Senin, 31 Oktober 2011

Cycle


Malam kemarin adalah Syukuran Wisuda SITH ITB periode bulan Oktober. Malam kemarin adalah pestanya SITH 2007. Malam kemarin memang bukan diperuntukkan untuk gw, karena memang bukan gw wisudawannya. Tapi gw masih merasa malam kemarin adalah milik gw juga karena teman-teman seperjuangan gw lulus juga pada akhirnya. Setelah perjuangan panjang kita bertahan di kampus gajah ini, toh kita bisa lulus dengan kebahagiaan dan kebanggaan. Oiya, one more reason, malam kemarin gw rasakan juga sebagai milik gw karena salah satu obsesi terpendam gw tercapai: Ngedance di muka umum setelah 7 tahun gw hanya berani nari di depan kaca doang sambil gila-gilaan sendirian dengerin lagu. Sekedar rahasia kecil, gw pernah ikut ekskul modern dance loh waktu sekolah dulu, dan terakhir tampil itu kelas 1 SMA. Ahaha entah itu aib atau prestasi, gw aja bingung menggolongkannya. Sebenernya gw malu nari-nari di depan umum, secara gw pakai kerudung, tapi masalahnya adalah kita ngedance pake lagu Backstreet Boys yang Everybody (Backstreet's Back). Gw gak sanggup untuk tidak menerima kesempatan ini, karena mereka adalah idola gw bahkan sampai sekarang. Tapi seru banget loh ngedance kayak gitu. Walaupun suara musiknya agak terlalu kekecilan dan pada salah-salah juga gerakannya, tapi gw rasa Darah Perawan tampil dengan sangat menghibur \m/


Oke, paragraf diatas hanya cerita singkat saja untuk mengawali tulisan gw malam ini.
Entah kenapa gw menobatkan malam kemarin sebagai benar-benar akhir kehidupan kemahasiswaan S1 gw di ITB. Karena entah kenapa gw merasa finish gw bukan di wisudaan Juli tapi di wisudaan Oktober. Dari awal gw seperti punya perasaan ketika gw lulus Juli, tapi sebagian besar teman-teman gw belum lulus, gw pasti masih bakal sering bolak-balik ke ITB, dan memang benar itu yang terjadi. Keterikatan gw dengan ITB seperti masih begitu kuat. Apalagi mengingat jarak antara Juli dan Oktober yang relatif singkat (tergantung sudut pandang, hehe). Nah, sekarang Wisudaan Oktober pun sudah berlalu, jadi inilah titik akhirnya.


Lebih tepatnya titik akhir bagi awal yang baru.

Emm..honestly, gw masih menyimpan pertanyaan apakah memang ini akhir cerita gw di ITB. Masalahnya sudah satu minggu ini gw dapet kerjaan freelance yang masih berhubungan dengan ITB, rekan kerja gw hampir semuanya alumni ITB. Cuma sekitar 5 minggu sih kontraknya, tapi gw tetep ngerasa ini lucu aja. Gw kembali penasaran sama maksud Allah memberikan gw kesempatan ini. Gw cuma bisa percaya.

Oke so.. after graduation party last night,
Gw melihat beberapa teman gw bercucuran air mata, malam itu memang menakjubkan banget, apalagi buat mereka yang diwisuda. Gw juga tentu saja sedih, tapi seperti biasa gw berhasil menahan air mata. Masalahnya siapa yang ga sedih berada di situasi yang begitu mengharukan. Maaf kalau gw terlalu mengeneralisir, tapi pasti kita semua merasa bersyukur karena telah menjadi bagian dari satu sama lain. Kita sudah melewati satu proses panjaaaang bareng-bareng. Sekarang, proses itu sudah memasuki garis finish. Kehidupan baru akan dimulai lagi. Dari awal. Masuk pada situasi baru, berkenalan dengan orang baru, terlibat pada proses yang baru. Belum tentu kita bisa bareng-bareng lagi. Belum tentu juga apakah proses yang kita jalani selanjutnya akan sama indah dan sama sulitnya dengan apa yang sudah kita lewati selama ini. Semuanya serba tidak pasti. Kita gak akan pernah tahu sampai kita benar-benar ada didalamnya. Tapi kita positive thinking aja. Gw suka banget deh kalimat ini:
Tuhan merangkai hidup manusia mungkin memang tidak seindah yang kita bayangkan, tapi juga tidak sesulit yang kita khawatirkan.

Berawal dari suatu titik, melalui suatu proses hingga kembali ke titik semula. Bagaimanapun titik itu muter-muter, jungkir balik, berubah jadi a-b-c-d-e hingga z sekalipun, dia akan kembali lagi ke awal. Ke suatu titik yang menjadi akhir pada suatu proses sekaligus menjadi awal suatu proses yang baru. Dulu kita pernah ikut perpisahan SMP, takut masuk SMA, hingga akhirnya merasakan banyak keseruan di SMA lalu tiba-tiba sudah prom nite lagi. Sedih pisah dengan geng di SMA, takut gak punya temen yang nyambung pas kuliah, eh sekarang tiba-tiba kita udah wisuda lagi. Semua seperti siklus yang terus berputar, dari awal menuju akhir lalu muncul lagi awal yang baru. Sampai tiba datangnya suatu titik besar yang mengakhiri semuanya. Titik akhir itu pasti datang, walau entah kapan.


So, that's life, such a cycle.


P.S: eh ini bukan berarti gw gak akan dateng wisudaan April loh. Tapi masalahnya dari Oktober ke April itu jaraknya 6 bulan, dan ada banyak hal yang bisa terjadi dalam 6 bulan. Tapi tenang, sesulit apapun, gw akan berusaha datang wisudaan April 2012 nanti. :)






Full Text Surat Wisnite October pada Video Mikro07

Full text, a lovely letter from me to all of you my lovely friends. Kemarin waktu wisnite, videonya gak bisa ditayangin semua. Nanti minta ke Aldina aja buat liat full version-nya.

Bandung, 30 Oktober 2011

Dear Wisudawan Oktober Mikrobiologi 2007,


Malam ini pasti menjadi salah satu malam terbaik dalam hidup kalian

Malam ini adalah pesta yang kalian nantikan

Malam ini kalian pasti cantik dan tampan

Malam ini malam kalian


Kalian telah menyelesaikan 144 kredit perkuliahan

Kalian telah melewati rangkaian praktikum dan kuliah lapangan

Membuat kalian tidak lepas dari jurnal dan laporan

Bium, KA, KO, Promik, Fismik, Ekomik,Biokim, Biostat, Progenmol, Bisismik, Bioinfo, PTF dan Mikan

Kalian telah melewati rangkaian Tugas Akhir, Seminar, Skripsi dan Sidang

Membuat kalian tidak tidur, stress lahir batin dan kehilangan uang.

Tapi ini juga membuat kalian semakin akrab dan banyak belajar.

MEOR, Batubara, Makanan Fermentasi, Genetika, Akuatik, Biokorosi, Nutrisi

Lab Mikro, PAU, Lab Gene, Ekologi, Nutrifood

Banyak waktu kita lewati bersama. Tidak hanya di kelas, tapi juga kegiatan lainnya


Kita pernah banting tulang nyari uang demi Kulker Singapur kita

Kita lewati 5 hari bersama disana, saling mengandalkan, saling bekerja sama

Dan sesibuk apapun kita, kita juga berhasil melaksanakan Fermentstation yang sangat kita banggakan

Kita sungguh-sungguh tim yang hebat

Lembang jadi saksi bahwa kita pernah lewatkan 1 malam penuh cerita

Pulau Tidung jadi bukti bahwa di tahun terakhir pun kita masih bersama-sama

Kita sungguh-sungguh keluarga yang hangat

Wisudawan Oktober Mikrobiologi 2007,

Malam indah kita sebentar lagi berakhir

Tapi memori yang pernah kita ciptakan adalah keindahan tanpa akhir

Dimana pun kita berada, bersama siapapun kita

Kita akan mengukir cerita indah baru

I’m gonna miss you all

Semoga kalian menemukan apa yang kalian cari


Salam,

19 orang Mikrobiologi 2oo7 lainnya


PS: Sampai ketemu di Wisudaan April :)


Selasa, 18 Oktober 2011

Doa Sabar tentang Reshuffle

Sabar (9 tahun) datang menghampiri sang ibu yang sedang melipat baju.

Sabar: Bu, reshuffle itu apa?
Ibu: Darimana kamu dengar kata itu?
Sabar: Dari obrolan mas-mas di masjid dan ibu-ibu di warung.
Ibu: Kenapa kamu tidak bertanya pada mas-mas itu apa yang sedang mereka obrolkan?
Sabar: Aku tidak berani bu. Mereka bicara dengan begitu seru.
Ibu: Tanya bapak saja sana. Ibu mana tahu kata-kata aneh seperti itu. Ibu kan tidak sekolah.
Sabar: Aku sekolah, tapi tetap tidak tahu apa artinya kata itu.
Ibu: Ya tentu saja. Sekolahmu kan sekolah murah. Mana belajar yang seperti itu.
Sabar: Rasanya tadi aku juga melihat tulisan ini di koran.
Ibu: Mengapa kamu tidak baca saja koran itu?
Sabar: Aku tidak punya uang.
Ibu: Memang membaca saja butuh uang?
Sabar: Aku bisa dimarahi Bang Mamat penjual koran kalau membaca tanpa membeli.
Ibu: Kamu kan punya uang jajan, kenapa tidak dibelikan koran?
Sabar: Aku haus karena berjalan kaki. Uangnya aku pakai beli minuman.
Ibu: (terdiam)
Sabar: Ibu aku penasaran
Ibu: (melihat Sabar dengan tatapan hangat). Maka kamu harus mencari jawabannya sampai dapat. Jangan menyerah nak. Ikuti rasa ingin tahumu.

Sabar pun berlalu, menghampiri bapak yang sedang sibuk di depan becaknya.

Sabar: Pak, reshuffle itu apa?
Bapak: Darimana kamu mendengar kata itu?
Sabar: (menjelaskan sebagaimana penjelasan yang dia berikan kepada ibunya)
Bapak: Bapak tidak tahu
Sabar: Kalau Bapak tidak tahu, kepada siapa lagi aku harus bertanya?
Bapak: Bertanyalah pada Tuhan. Karena Dia Yang Maha Tahu.
Sabar: (Bingung). Bapak sedang apa sih?
Bapak: Bersihin becak. Kalau becaknya kotor, mana ada yang mau naik. Kalau tidak ada yang naik, mana bapak bisa dapat uang untuk sekolah kamu.
Sabar: Pak, kenapa aku harus sekolah? Aku mau bantu bapak dan ibu.
Bapak: Kamu mau bantu apa?
Sabar: Bapak kan punya sedikit tanah. Aku bisa bantu bapak bertani.
Bapak: Percuma bertani. Paling-paling juga rugi.
Sabar: Percuma sekolah. Sekolah tidak bikin kita jadi lebih kenyang
Bapak: (menatap Sabar dengan serius). Tapi sekolah memberi kita sedikit harapan.
Sabar: Harapan apa?
Bapak: Harapan untuk hidup lebih baik beberapa tahun lagi
Sabar: Aku tidak mengerti maksud Bapak.
Bapak: (tersenyum). Bapak sedang sibuk, bar. Sebaiknya kamu pergi sembahyang.


Sabar tidak berhasil menemukan jawaban atas pertanyaannya. Yang ada dia semakin pusing. Bingung harus bagaimana, dia turuti saja perkataan Bapak. Sabar mengambil air wudlu lalu pergi sembahyang. Sabar sembahyang tiga rakaat, lalu dia berdoa pada Yang Maha Mendengar:

"Tuhanku, kata bapak, Engkaulah Yang Paling Tahu
Maka bisakah engkau beri tahu apakah reshuffle itu.
Aku bertanya pada Ibu, tapi beliau tidak mengerti karena tidak pernah sekolah
Aku bertanya pada Bapak, tapi dia sedang sibuk bersihkan becak
Aku bersekolah tapi tetap tidak tahu apa itu reshuffle.
Tuhan aku harus bagaimana?

Tuhan.
Sepertinya reshuffle itu sesuatu yang penting.
Soalnya banyak orang bicara tentang ini.
Sepertinya juga reshuffle berhubungan dengan Presiden.
Soalnya di koran jualan Bang Mamat yang aku lihat tadi, kata reshuffle itu berada disamping foto Pak SBY.
Tuhan, apakah reshuffle ini juga sesuatu yang tidak baik?
Soalnya mas-mas di mesjid tadi membicarakan reshuffle ini dengan nada tidak percaya. Mereka menyebut kata "skeptis". Aku tidak tahu apa artinya. Tapi naluriku berkata bahwa "skeptis" juga bukan sesuatu yang baik.

Tuhan.
Kalau mencari tahu arti kata resuffle saja demikian sulit, aku hanya bisa berdoa kepada-Mu.
Kata ibu, Engkau Mengabulkan doa anak-anak yang baik.
Aku rasa aku cukup baik.
Aku tidak pernah mencontek, aku selalu membantu ayah dan ibu, aku sayang Dek Gina, aku juga rajin sekolah.

Tuhan, doaku pada-Mu,
apapun reshuffle itu,
semoga reshuffle bisa membuat aku tetap sekolah.
Bapak bilang dengan aku sekolah, keluarga kami punya harapan.
Sebenarnya aku kurang mengerti maksud bapak, tapi aku senang sekolah.
Walaupun sekolah aku atapnya bolong, bangku dan meja sudah reyot dan gurunya cuma sedikit.
Aku juga senang membaca, tapi tidak punya uang untuk beli buku.
Maka semoga reshuffle bisa membuat aku punya uang untuk beli buku.
Semoga reshuffle juga bisa membuat Bapak berhenti menjadi tukang becak.
Aku sedih melihat bapak kelelahan menarik becak.
Waktu itu bapak sempat sakit karena kelelahan.
Oh iya, semoga reshuffle juga bisa membuat kami tidak usah membayar kalau mau pergi berobat.
Tuhan, aku ingin Bapak kembali bertani
Semoga reshuffle membuat bapak bisa menjadi petani yang untung besar
Walaupun sebenarnya aku tidak tahu Tuhan, apakah petani bisa untung besar?

