Selasa, 26 Juli 2011
Jumat, 22 Juli 2011
My Sweet Escape 3: Heaven on Earth
Minggu, 10 Juli 2011
My Sweet Escape 2: Selamat Datang di Pulau Laskar Pelangi (Day 1)
“Selamat Datang di Pulau Belitung, Pulau Laskar Pelangi”
Spanduk itu terpampang jelas di Bandara Hanadjoeddin, Tanjung Pandan, Propinsi Bangka Belitung. Jadi singkat cerita, gw berangkat ke Belitung tanggal 4 Juli 2011 bersama temen gw, Desi, dan kelima petualang yang lain. Biar keren, dan biar gw kayak penulis terkenal, nama kelima anak tersebut akan gw samarkan; Minyang, Ayin, Rama (Sepupu Desi), Idas (temen Rama), dan Aryo (Another keluarga Desi, hubungannya terlalu kompleks untuk dijelaskan). Kita bertujuh adalah kombinasi 3 cewek dan 4 cowok (tebak sendiri berdasarkan nama, mana yang cewek dan mana yang cowok), serta gabungan dari mahasiswa tingkat akhir macam-macam jurusan, fresh graduate dan mahasiswa baru, yah pada intinya umur kita ga berbeda jauh.
Gw semacam ingin bikin jurnal tentang perjalanan gw kemarin, siapa tau ada yang tertarik untuk berlibur ke Belitung juga, jadi cerita gw disini bisa jadi bahan pertimbangan. Soalnya sebelum kita liburan kemarin, kita juga banyak dapat informasi dari internet, terutama Kaskus (apa sih yang ga ada di Kaskus, yang jualan Tuyul aja katanya ada). Sooooo, kita bertujuh berangkat hari Senin tanggal 4 Juli 2011, naik Batavia jam 12.20 (Batavia adalah nama perusahaan penerbangan, bukan taksi, bukan pula bajaj). Tiket PP pesawat kemarin kurang lebih 1,1 juta rupiah. Harga segini terhitung cukup murah, soalnya katanya tiket PP ke Belitung biasanya sekitar 1,8 juta. Ohiya sekedar informasi, setau gw ada 3 pesawat yang menuju Tanjung Pandan: Batavia Air, Sriwijaya Air dan satu lagi sayangnya gw lupa namanya (Maaf ya ;0). Ohiya, sekedar berbagi pengalaman, waktu mau check in di Soekarno Hatta, gw inget banget, ada mbak-mbak security yang lagaknya mirip Kamdis (Keamanan dan Disiplin) pas zaman OSPEK dulu, jadi jangan stress atau shock kalau ngeliat doi, sebenernya doi baik kok (bukan sok akrab, hanya berniat husnozon :) )
Kita masuk ke terminal 1C, masuk ruang tunggu dan eng ing eng.. pesawat delayed. F! Pesawat delayed disaat kita punya banyak waktu saja pasti sudah terasa menyebalkan, apalagi disaat waktu kita tidak banyak. Buat kita yang liburan dengan waktu terbatas, pengumuman pesawat delayed cukup bikin mood jadi jelek dan emosi menjadi tidak stabil. Yah akhirnya setelah menunggu kira-kira 1,5 jam (ada yg mainan I touch, ada yang ngobrol ngalor-ngidul, ada yang ngelamun), kita pun berangkat. Penerbangan lancar dan sangat cepat (sekitar 50 menit). Pramugara pesawat tersebut gw perhatiin agak jutek, mungkin doi bete sama kerjaannya dan pengen naik gaji, atau mungkin kangen sama pacarnya udah 10 tahun gak ketemu, atau mungkin kebelet pengen pipis atau mungkin..sudahlah. Pesawat landing di lintasan yang agak keriting (literally keriting). Atas izin Allah SWT, ketujuh bolang sampai juga ke Belitung dengan selamat dan bahagia.
