Sabtu, 27 Agustus 2011

Teman

"Teman adalah keluarga yang kita pilih (Film Catatan Harian Si Boy)"


Ketika gw menonton film Catatan Harian Si Boy dan mendengar kalimat itu, entah secara sadar atau refleks, gw menganggukan kepala pertanda setuju. Keluarga (kandung) adalah takdir yang Allah berikan kepada kita karena suatu alasan yang menurut-Nya paling baik buat kita, tapi bagaimanapun juga kita tidak bisa memilih siapa keluarga kandung kita. Siapa ayah kita, ibu kita, kakak atau adik kita. Sementara teman, teman adalah seseorang/sekelompok orang (bahkan hewan sekalipun) yang benar-benar kita pilih sebagai keluarga kita. Bahkan kita punya pilihan untuk tidak berteman sama sekali, walau gw pribadi akan membuang jauh-jauh pilihan tersebut.

Berteman adalah memilih teman dan bagaimana membangun hubungan berkualitas dengannya. Gw percaya bahwa siapa kita, bagaimana kita menjalani hidup kita saat ini dan di kemudian hari akan berkaitan dengan siapa keluarga yang kita pilih tersebut. Teman tentu saja akan memberikan pengaruh baik dan buruk pada diri kita sendiri. Baik dan buruk itu mutlak harus kita terima karena kita hidup dengan manusia yang ditakdirkan punya kelemahan dan kekuatan. Sekarang tinggal bagaimana kita memilih teman yang bisa sebanyak-banyaknya memberikan pengaruh positif daripada pengaruh negatif kepada kita. Bagaimana supaya kita bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya pengaruh positif, tentu saja dengan cara memberikan sebanyak-banyaknya manfaat, karena tentu saja ungkapan "What you get is what you give" berlaku di kehidupan.

Pertemanan adalah hubungan tidak formal yang didasari dari persamaan nasib, kenyamanan dan kepercayaan. Contohnya gini: kita pasti akan merasa lebih dekat dengan seseorang yang pernah mengalami suatu kejadian bersama kita, terlebih lagi kalau kejadian itu adalah peristiwa yang berkesan, misal digebukin pas tawuran, ketauan bolos sama bu guru atau bareng-bareng dapet nilai jelek pas ujian (oowh kenapa semua perumpamaannya adalah peristiwa negatif, yasudahlah). Adanya fakta bahwa kita pernah mengalami suatu kejadian bersama akan melahirkan suatu kenyamanan untuk membagi lebaih banyak waktu merasakan lebih banyak hal bersama sehingga pada akhirnya akan timbul kepercayaan untuk mengganggap orang tersebut, yang secara darah tidak bertalian dengan kita, menjadi keluarga baru kita.

Teman adalah aktor yang menjadi bagian dari film kehidupan yang terus berjalan kedepan. Bagaimanapun baiknya kita terhadap seorang teman dan bagaimanapun sayangnya teman tersebut kepada kita, teman adalah sesuatu yang dinamis alias akan terus bergerak alias tidak akan diam di tempat. Teman pergi, teman datang, teman lama, teman baru adalah bukti bahwa kehidupan ini bergerak maju hingga suatu waktu dimana kita hanya akan sendirian menunggu suatu pengadilan tertinggi di hadapan Tuhan.

Kita hanya punya kemampuan dan daya ingat terbatas untuk mengabadikan waktu singkat kita bersama teman-teman terbaik menjadi suatu kenangan manis. Sekarang saatnya kita mensyukuri orang-orang yang telah sukarela bersedia menjadi keluarga kita, padahal belum tentu kita mendatangkan keuntungan bagi mereka. Suatu waktu mereka akan dijauhkan dari sisi kita dan belum tentu kita akan mendapatkan yang sama baiknya. Orang bilang, satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit. Terimakasih teman, terimakasih telah bersedia menjadi keluarga pilihan saya. Terimakasih telah bersedia memilih saya menjadi keluarga kalian.

Salam,

Venessa Allia

0 comments: