Minggu, 29 November 2015

Rumah

Kau sebut apa bata-bata tinggi itu?
Aku menyebutnya rumah
Kau sebut apa pohon-pohon lebat itu?
Aku menyebutnya rumah
Kau sebut apa suara berisik itu?
Aku menyebutnya rumah
Kau rasakan keramahan itu?
Itulah kehangatan rumah.

Tempatku kembali pulang disaat tidak ada lagi yang rela mengizinkanku tinggal
Tempat kaki ini menapak dan sulit sekali untuk berpindah pijak.
Tempat hasrat ini mengalir diiringi lusinan ilusi gila.
Tempatku hidup dan mencintai kehidupan.


Rumah ini pastilah hanya peristirahatan sementara, tapi ini adalah surga bagi mereka yang diizinkan Tuhan untuk memilikinya.

0 comments: