Sabtu, 18 April 2015

Mengapa Gw Bilang “Kisah Rp 10000 yang Mengubah Hidupku” adalah Buku Bagus?



Kisah Rp 10000 yang Mengubah Hidupku adalah judul dari sebuah buku yang baru saja gw tamatkan. Buku ini gw dapatkan dari suatu kegiatan yang terakhir gw ikuti (sebut saja nama kegiatan ini sebagai eSTe). Mereka bilang buku ini sangat bagus. Tanpa ekspektasi terhadap isi bukunya, gw baca buku ini untuk mengisi waktu luang. Kebetulan lagi punya program untuk lebih banyak baca buku non fiksi juga. Butuh waktu beberapa hari untuk gw menamatkan buku ini. Bukunya tidak tebal, hanya sekitar 205 halaman. Tapi gw memang kalau baca buku sukanya sedikit-sedikit, soalnya gw selalu berusaha meresapi cerita dari buku yang gw baca, setiap kalimat gw baca detail, bisa sambil gw bayangin, makanya jadi lama bacanya :). Kesan mendalam yang gw dapatan dari buku ini membuat gw ingin berbagi alasan kenapa menurut gw ini buku yang bagus. Ini bukunya:

Kisah Rp 10.000 yang Mengubah Hidupku, Karya Josef Bataona, Penerbit Kompas

Desain sampul bukunya cukup sederhana, tapi gw suka warna biru dari buku ini karena memvisualisasikan gambar langit dan lautan yang seperti tidak berbatas. Lalu bercerita tentang apakah buku ini? Buku ini merupakan kumpulan cerita dari blog seorang eksekutif sukses bernama Josef Bataona. Beliau seorang profesional di bidang Human and Resources. Pernah 11 tahun menjadi HR Director di Unilever Indonesia, kemudian bergabung di Bank Danamon juga sebagai HR Director yang mengelola 74.000 karyawan, setelah itu bergabung dengan Indofood menjadi HR Director yang mengelola lebih dari 80.000 karyawan. Banyak penghargaan dia dapatkan salah satunya menjadi Tokoh HR Inspiratif pada tahun 2009 dari majalah Human Capital Indonesia. Yah intinya Pak Josef Bataona adalah contoh manusia dengan pencapaian karir yang gemilang. Ada banyak buku tentang orang sukses, lalu mengapa buku ini menarik?
Jadi inilah alasan Mengapa Gw Bilang “Kisah Rp 10000 yang Mengubah Hidupku” adalah Buku Bagus?

1.     1. Buku ini adalah kumpulan tulisan dari blog www.josefbataona.com yang dibukukan. Buku ini menggambarkan salah satu cita-cita gw karena gw pun ingin sekali punya buku yang isinya kumpulan tulisan-tulisan di blog. Jadi membaca buku ini seperti mendapatkan self reminder, apakah gw sudah menulis dengan konsisten? Karena melalui buku ini gw tahu bahwa di tengah kesibukannya sebagai HR Director dan sebagai kepala keluarga, Pak Josef rutin menulis di blognya 2x seminggu (sementara gw bisa posting 3 tulisan dalam sebulan aja kayaknya udah prestasi banget -_-). Jadi kalau gw beralasan nggak punya waktu untuk nulis karena sibuk kerja, rasanya perlu “menampar” diri sendiri dengan kenyataan “Hellloo Allia, lo belom jadi Director dan belom berkeluarga jadi sebenarnya lo punya waktu luang jauh lebih banyak dari Pak Josef Bataona”. Kalau kata Pak Josep dalam bukunya, kita sama-sama punya 24 jam, hanya bagaimana kita menyikapinya? Heff *narik napas dulu*
      Membaca buku ini juga membuat gw tersadar apakah gw sudah menuliskan hal-hal positif dan inspiratif di blog ini? Jangan-jangan selama ini gw hanya nulis cerita yang nggak ada nilainya, atau amit-amit jangan-jangan selama ini gw menyebarkan negativity dalam tulisan-tulisan gw :( ? Karena belajar dari buku Pak Josef, setiap tulisan di blognya mempunyai nilai-nilai kebaikan yang ingin dia bagi. Baik dia cerita berdasarkan pengalamannya sendiri, maupun berdasarkan pengalaman orang lain. Jadi tulisan di buku ini tidak melulu tentang dirinya. Pak Josef juga bercerita tentang pengalaman orang lain dan bagaimana dia belajar dari pengalaman tersebut (misalnya dia cerita pelajaran yang dia dapat dari pengalaman rekannya di kantor atau berbagi sepenggal surat Handry Satriago untuk para Pemimpin Indonesia Masa Depan). Apa yang Pak Josef tulis selalu punya nilai positif yang bisa pembaca bawa dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Melalui buku ini gw belajar dari beliau ada 2 sifat yang perlu dimiliki seorang manusia untuk menjadi versi terbaik dari dirinya (the best version of yourself), yaitu keberanian dan rendah hati. Gw mengambil kesimpulan bahwa Pak Josef bisa sampai di levelnya sekarang salah satunya karena keberaniannya keluar dari kampung halamannya di Desa Lamalera, Pulau Lembata, NTT, menuju Jakarta untuk menuntut ilmu. Entah kenapa gw cukup yakin diantara kalian yang baca tulisan gw ini, nggak banyak yang tahu Pulau Lembata itu dimana. Ini gw kutip potongan tulisan dalam bukunya untuk menggambarkan seberapa besar kekhawatiran yang dia harus hadapi dengan keberanian
“ Itulah Desa Lamalera, di selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Berdiri di tepi pantai itu, saya hanya melihat hamparan laut lepas tanpa batas. Di ujung sana ada sebuah garis horizon dan saya pun tidak tahu apa yang ada di balik garis horizon tersebut. Horizon perspektif kehidupan saya saat itu, tahun 1972, tidak lebih luas dari batas pandang ketika berdiri di pantai tersebut. Namun saya percaya bahwa di balik batas itu ada bentangan luas kesempatan yang luput dari imajinasi siapapun di desa itu. Itulah yang membuat saya memberanikan diri memohon izin orang tua untuk merantau, mencari kehidupan-yang katanya lebih baik.”
Satu paragraf itu saja, buat gw sudah menjelaskan bahwa memang keyakinan dan keberanian adalah modal jika ingin bertransformasi menuju kehidupan yang lebih baik. Dua hal tersebut membuat manusia bergerak maju dan tidak diam di tempat. Ketakutan dan keragu-raguan itu sudah pasti ada. Pak Josef pun mengalaminya, karena dia juga bilang lewat tulisannya “Hamparan laut luas yang terlihat di depanku seolah melambangkan betapa banyak kesempatan tiada batasnya kalau memang kita mau mencoba. Sanggupkah saya?”. Kalau dipikir-pikir, menyebrangi lautan menuju Jakarta memang tidak akan lantas membuat hidup Pak Joosef kala itu menjadi jadi lebih mudah, tapi dengan senyum dan keberanian dia menerima tantangan tersebut.
Satu kualitas lagi yang saya pelajari dari buku ini adalah tentang kerendah hatian. Bukan kebetulan, jauh sebelum saya baca buku ini (tepatnya tahun 2012), saya pernah datang ke acara CEO Summit di ITB dimana Pak Josep menjadi salah satu pembicara. Melihat bagaimana beliau berinteraksi secara langsung dengan audiens yang kebanyakan adalah mahasiswa dan fresh graduate, sangat mencerminkan karakternya yang low profile. Demikian pula beliau cerita dalam tulisannya bagaimana leader yang rendah hari dan bisa memberikan apresiasi bagi timnya akan meningkatkan produktifitas dan kebanggaan tim tersebut dalam bekerja (silahkan baca tulisan beliau yang berjudul Appreciation Notes). Kerendah hatian juga yang mendorong seseorang untuk senantiasa berbagi, sebagaimana Pak Josef yang secara khusus mendedikasikan waktunya untuk menulis dan sharing pengalamannya secara gratis lewat media-media sosial. Gw percaya prinsip “you get what you give”, dan gw pun percaya bahwa seringkali Tuhan dengan sangat baik memberikan lebih banyak dari apa yang sudah kita lakukan atau berikan.
3.       Buku ini berisi banyak quote-quote bagus yang bisa bikin gw ngangguk-ngangguk sendiri.  Satu quote yang sangat gw suka:
“God is ready to direct if you are ready to act (Timothy J. DeVries)”
Yakinlah bahwa Tuhan pasti akan membantu kita. Tapi pahamilah bahwa Tuhan juga tidak akan membantu kita kalau kita diam saja. Di Al-Quran pun tertulis bahwa Alloh tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya (QS 13:11). Ayat ini memberikan keyakinan bahwa selagi gw berusaha, maka tenang saja pasti ada bantuan dari Dia. Tapi kalau gw diam saja, ya gimana Dia mau bantu :). So keep moving Allia!
Ohiya ada satu lagi quote bagus:
“You will never find time for anything. If you want time, you must make it” (Charles Buxton)

