Rabu, 10 Oktober 2012

Nikahan si Abang


22 Sept-23 Sept 2012, after all he’s been through, this is the day, his wedding.

22 September 2012 adalah hari dimana abang gw semata wayang melepas masa lajangnya. Oh my God, try to think that he will become someone’s husband. Hahaha time goes by, kayaknya dulu masih main kasti bareng aja di belakang rumah. Yaah.. cukup sudah nostalgianya, gw ingin cerita tentang pernikahannya, tentang ramai, rempong dan serunya.

Entah keluarga gw yang lebay, atau memang pernikahan secara umum memang begini, tapi kerasa banget kalau moment pernikahan abang gw ini sebagai sarana kumpul keluarga besar. Keluarga gw, baik dari sisi nyokap maupun bokap, keduanya adalah keluarga besar. Dan besarnya keluarga gw itu, ngumpul jadi satu di rumah gw 2 hari sebelum hari H. Kebayang ga lo ramenya? Gw rasanya nggak pernah lihat rumah gw serame itu. Keluarga dari Padang banyak banget yang datang. Karena tentu saja rumah gw tidak cukup menampung semuanya, bokap nyewa 2 rumah di komplek untuk saudara-saudara gw tinggal. Semuanya kumpul. Seruuu..

Kamis, 20 September, di rumah diadakan pengajian yang mengundang ibu-ibu komplek. Gw nggak bisa datang pengajian ini karena harus kerja. Melewatkan kesempatan makan-makan enak deh (hehe adik busuk).  Kamis malam karena merasa garing di kosan sendirian sementara gw tau dirumah gw lagi rame banget, gw memutuskan untuk pulang ke rumah. Jalan dari Bogor ke Serpong macet parah, efek lagi pemilu DKI kayaknya. Sampai rumah gw tewas laper banget, langsung nyerbu meja makan, ada lasagna enak banget, oh sudahlah yang ini nggak usah dibahas.

Jumat, 21 September, gw izin pulang cepet sama my new manager Kak Rina dan diizinkan. Jam 3 gw udah cabut dari kantor, langsung menuju rumah. Keriuhan mau hajatan besar udah kerasa banget dirumah. Malemnya bokap gw mengadakan meeting keluarga untuk membahas teknis acara 2 hari ke depan. Sumpah dalam hati gw pengen ngakak (sorry pah.) Habis ini pertama kalinya gw mengalami meeting keluarga kayak gini. Isi meetingnya tuh kayak dulu gw meeting di himpunan, terus bahas juklak acara wisudaan esok hari. Papa pasti waktu mudanya pengalaman jadi korlap, kelihatan banget soalnya jago ngatur orang. Bokap pada dasarnya memang orang yang perfeksionis dan menghadapi pernikahan abang gw ini, papa jadi super attention to every detail, hingga kadang gw melihat papa sedikit paranoid takut acaranya gak berjalan lancar. Tapi gw tahu banget kenapa papa kayak gitu, papa cuma ingin mempersembahkan pernikahan terbaik untuk anak dan menantunya. That’s how he express his biggest love to his son. Papa bukan tipe ayah yang bisa dan biasa bilang “I love you” ke anak-anaknya, tapi untuk anak-anaknya, he always do his best, no doubt J.
Abang gw saat meeting ini udah ngurung diri di kamar. Nggak tau deh ngapain, mungkin sedang bertapa supaya nggak salah baca ijab qabul. Hiihihi..

