Forever 21 flat heels
$23 - forever21.com
Bagi gw (wanita dengan tinggi badan 167 cm, ehm), high heels tidak meningkatkan
rasa percaya diri, tapi malah slightly membuat gw tidak nyaman. Pertama,
karena gw takut kepeleset jika berjalan dengan sepatu tumit tinggi. Kedua,
karena gw jadi merasa seperti Monas alias jadi tinggi banget.
Sekalipun gw menemukan high heels atau wedges yang pas banget
di kaki, gw akan berpikir berulang kali untuk membelinya karena percuma aja kalau
sepatu tersebut pada akhirnya hanya mengurung diri di kotak sepatu dalam
gudang.
Oleh karena itu, bagi wanita dengan kondisi seperti gw, flat shoes adalah temuan
yang sangat mutakhir. Mengapa? Sederhana saja, karena flat shoes membuat gw
merasa tetap keren dan percaya diri walaupun seluruh permukaan kaki gw menginjak
tanah (namanya juga pakai flat shoes :)). Flat shoes jadi solusi banget buat kerja
atau main. Walaupun untuk acara-acara tertentu yang rata-rata tamu/pengunjungnya
memang memakai heels, gw memilih untuk ikut pakai heels juga, yah setidaknya
heels 3 cm. Acara nikahan misalnya. Tapi selain acara semacam itu, gw
menolak pakai sepatu hak tinggi.
Atas segala alasan diatas, gw suka banget lihat flat shoes. Gateeel banget pengen
koleksi sehingga butuh keimanan yang kuat untuk nggak sembarang buang-buang
uang beli sepatu. Macam-macam flat shoes silih berganti di rak sepatu gw, karena
sayangnya flat shoes punya umur simpan yang nggak panjang (bahasanya lab
banget -__-). Sekalinya kehujanan, habis sudah. Sekarang gw sebisa mungkin
bawa sendal jepit di tas gw kalau kerja, jadi kalau di tengah jalan hujan turun,
gw bisa ganti sepatu dengan sendal jepit yang kalaupun rusak gw mah
ikhlas-ikhlas aja.
Kalau di tulisan sebelumnya gw bilang, baju adalah investasi, maka kali ini
gw nyatakan kalau sepatu juga investasi (semuanya aja investasi, haha).
Tapi bener deh, gw ikhlas beli sepatu yang harganya relatif diatas rata-rata
asalkan sepatu tersebut bisa membuat kaki gw jadi sepuluh kali lebih cantik,
bisa dipakai di banyak kesempatan dan bisa matching sama pilihan
baju yang gw kenakan.
Tadi ngomongin baju, sekarang bicara sepatu. Dasar cewek :)
Gara-gara polyvore nih. Keseringan main polyvore, gw khawatir bisa jadi
konsumtif. Ya pada akhirnya, sesuka apapun sama sesuatu (sepatu, tas,
perhiasan, gadget, atau apapun), diperlukan kontrol diri untuk tidak menyukai
barang tersebut secara berlebihan hingga berakhir pada suatu pemborosan.
Yaaa inget-inget aja kalau dalam rezeki yang kita dapatkan, ada bagian untuk
dikonsumsi, dan ada pula bagian untuk dibagi :)
By the way, dari 9 sepatu yang gw pajang diatas, gw naksir banget sama
flat shoes di pojok kiri atas. Kalau kamu suka yang mana? :)
Salam,
Venessa Allia
$23 - forever21.com
Bagi gw (wanita dengan tinggi badan 167 cm, ehm), high heels tidak meningkatkan
rasa percaya diri, tapi malah slightly membuat gw tidak nyaman. Pertama,
karena gw takut kepeleset jika berjalan dengan sepatu tumit tinggi. Kedua,
karena gw jadi merasa seperti Monas alias jadi tinggi banget.
Sekalipun gw menemukan high heels atau wedges yang pas banget
di kaki, gw akan berpikir berulang kali untuk membelinya karena percuma aja kalau
sepatu tersebut pada akhirnya hanya mengurung diri di kotak sepatu dalam
gudang.
Oleh karena itu, bagi wanita dengan kondisi seperti gw, flat shoes adalah temuan
yang sangat mutakhir. Mengapa? Sederhana saja, karena flat shoes membuat gw
merasa tetap keren dan percaya diri walaupun seluruh permukaan kaki gw menginjak
tanah (namanya juga pakai flat shoes :)). Flat shoes jadi solusi banget buat kerja
atau main. Walaupun untuk acara-acara tertentu yang rata-rata tamu/pengunjungnya
memang memakai heels, gw memilih untuk ikut pakai heels juga, yah setidaknya
heels 3 cm. Acara nikahan misalnya. Tapi selain acara semacam itu, gw
menolak pakai sepatu hak tinggi.
Atas segala alasan diatas, gw suka banget lihat flat shoes. Gateeel banget pengen
koleksi sehingga butuh keimanan yang kuat untuk nggak sembarang buang-buang
uang beli sepatu. Macam-macam flat shoes silih berganti di rak sepatu gw, karena
sayangnya flat shoes punya umur simpan yang nggak panjang (bahasanya lab
banget -__-). Sekalinya kehujanan, habis sudah. Sekarang gw sebisa mungkin
bawa sendal jepit di tas gw kalau kerja, jadi kalau di tengah jalan hujan turun,
gw bisa ganti sepatu dengan sendal jepit yang kalaupun rusak gw mah
ikhlas-ikhlas aja.
Kalau di tulisan sebelumnya gw bilang, baju adalah investasi, maka kali ini
gw nyatakan kalau sepatu juga investasi (semuanya aja investasi, haha).
Tapi bener deh, gw ikhlas beli sepatu yang harganya relatif diatas rata-rata
asalkan sepatu tersebut bisa membuat kaki gw jadi sepuluh kali lebih cantik,
bisa dipakai di banyak kesempatan dan bisa matching sama pilihan
baju yang gw kenakan.
Tadi ngomongin baju, sekarang bicara sepatu. Dasar cewek :)
Gara-gara polyvore nih. Keseringan main polyvore, gw khawatir bisa jadi
konsumtif. Ya pada akhirnya, sesuka apapun sama sesuatu (sepatu, tas,
perhiasan, gadget, atau apapun), diperlukan kontrol diri untuk tidak menyukai
barang tersebut secara berlebihan hingga berakhir pada suatu pemborosan.
Yaaa inget-inget aja kalau dalam rezeki yang kita dapatkan, ada bagian untuk
dikonsumsi, dan ada pula bagian untuk dibagi :)
By the way, dari 9 sepatu yang gw pajang diatas, gw naksir banget sama
flat shoes di pojok kiri atas. Kalau kamu suka yang mana? :)
Salam,
Venessa Allia
0 comments:
Posting Komentar