Ternyata  waktu itu bukan untuk dicari-cari, tapi untuk disediakan. You must make it!

4.       Buku ini memberikan gw pemahaman tantang apa itu balanced life. Gw selalu bercita-cita ingin memiliki kehidupan yang seimbang tanpa benar-benar paham kehidupan seimbang yang dimaksud itu seperti apa. Awalnya gw pikir balanced life terkait jumlah waktu yang sama untuk masing-masing dimensi kehidupan yang gw miliki (family life, work life, social life, dan sebagainya), tapi ternyata balanced life yang benar bukan soal itu. Buku ini menyebutkan bahwa manusia hanya punya 1 hidup tapi ada beragam dimensi. Setiap dimensi saling berkaitan erat dan bukan terpisah-pisah. Nah, menurut Pak Josef  “Hidup kita bukannya berpindah dari kotak kehidupan yang satu ke kotak kehidupan lainnya. Balanced tidak dikaitkan dengan jumlah jam alokasi masing-masing, tapi kehadiran dengan sepenuh hati di saat ada panggilan untuk menjalankan masing-masing. Untuk itu perlu dirancang dan dijalankan dengan disiplin”
Hemm.. teman kantor gw yang dulu alumni Unilever juga pernah share tentang konsep ini, tapi waktu itu gw belum benar-benar paham. Sekarang gw memahami bahwa ternyata kehidupan yang seimbang terjadi saat semua dimensi kehidupan sudah bisa dijalani dengan “porsi hati” yang sama, dan semua dilakukan dengan perasaan bahagia. Remember this quote “Balance means making choices and enjoying those choices (Betsy Jacobson)”

Buku ini memang hanya setebal 205 halaman, tapi kekayaan inspirasi di dalamnya tidak terbendung. Terimakasih untuk panitia eSTe yang sudah memberikan buku ini secara gratis dan meminta gw membaca buku ini. Menurut gw buku ini eSTe banget. Dan terimakasih untuk Pak Josef Bataona, karena kehidupan bapak sudah memberikan makna bagi saya, dan tentunya ribuan atau bahkan jutaan orang lain yang membaca tulisan bapak. Semoga di negeri ini, semakin banyak orang-orang yang berprinsip seperti bapak "Be Yourself, But Better Everyday".

Stay positive people
Salam,
Venessa Allia

2 comments:

Josef Bataona mengatakan...

Dear Allia,
Saya membaca tulisanmu ditengah gemuruhnya petir sore ini, seakan saya diingatkan akan sesuatu yg sangat bermakna yg perlu saya perhatikan. Saya percaya bahwa banyak yg sudah membaca buku ini: yg terharu, terinspirasi dan meneteskan air matapun ada. Namun baru kali ini saya dapatkan sebuah ulasan panjang dari seorang pembaca, akan butir2 makna kehidupan yg menginspirasi. Dan dengan menuliskan di blog, Allia sdh juga beekomitmenuntuk berbagi dengan orang lain lagi. Bukan hanya terima kasih yang ingin saya sampaikan, tapi sekaligus saya ingin minta izin dari Allia untuk membuat link ke blogku agar tulisanmu bisa tersaji utuh dan orang banyakpun bisa membacanya. Sekali lagi terima. Salam sukses

Venessa Allia mengatakan...

Tentu saja boleh Pak Josef. Senang sekali jika tulisan saya bisa link ke blog bapak. Terimakasih :)
Salam sukses untuk bapak dan keluarga.