Sabtu, 31 Oktober 2015

Celah


Suatu malam, temen gw yang posisinya lagi di luar Indonesia whatsapp begini "Nes, gimana caranya biar bisa bersyukur terus?"

Gw kaget juga tiba-tiba ada yang nanya pertanyaan kayak gini ke gw. Pertama karena gw merasa belum menjadi seorang ahli syukur, jadi rasanya bukan orang yang tepat ditanya pertanyaan sedalam itu. Yang kedua karena sebenarnya "bersyukur" juga menjadi topik pembicaraan gw dengan diri gw sendiri beberapa waktu belakangan ini (yaa bisa dibilang dimulai di masa awal kuliah S2) hingga akhirnya gw sampai ke suatu pemahaman.
Gw bilang ke temen gw, gw juga belum bisa menjalani hidup dengan 100% bersyukur terus menerus, tapi saat ini gw sudah menyadari sesuatu, yaitu:

Seperti apapun kehidupan yang gw jalanin, gw akan selalu punya celah untuk tidak bersyukur. Selalu. Demikian juga seperti apapun kehidupan yang gw jalanin, gw selalu punya celah untuk disyukuri.
Selalu. Sekarang semuanya kembali ke pilihan gw mau fokus kemana. Fokus ke celah untuk bersyukur, atau ke celah untuk tidak bersyukur.

Gw sadar kalau apa yang gw pahami tersebut, bukanlah suatu kebenaran. Gw hanya berusaha menarik benang merah dari serangkaian pengalaman dan perasaan yang gw alami selama ini. Gw pernah merenungkan perjalanan hidup gw dari range gw kuliah S1 hingga terakhir gw kerja. Kenapa mulainya dari S1 ? Karena masa S1 adalah salah satu peak penting dalam hidup gw yang bikin gw berpikir dengan cara yang berbeda. Dalam perenungan itu gw sadar, bahwa selama ini, apapun yang gw jalani, selalu saja ada celah untuk gw mengeluh dan tidak puas. Selalu. Hingga akhirnya gw paham ternyata perasaan bahagia itu bukan tergantung dari kehidupan apa yang gw jalanin. Bukan pula tergantung dari tercapai atau tidaknya keinginan gw. Tapi tergantung dari bagaimana gw menghargai apa yang gw miliki saat ini. Karena percayalah, jikalau gw punya kehidupan yang sempurna sesuai standar kesempurnaan yang berlaku pada umumnya, gw akan tetap menemukan ketidakpuasan, keluhan dan celah untuk tidak bersyukur.

Ohiya satu lagi, satu jurus ampuh untuk mematikan rasa syukur adalah ketika gw sudah mulai membanding-bandingkan hidup gw dengan orang lain. Itu contoh kelakukan gw yang stupid banget. Celah untuk kufur akan terbuka lebih lebar saat seseorang mulai melihat hidup orang lain dan membandingkan dengan kondisinya saat ini. So, stop comparing, please stop comparing Allia.

Tulisan ini adalah peringatan bagi diri gw sendiri.
Terimakasih telah berkenan untuk membacanya.

Salam,
Venessa Allia

0 comments: