Sabtu, 21 April 2012

Inspirasi Ibu Karlina Supelli



Beberapa hari yang lalu, gw berkesempatan mengikuti suatu seminar yang diadakan kantor untuk para karyawan menejerial. Gw semakin merasa kantor gw sangat menarik karena punya cara-cara sendiri untuk memperkaya benak dan hati para karyawannya. Pembicaranya adalah Ibu Karlina Supelli. Beliau adalah seorang astronom dan filsuf wanita yang luar biasa banget (Alumni Astronomi ITB, punya 2 gelar doktor: Astronomi dan Filsafat). Anak Astro pasti bangga sekali sama beliau). Gw selalu menaruh hormat sama orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk menjadikan bidang yang tidak mainstream sebagai pilihan profesinya. Di negara seperti Indonesia, orang-orang masih terlalu sibuk berusaha menjadi insinyur dan dokter, nggak banyak yang memilih menjadi saintis, apalagi astronom atau filsuf. Nggak banyak orang yang dengan tulus mengikuti hasrat atas apa yang disukai dan secara serius menjadikan itu sebagai profesi. Orang kebanyakan berusaha menyesuaikan apa yang dia sukai denga realita kondisi saat ini. Oh itu nggak salah loh, itu sama sekali bukan pilihan yang salah selama apa yang dipilih berdasarkan niatan tulus dan keyakinan.Tapi spesial untuk pilihan yang diambil Ibu Karlina, saya angakat topi, standing applause untuk Ibu.

Awalnya gw agak bingung kenapa pembicara yang diundang adalah seorang astronom bukannya motivator kondang. Tapi setelah mengikuti seminarnya, memperhatikan apa-apa yang beliau katakan, gw merasa kalau dia orang yang sangat tepat mengisi seminar tersebut. Untuk beberapa orang, sesi seminar seperti itu mungkin bisa jadi obat tidur paling dahsyat, apalagi beliau banyak memasukan pengetahuan-pengetahuan astronomi dan filsafat dalam pembicaraannya. Tapi buat gw yang nggak ngerti astronomi selain pengetahuan “matahari adalah bintang”, “urutan-urutan planet” dan “Pluto ternyata bukan planet”, apa  yang ibu Karlina sampaikan menjadi sangaaat menarik! Beliau juga banyak mengaitkan keorganisasian, sistem dan kehidupan secara umum dengan ilmu filsafat. Buat gw yang lebih dari 4 tahun belajar life sciences, begitu dikasih sepercik ilmu filsafat, langsung deh amazed.  Terlepas dari kenyataan gw memang gampang dibikin terkesan, gw rasa siapapun pasti akan terkesan mendengar prestasi dan perjuangan Ibu Karlina. Eh tapi setelah gw pikir lebih dalam, ternyata banyak teori-teori filsafat yang sebenarnya sejalan dengan fakta-fakta ilmu hayati.  Seperti pernyataan Francis Thompson yang Ibu Karlina sebut "Thou canst not stir a flower without troubling a star", rasanya sangat sesuai dengan fakta ekologi bahwa segala hal yang ada di bumi baik biotik maupun abiotik, semuanya saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. 

Gw selalu mengagumi narasi atau kalimat-kalimat yang walaupun singkat tapi bisa memberikan gambaran dan pemaknaan terhadap satu sisi kehidupan dan Ibu Karlina banyak menyebut narasi-narasi seperti itu. Seperti ketika dia bilang “Tidak ada yang sempurna di bawah langit”, “Jalan pemimpin adalah jalan kesepian”, "organized irresponsibility" dan banyak lagi.  Teori filsafat ternyata menarik, tapi  setelah gw sadari lebih dalam apa yang dikatakan filsuf-filsuf tersebut sebenarnya nggak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang tertulis dalam kitab suci kita (yaiyalah, stupid aja kalau lo berusaha ngebandingin)


"Tidak ada yang sempurna di bawah langit, karena yang ada di bawah langit adalah buatan manusia" 

Ibu Karlina tidak hanya bicara tentang astronomi dan filsafat, tidak hanya bicara tentang organisisasi dan sistem, tapi juga bicara tentang kebahagiaan dan kehidupan. Beliau membagikan pengalaman hidupnya yaitu ketika beliau menghadapi kondisi sakit yang sangat sulit. Dari kisah hidup beliau gw belajar banyak sekali nilai. Tentang bagaimana kita menerima apapun yang Tuhan anugerahkan pada kita, baik dan buruk. Tentang bagaimana senantiasa mencari kebahagiaan pada saat apapun, saat baik dan buruk. Tentang berusaha sekuat tenaga bukan hanya di saat kondisi sedang baik, tapi juga di saat sakit. Tentang tidak menyusahkan orang lain. Tentang menikmati kesendirian. Tentang semangat hidup dan keikhlasan untuk menerima.

Subhanallah. Rasanya gw seperti diingatkan kembali. Gw sudah diingatkan prinsipnya, sekarang semua kembali kepada diri sendiri, bagaimana gw bisa mengamalkan teori kehidupan yang baru saja gw terima. Dipikir-pikir, kalau gw punya cukup rasa syukur untuk menerima apapun (baik dan buruk) yang Allah kasih serta punya kesanggupan untuk selalu mencari kebahagiaan dalam kondisi apapun, kayaknya kata galau, takut, ragu dan putus asa akan hilang dalam kamus kehidupan gw. Hilang berganti dengan kata bahagia, berani, yakin, semangat yang tercetak semakin tebal.

Untung akhirnya gw memutuskan untuk ikut acara ini, soalnya awalnya gw nggak kepengen ikut, tapi Allah dengan sangat baik membimbing gw membuat keputusan yang tepat, baik dan benar. Alhamdulillah :)


Begitu dulu ya ceritanya untuk malam ini.

Salam,

Venessa Allia

4 comments:

yosay aulia mengatakan...

ini seminar yg ada mami nya itu bukan nes ?

btw emang kita perlu sering2 ketemu sama orang2 inspiratif nes.. buat dpt energi positif.. hhe

Venessa Allia mengatakan...

@yosay: bukan say, ini seminar dari kantor. Bukan yang ada Bu Pingkan-nya. Iya ketemu orang inspiratif buka wawasan banget say :)

Anonim mengatakan...

Beliau memang salah satu orang hebat yang saya kagumi :) Suaminya juga keren, Bung Ninok Leksono

Anonim mengatakan...

saya juga abis baca tulisan orasi ilmiahnya yg dibukukan dg judul "Dari Kosmologi ke Dialog" saya salut BGT pada beliau. saya ingin banyak belajar darinya, eh malah nyasar ke laman ini. salam kenal.