Sabtu 22 September. Inilah hari H. Gw bangun pagi-pagi, mandi, sarapan dan siap di make up. Tukang makeup nya jago karena berhasil membuat mata gw menjadi lebih besar, hihihi. Abang gw udah uring-uringan banget. Kayak bisa makan orang kapan saja (#drama). Dia judes mampus setiap ada yang nanya “udah hafal belum ijab qabulnya?”. Terkait ijab qabul, gw baru tau makna dari ijab qabul ini beberapa waktu yang lalu. Secara kalimat, kalimat ijab sebenarnya pendek dan harusnya ga sulit dihafal. Tapi secara makna, ketika seorang lelaki mengucapkan ijab qabul itu artinya nggak sembarangan lho. Ijab qabul merupakan pernyataan bahwa sang suami sudah rela menanggung kehidupan sang istri, bukannya cuma kehidupan secara materi atau duniawi, tapi termasuk juga dosa-dosa sang istri. Makanya wajib bagi istri untuk patuh sama suaminya. Dan ketika ijab qabul itu diucapkan, katanya malaikat-malaikat ikut dengar dan jadi saksi, jadi nggak main-main. Corect me if I am wrong ya tentang ini. Yaa mungkin karena muatannya dalem banget, ijab qabul jadi moment yang sangat sakral. Gw aja jadi ikut deg-degan sepanjang akad nikah. Tapi Alhamdulillah, cukup sekali dan tidak perlu diulang. Jagoan!
Saat paling mengharukan saat akad nikah ini bagi gw bukan saat sungkeman tapi saat Kak Tita (kakak ipar gw), membaca narasi untuk orang tuanya yang isinya adalah pernyataan minta izin mohon dinikahkan dengan abang gw. Blaaarr… ngucur deh air mata gw. Narasinya diawali dengan permintaan maaf kepada kedua orang tua, dilanjutkan dengan permohonan izin supaya orang tua rela melepaskan sang putri yang sudah bersusah payah dididik dan dibesarkan untuk menjadi istri dari seorang lelaki yang dia pilih. Itu moment yang mengharukan banget. Kak Tita juga nangis terharu bacanya. Yaiyalah, gw yang cuma mendengar aja nangis, apalagi dia yang baca langsung. Entahlah ya, suatu hari nanti pada saatnya gw akan membaca narasi seperti itu juga, mungkin lidah gw akan mendadak kaku, nggak sanggup bacanya, sedih banget. Ahh.. married is not a simple thing. Pernikahan itu sangat sangat sakral.

Yah pada intinya proses akad nikah berlangsung lancar. Oh sudahkah tadi gw menyebut bahwa untuk berangkat dari rumah gw di Serpong menuju tempat akad di daerah Gunung Putri, keluarga gw menggunakan sekitar 4 atau 5 mobil dan 1 bus. Yak Anda tidak salah baca, sampe nyewa bus segala. Bukan bus besar sih emang. Tapi ya namanya bus tetep aja gede. Luar biasa kan. Tapi gw bangga menjadi bagian dari satu keluarga besar yang makin lama akan semakin besar J. Oh satu lagi yang gw banggakan dari keluarga ini, di dunia yang sudah semakin global, keluarga gw masih berusaha menjalankan adat. Buktinya saat hari H pernikahan abang gw dianugrahi gelar. Jadi kalau menurut adat Padang, anak laki-laki yang mau menikah itu berhak mendapat gelar. Ada pepatah Minang yang kalau diartikan bunyinya “Waktu kecil diberi nama, ketika besar diberi gelar”.  Kalau gw nggak salah yang berhak ngasih gelar itu adik/kakak laki-laki dari ibu. Nah, abang gw dikasih om gw gelar “Rajo Nan Putiah”.   
Oke, ini sedikit foto-foto dari acara Akad Nikah dan Resepsi 1.


Sepupu-sepupu dari keluarga papa. Ini baru setengah dari jumlah total kayaknya :)

Ini saudara-saudara dari keluarga mama :)




Resepsi hari kedua.. gw sambung di tulisan selanjutnya ya. Udah kepanjangan nih J
Terimakasih sudah membaca.

Salam,
Venessa Allia

1 comments:

Annisa Maulida mengatakan...

Nes, gw habis subuhan baca ini cukup terhibur. Aaaa congrats ya.kebayang suasana rumah lu. Daaaan sory gw ngakak pas cerita meeting, gw kebayang pada pake jahim lah. Hehe becanda