di Jakarta membuat hasrat terhadap fashion
menjadi lebih tinggi dibandingkan kita-kita yang kerja di pinggiran Bogor.
Anyway, pada intinya gw senang karena baju-baju kuliah gw bisa
juga dipakai ngantor. Gw nggak perlu heels, blazer, atau kemeja
yang rapi banget buat kerja. Malahan kalau terlalu rapi nanti gw
dikira mau interview lagi :). Cardigan, polo shirt, jeans, kemeja
semi formal dan tentu saja flat shoes adalah item-item yang setia
menemani gw menghabiskan waktu bekerja. Sama seperti dulu
ketika item-item tersebut menemani gw kuliah.
Dan pilihan baju yang gw tampilkan diatas, adalah mimpi gw
saat ini. Gw naksir berat sama sweater dan sepatunya. Memakai
outfit tersebut pada hari Senin besok kayaknya bisa meningkatkan
semangat kerja gw 200%. Sekaligus akan membuat gw dengan
sendirinya merasa paling keren. Jadi kepada siapa saja yang ingin
melihat gw produktif tingat dewa, tolong aja beliin gw baju dan
sepatu yang mirip-mirip kayak gitu. Haha bercanda (tapi ga nolak
juga kalau ada yang mau beliin ;p).
Bagi gw, nikmatnya jadi cewek adalah ketika mengetahui
selembar baju aja bisa memperbaiki mood yang rusak. Nggak
perlu mahal atau bermerek. Yang penting pas (pas di badan, pas
di dompet, pas dipakai di waktu yang tepat). Gw kurang tau apakah
hal ini juga berlaku bagi cowok. Gw relatif melihat kalau cowok itu
lebih suka bareng elektronik yang mahal dibanding pakaian.
Temen gw pernah bilang, kalau pakaian adalah investasi, dan
gw sejatinya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Walaupun
kepercayaan ini pada akhirnya bikin lemari gw penuh banget.
Untuk sementara ini, biarkan sweater ini menjadi angan-angan gw,
karena gw sudah berjanji pada diri sendiri untuk nggak beli baju
dulu bulan ini. My 'sweater attacks' sabar dulu ya, ada waktunya
hingga nanti kamu jadi milikku #tsaaah.
Eh, gw menyadari fakta menarik ketika menulis ini: "Kalau 1 lembar
pakaian aja bisa bikin happy, berarti kebahagiaan itu seharusnya
tidak susah dicari, tidak pula sulit untuk dibagikan"
\
Salam,
Venessa Allia
P.S: monggo mampir melihat koleksi impian saya yang lain di polyvore ini
£17 - debenhams.com
Kalau ada satu hal yang gw cintai dan syukuri dari kantor gw
saat ini, selain ruang bantalnya yang nyaman, makan siangnya
yang membuat hidup gw lebih sehat dan lingkungannya yang
bikin mental mahasiswa gw susah luntur, yaitu peraturan
kantor gw yang cukup fleksibel tentang pakaian kerja.
Sepengetahuan dan sepengamatan gw, kantor gw tidak
mewajibkan karyawannya untuk tampil terlalu rapi. Bahkan
gw boleh pakai kaos ke kantor. Perusahaan tempat gw bekerja
memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk bisa
menentukan sendiri gaya berpakaian yang nyaman, sopan dalam
bekerja dan pastinya nggak bikin malu perusahaan. Awalnya
gw kira karena gw kerja di kawasan pabrik, tapi ternyata nggak
juga karena orang-orang di head office juga cukup casual dalam
berpakaian. Yah walaupun secara umum mereka tetep lebih gaya.
Mungkin tekanan hidup di Jakarta membuat hasrat terhadap fashion
menjadi lebih tinggi dibandingkan kita-kita yang kerja di pinggiran Bogor.
Anyway, pada intinya gw senang karena baju-baju kuliah gw bisa
juga dipakai ngantor. Gw nggak perlu heels, blazer, atau kemeja
yang rapi banget buat kerja. Malahan kalau terlalu rapi nanti gw
dikira mau interview lagi :). Cardigan, polo shirt, jeans, kemeja
semi formal dan tentu saja flat shoes adalah item-item yang setia
menemani gw menghabiskan waktu bekerja. Sama seperti dulu
ketika item-item tersebut menemani gw kuliah.
Dan pilihan baju yang gw tampilkan diatas, adalah mimpi gw
saat ini. Gw naksir berat sama sweater dan sepatunya. Memakai
outfit tersebut pada hari Senin besok kayaknya bisa meningkatkan
semangat kerja gw 200%. Sekaligus akan membuat gw dengan
sendirinya merasa paling keren. Jadi kepada siapa saja yang ingin
melihat gw produktif tingat dewa, tolong aja beliin gw baju dan
sepatu yang mirip-mirip kayak gitu. Haha bercanda (tapi ga nolak
juga kalau ada yang mau beliin ;p).
Bagi gw, nikmatnya jadi cewek adalah ketika mengetahui
selembar baju aja bisa memperbaiki mood yang rusak. Nggak
perlu mahal atau bermerek. Yang penting pas (pas di badan, pas
di dompet, pas dipakai di waktu yang tepat). Gw kurang tau apakah
hal ini juga berlaku bagi cowok. Gw relatif melihat kalau cowok itu
lebih suka bareng elektronik yang mahal dibanding pakaian.
Temen gw pernah bilang, kalau pakaian adalah investasi, dan
gw sejatinya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Walaupun
kepercayaan ini pada akhirnya bikin lemari gw penuh banget.
Untuk sementara ini, biarkan sweater ini menjadi angan-angan gw,
karena gw sudah berjanji pada diri sendiri untuk nggak beli baju
dulu bulan ini. My 'sweater attacks' sabar dulu ya, ada waktunya
hingga nanti kamu jadi milikku #tsaaah.
Eh, gw menyadari fakta menarik ketika menulis ini: "Kalau 1 lembar
pakaian aja bisa bikin happy, berarti kebahagiaan itu seharusnya
tidak susah dicari, tidak pula sulit untuk dibagikan"
\
Salam,
Venessa Allia
P.S: monggo mampir melihat koleksi impian saya yang lain di polyvore ini
Langganan:
Postingan (Atom)