Kita bisa punya banyak alasan mengapa kita bisa betah atau
tidak betah berada di rumah. Bisa jadi alasan kita betah di rumah adalah karena
rumah kita yang selalu bersih karena selalu ada sumber daya manusia yang
membersihkan. Mungkin juga kita betah di
rumah karena fasilitas di rumah yang sekelas hotel berbintang, lengkap dengan
perabotan mewah dan makanan-makanan mahal, atau mungkin juga kita betah dirumah
karena selalu ada mama dan papa yang memberikan perhatian dan kasih sayang.
Demikian sebaliknya, kita bisa memiliki sejuta alasan untuk tidak betah atau
bosan berada dirumah. Rumah berantakan, fasilitas seadanya, anggota keluarga
yang menyebalkan, serta berbagai alasan lainnya yang mampu membuat kita rasanya
ingin minggat dari rumah.
Sebagaimana setiap manusia memiliki alasan, saya pun punya
alasan mengapa saya betah berada di rumah ini.
Rumah ini memang tidak sempurna, ada saja cacatnya, dan
ibarat pepatah “rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau”, rumah tetangga
pun selalu kelihatan lebih menjanjikan. Tapi ketidaksempurnaan tersebut tidak
lantas membuat saya menjadi tidak betah di rumah, karena ada satu alasan
mengapa saya sangat senang ada disini, yaitu rumah ini diberkahi dengan para
penghuni yang menyenangkan dan inspiratif sekali.
Beberapa penghuni rumah ini, saya akui punya sense of humor yang tinggi sehingga
kalau lagi sama mereka saya bisa tertawa sampai mengeluarkan air mata. Beberapa
penghuni yang lain sense of humor-nya
level tiarap, tapi saking garingnya bikin saya ingin tertawa juga (karena
kasian hahaha). Tapi, walaupun banyak
penghuni di rumah ini yang tukang bercanda, dalam konteks profesional mereka
adalah orang-orang yang kompeten dan bertanggung jawab. Boleh jadi di malam
hari saya dan beberapa penghuni rumah ini makan malam bareng sambil
ketawa-ketawa ngakak karena suatu permainan yang kita sebut main “babi” (sebuah
permainan yang rasanya tidak perlu di deskripsikan atau tulisan ini akan jadi
sangat panjang :D), tapi besok paginya kita tetap meeting dengan profesional, menjalankan fungsi masing-masing dengan
baik. Dan mungkin karena hubungan antar personal yang terbangun dengan baik,
jadi ketika ada gesekan-gesekan karena tuntutan pekerjaan tidak menjadi masalah
yang besar. Hebatnya lagi, rumah ini juga dipenuhi orang-orang yang memiliki
semangat belajar yang luar biasa. Orang-orang yang mau bersusah payah
mempelajari hal baru serta berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan selama
proses pembelajaran. Berada diantara mereka membuat saya semakin termotivasi
untuk terus mencari tahu dan tidak enggan membagikan informasi yang dimiliki.
Oiya, semenjak menjadi penghuni rumah ini saya jadi punya hobi
baru yaitu jalan-jalan. Ya habis gimana dong,
ada banyak banget traveler lalu
lalang di rumah ini, dari yang level backpacker
sampai flashpacker juga ada. Dari
yang suka city tour sambil
belanja-belanja keliling kota sampai para pendaki gunung yang anti kemapanan,
semuanya lengkap. Tinggal di rumah ini membuat jalan-jalan menjadi sesuatu yang
sederhana, cuma tinggal duduk manis aja eh tiba-tiba ada yang blast itinerary di grup Whatsapp, yang diakhiri
dengan kalimat “Weekend ini ada yang
mau ikut?”. Contohnya beberapa hari yang lalu, saya baru saja mencoba "Tandem Flight
Paralayang" di Puncak, bareng sama 5 orang penghuni rumah ini juga. Entah kenapa
kalau sama teman-teman saya yang lain (di luar rumah ini), merencanakan sesuatu kegiatan sering berakhir menjadi wacana, tapi kalau sama anak-anak di rumah ini, entah kenapa
selalu terlaksana. Yah sisi negatifnya, kebanyakan gaul sama traveler-traveler
di rumah ini bikin tabungan saya gampang banget menguapnya :D
Eitss..tapi
biarpun mereka tukang jalan-jalan, para penghuni rumah yang saya idolakan ini
juga punya jiwa sosial yang tinggi lho. Dan Thanks
God, sifat mereka ini juga menular ke diri saya. Di setiap kegiatan-kegiatan
kerelawanan yang saya ikuti di beberapa tahun terakhir, selalu saya temukan ada
penghuni rumah ini ikut serta disana. Banyak orang di rumah ini yang saya kenal
memiliki kegiatan sosial di luar rumah, apapun itu bentuknya, dari yang jadi
guru ngaji, ngajar di SD atau terlibat di
event-event sosial yang lain. Mereka itu seperti punya banyak tenaga
ekstra untuk menghabiskan waktu dengan cara berbagi dengan sesama. Orang
tua saya sempat pernah komentar “Kamu tuh nggak capek apa selain kerja masih
ngurusin yang macem-macem (waktu itu kebetulan saya lagi jadi relawan di FGIM)”.
Hihi.. saya sih ketawa aja dengernya.
Karena Mama Papa nggak tau, bahwa selain saya ada banyak teman di rumah
ini yang melakukan hal yang sama, bahkan mungkin jauh lebih baik dari apa yang
sudah saya lakukan. Yah tapi tetap saja sih, di balik kepositifan mereka semua,
mereka tetap anak muda 20 tahunan yang juga sering galau karena quarter life crisis, ahahaha. Merekalah
orang-orang favorit saya. Penghuni rumah yang membuat saya selalu merasa nyaman
ada di rumah ini.
Saya pernah dengar ada yang bilang bahwa “kamu adalah
kombinasi dari 5 orang yang sering berada di sekitarmu”. Jadi apa adanya saya
sekarang, sedikit banyak disebabkan oleh penghuni rumah kedua ini. Rumah Kedua?
Iya Rumah Kedua. Mungkin akan ada banyak orang yang menilai saya berlebihan
menggunakan istilah ini. Dulu pun saya menganggap “Rumah Kedua” adalah istilah yang
berlebihan. Karena saya termasuk orang yang memberikan penghargaan tinggi
pada kata “rumah”, sehingga tidak semua tempat akan dengan mudah saya nobatkan
sebagai rumah kedua. Tapi semakin lama berada di rumah ini dan dikelilingi
banyak orang yang hadir sebagai teman dan saudara, membuat saya akhirnya menyetujui
bahwa memang benar tempat ini adalah rumah kedua saya. Hal ini mungkin sulit
dipahami bagi banyak orang, apalagi bagi mereka yang terjebak dalam kehidupan
pekerjaan yang tidak menyenangkan. Hemm..
memang ada banyak hal-hal yang perlu dirasakan sendiri untuk dapat benar-benar
mengerti maknanya, menjadikan kantor ini sebagai rumah kedua mungkin salah
satunya.
Kantor ini statusnya sudah lebih dari tempat mencari
penghidupan. Kantor ini adalah tempat belajar dan tempat saya berkumpul dengan
banyak orang yang saya sukai, yang membuat saya tidak enggan menghabiskan banyak
waktu dengan mereka. Sepertiga waktu saya setiap harinya saya habiskan di
tempat ini, tapi saya tidak keberatan, karena saya sadari selalu ada keseruan
dan pembelajaran. Bukan berarti saya tidak pernah bosan berada dirumah ini,
karena memang rumah ini tidak sempurna, jadi selalu ada saja kurangnya di mata
saya. Tapi apa sih yang sempurna di dunia ini? Nggak ada kan? Maka untuk segala
kekurangan dan kelebihannya, serta warna-warni karakter penghuni rumah yang
selalu dapat menginspirasi hidup saya, iya saya setuju, kalau tempat ini adalah
Rumah Kedua. Iya, Nutrifood adalah Rumah Kedua.
Merekalah rumah kedua saya. |
Anyway, terimakasih sudah membaca cerita ini. Stay positive
yaa.
Salam,
Venessa Allia
#Nutrifood #PersonalLife
0 comments:
Posting Komentar