Di Tanjung Pandan, kita memutuskan untuk tidak memakai travel, dengan alasan supaya lebih puas dan lebih murah. Satu hal menarik yang kita temukan di Belitung adalah Belitung merupakan negeri yang SANGAT AMAN. Jadi ceritanya, sepupu Desi, Rama, sudah dapat contact person orang di Belitung yang bisa menyewakan mobil, awalnya kita janjian dengan orang tersebut di Bandara, tapi karena pesawatnya telat, mobil yang kita pinjam DITINGGAL GITU AJA DI BANDARA DENGAN KUNCI MASIH NYANTEL LENGKAP DENGAN STNK. Kita dikasih tau nomor plat mobilnya dan disuruh langsung ambil sendiri di parkiran bandara. Peristiwa ini SUPER GAK MUNGKIN diterapkan di kota besar seperti Jakarta atau Bandung, karena di kota besar, mobil yang dikunci berbagai cara pun bisa kecurian. Keesokan harinya gw tau dari penduduk setempat bahwa orang-orang Belitung memang sangat menjaga keamanan di daerahnya, karena mereka merasa daerah mereka sedang maju pesat, terutama pada sektor pariwisata. Jadi penduduk disana gak pernah berpikir untuk merusak nama baik Belitung dengan melakukan pencurian atau apapun yang bikin nama Belitung jadi jelek. Jadi mereka santai aja parkir motor di sembarang tempat dengan kunci masih nyantel karena mereka percaya motor mereka aman. It’s a very positive attitude, i think people in Jakarta and other big city should learn this attitude from them. Kalau di Jakarta ninggalin kunci motor begitu saja sama dengan bagi-bagi motor gratis alias minta dicuri banget. Mobil yang sudah diparkir di tempat aman, pakai kunci ganda, masih bisa dipecahin kacanya terus diambil barang-barang didalamnya (curcol).
Aaanyyway , kita memanfaatkan GPS (Global Positioning System) dan JPS (Jaringan Penduduk Sekitar) selama melancong di Belitung. Aryo berperan sebagai driver, dan Ayin sebagai co-driver. Kita nginep di Hotel Pondok Impian 1, Jalan Pattimura, Tanjung Pandan. Penampakan hotel ini agak-agak mirip sekolah dasar (literally sekolah dasar), tapi hotelnya cukup bersih, pelayanan yang ramah dan yang terpenting cukup murah (satu malam kamar kelas executive, sekitar 300ribu, bisa diisi 2-3 orang).
Setelah mempertimbangkan masalah waktu, kita memutuskan untuk memulai petualangan pertama kita di Belitung Barat dengan mengunjungi daerah Tanjung Tinggi dan akan makan siang disana (lebih tepatnya makan siang di waktu sore). Tempatnya gak terlalu jauh dari hotel tempat kita menginap, jalanan menuju sana juga sudah diaspal, dan lurus-lurus aja, jadi kemungkinan nyasarnya sangat kecil. Sesampainya disana kita langsung mesen seafood yang banyak di jual di pinggir pantai. Rencananya, sambil menunggu seafood matang, kita bisa main-main di sekitar pantai, dan setelah lelah bermain, kita bisa langsung makan tanpa harus menunggu lama. Perfecto!
Melihat pantai Tanjung Tinggi membuat gw benar-benar memuji Allah SWT. Lukisan Illahi memang tidak tertandingi. Pantainya bagus, pasir putih, airnya bening, dan batuan-batuan besar yang membuat pemandangannya jadi sangat cantik. Benar-benar memanjakan mata. Sebagai 7 petualang usia 20an (kecuali Ayin), kita semua melakukan ritual wajib saat berwisata yaitu: Foto bersama :D
"Hingga saat ini, intelegensia gw belum bisa memahami bagaimana bisa ada batu-batu sebesar itu di tepi pantai. Somebody please explain :)"
Ternyata gambar-gambar yang gw lihat di internet tentang keindahan Pulau Belitung bukan editan photoshop. Gw menyaksikan sendiri pemandangan yang begitu cantik. Kalau Bandung terkenal dengan Kota Wisata Belanja, maka Belitung positively gw tetapkan sebagai Kota Wisata Mata, maksudnya bukan berarti kita bisa lihat macam-macam "mata" disini, tapi kita akan dimanjakan dengan pemandangan-pemandangan indah (penjelasan ini penting untuk menghindari ambiguitas ;)). Bytheway, di hari pertama ini, kita memutuskan untuk tidak berenang, jadi kita bisa save energi buat berenang sepuasnya keesokan hari. Insiden kecil terjadi waktu kita lagi asik foto-foto sambil main air, kaki Mayang luka, kayaknya tergores sesuatu yang tajam (YAIYALAH, kalau tumpul mana bisa ngegores). Hikmah yang gw ambil dari insiden ini adalah "jangan lupa pakai sandal saat bermain air karena alam walaupun cantik tapi juga bisa kejam ;)"
Setelah bosan foto-foto, seafood yang sebelumnya kita pesan ternyata sudah matang. Kebodohan terbesar yang baru gw sadari saat itu adalah KITA LUPA NAWAR HARGA MAKANAN, hahaha. Tapi ya sudahlah, atas nama perut lapar, gw dan teman-teman makan dengan hening. Dengan menu ikan bakar kecap, ikan bumbu kuning, cumi goreng tepung, cah kangkung, nasi putih dan teh manis, harga per orangnya sekitar 30 ribuan. Perut kenyang, hati riang.