Pada intinya Tuhan,
Semoga reshuffle bisa menghadirkan perubahan.
Semoga kami menjadi lebih sejahtera


Kabulkan doa hamba Ya Tuhan.
Kalau kau mengabulkan doa hamba, hamba janji akan pijitin ibu dan bapak setiap hari.
Janji.
Amin.


(Bandung, 18 October 2011, written by Venessa Allia.
Dear Mr. President and all politician. I don't even care about reshuffle. I care about Sabar and his family. Please give us some concrete results and significant changes)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Ternyata..

Dear venessaliveinvenus.blogspot.com
Ternyata tidak semua hal bisa ditulis disini
Ternyata ada yang harus saya rahasiakan
Tulisan yang tidak bisa dipublikasikan

Perasaan hari ini adalah kumpulan paragraf yang tersimpan rapi.
Tulisan untuk disimpan sendiri atau dihapus sama sekali
Seperti buku diari masa kecil yang terkubur di laci
Dimana ketika ada yang membacanya, maka aku akan murka

Terimakasih Tuhan untuk semua pengalaman hari ini.
Biar aku simpan sendiri.
Biarkan aku bercerita pada hatiku sendiri
Biarkan aku berbicara pada pikiranku sendiri

Kamis, 13 Oktober 2011

Selasa, 11 Oktober 2011

That's Life

Gw menyadari suatu pemahaman baru. Bahwa ketika lo berhasil membahagiakan orang lain, maka secara otomatis lo akan mendapatkan kebahagiaan dua kali lebih besar dari kebahagiaan yang diterima orang tersebut. Kebahagiaan yang lo berikan sungguh tidak harus berkaitan dengan hal-hal yang besar. Hal-hal kecil yang dilakukan dengan ikhlas bisa menjadi suatu hal yang sangat manis.


Sewaktu di Seoul kemarin, gw yang tau kalo 2 orang sepupu gw (3 orang sebenernya, cuma yang satu itu anak kembar, jadi dianggap satu paket ) adalah Super Junior Lovers alias elf of SUJU (elf means everlasting friends), gw mengajak nyokap untuk membelikan mereka CD terbaru Suju (kata yang jual sih terbaru, gw se-gak-tau-itu, jadi percaya aja). Beberapa hari setelah gw sampai ke Indonesia, CD itu sampai di tangan mereka, and you know what? Reaksi mereka adalah luar biasa. They are happy so much. Girang dan mengucapkan terimakasih berkali-kali. Entah kenapa, saat mengetahui mereka begitu senang, tiba-tiba gelora kegembiraan juga menyelimuti gw. Gw jadi tersenyum melihat kegembiraan mereka. Padahal bagi gw CD itu hanyalah hal kecil. Tapi bagi mereka CD itu adalah hal yang sangat besar. Disitulah gw menyadari bahwa kebahagiaan juga datang ketika kita berusaha dengan ikhlas membahagiakan orang lain.

Satu kasus lagi, sehari setelah gw sampai Indonesia, temen gw sms. Dia bilang kalo dia dapet job dari informasi yang gw kasih ke dia. He said thanks and I’m totally surprise. Waktu itu, informasi pekerjaan itu gw kasih ke dia tanpa ada bayangan apapun. Gw gak tertarik sama job itu, dan mungkin temen gw itu tertarik makanya info itu gw terusin ke dia. Beberapa minggu kemudian dia diterima. Sedikit perasaan iri gw rasakan tapi menurut gw itu sangat sangat manusiawi. Bagaimanapun juga gw ikut senang. Gw merasa menjadi orang yang sedikit lebih bermanfaat. Disaat yang sama gw kembali sadar bahwa hal kecil yang dilakukan dengan ikhlas tidak hanya bisa membawa kebahagiaan bagi orang lain, tapi juga manfaat bagi orang lain. Terlebih lagi, kebahagiaan untuk diri sendiri dan Insya Allah akan mendatangkan manfaat untuk diri sendiri.

That is life.
Not always beautiful
But one thing for sure
Not always bad


Anyway tentang petualangan gw dan keluarga di Seoul, Korea Selatan, gw ceritain di kisah selanjutnya ya. Butuh cukup banyak waktu untuk menuliskannya karena ada cukup banyak cerita, pengalaman, pemikiran dan jutaan rasa syukur ;)