Malamnya, kita berkunjung ke pusat kota Tanjung Pandan. Gw udah speechless banget ngerasa Tanjung Pandan itu sepi banget (jauh lebih sepi dari kota Padang, yg notabene sering terjadi gempa jadi penduduknya punya lebih banyak alasan untuk takut berpergian). Gw bersyukur ternyata masih banyak kehidupan di Tanjung Pandan, setidaknya di pusat kotanya. Kita bertujuh nyari makan di tempat yang kita lihat paling ramai. Disana kita makan di suatu warung yang ternyata yang punya orang sunda juga. Pemilik warung tersebut punya anak cowok yang baru aja 3 hari pindah dari Bandung ke Tanjung Pandan. Dari senyuman dan sorot mata anak itu, gw lihat dia seneng banget waktu Idas ngajak dia ngomong Bahasa Sunda.
Kenyang setelah makan, kita balik ke hotel. Istirahat dari satu hari melelahkan bermain di negeri orang. Harapan besar semoga besok tidak hujan dan kita bisa mendapatkan liburan yang benar-benar memuaskan. Tanjung Kelayang kami akan datang J
"A Thousand mile journey begins with the first step (Lao tzu)"
to be continued: My Sweet Escape 3: Heaven on Earth
My Sweet Escape 1: Berkunjung ke Belitung
Siapa diantara kalian yang tidak suka liburan? Gw kurang percaya ada manusia yang tidak suka hari libur. Hari libur tidak harus dihabiskan dengan berkegiatan di luar, kita bisa saja menghabiskan hari libur dengan bangun siang, menikmati kasur, bermalas-malasan, tapi kalau kita memang punya kesempatan untuk go outside, manfaatkanlah! Itulah yang gw lakukan untuk mengisi waktu antara setelah sidang dan wisuda. Yayayaya gw tau harusnya gw yang ingin mencari uang ini, memanfaatkan waktu tersebut untuk mulai melamar pekerjaan. Tapi sejujurnya, dalam hati gw seperti ingin memberikan waktu untuk diri gw sendiri, menikmati hari-hari gw yang cendrung jadi jauh lebih indah setelah sidang Tugas Akhir. Gw memberikan pembenaran pada diri gw sendiri, kalau gw butuh titik balik. Sangat-sangat butuh titik balik. Untuk apa? Simple aja. Melihat pemandangan baru, mencerahkan pikiran, menenangkan hati, mengisi energi, mencari pengalaman. That’s why I need a break, I need holiday and go outside. Dan ketika Desi Suryani, S.Si, salah satu microbabe menawarkan gw ikut berlibur bersama dia dan sepupu-sepupunya ke Pulau Belitung, gw langsung MENGIYAKAN. Gw ga pikir panjang dan siap mengosongkan tabungan. Gw pikir sekalian aja, jadikan liburan ini sebagai sweet escape gw sebelum gw benar-benar lulus kuliah dan masuk ke dunia nyata, sekalian titik balik mengosongkan tabungan.
Jadi singkat cerita, Belitung itu dibagi menjadi Belitung Timur dan Belitung Barat. Karena ini liburan singkat (cuma 3 hari), kita hanya akan mengunjungi objek wisata di daerah Belitung Barat. Jadi untuk kesempatan kali ini kita tidak mengunjungi darah Manggar (Belitung Timur) yang menjadi tempat syuting film fenomenal Laskar Pelangi (Personally, i hope someday i come back to Belitung and visit Belitung Timur). Daerah tujuan kita adalah Tanjung Pandan, Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, dan pulau-pulau kecil sekitar Tanjung Kelayang. Kalau ada yang bertanya kenapa harus Belitung? Jawabannya adalah gambar-gambar ini:
Pantai sebagus ituSo, Belitung became our destination, became My Sweet Escape.
Langit sebiru itu
Pasir seputih itu
Matahari sejingga itu
Laut setenang itu
Air sebening itu
Batuan sebesar itu
Bintang laut seeksotis itu
Penduduk seramah itu
Sudah lebih dari cukup alasan untuk berkunjung ke Belitung