Jumat, 09 Desember 2011

Soul of Seoul 3: Berolahraga di Nam San Tower

Inilah seri terakhir petualangan gw dan keluarga di Seoul. Walaupun udah basiiii, tapi bagaimana pun juga gw harus menyelesaikan cerita ini. Nggak usah tambah basa-basi ya, ini cerita gw:


7. Nam San Tower

Nam San Tower adalah menara paling tinggi di Seoul yang dari sana kita bisa melihat pemandangan kota Seoul di sejauh mata memandang. Kalau malam, menara ini kelihatan cantik banget dari kota. Tempat ini merupakan salah satu objek wisata utama di Seoul. Nam San Tower dijadikan masyarakat Seoul sebagai tempat berolah raga dan memang tempat ini sangat cocok bagi mereka yang suka berwisata sambil berolah raga (gw definetly tidak termasuk diantaranya). Pasalnya, untuk sampai ke atas, kita harus JALAN KAKI menaiki ribuan anak tangga yang membawa kita ke pintu puncak menara. Ini ibarat Songoku yang harus memanjat Menara Karin supaya bisa makan kacang ajaib dan minum air dewa (yang baca Dragon Ball pasti mengerti apa yang gw maksud).
Nyokap gw gak kuat naik tangga sampai ke atas sehingga beliau akhirnya menyerah juga di tengah jalan. Mama kemudian turun lagi ditemenin Papa. Papa udah gak terlalu excited keatas karena udah pernah kesana sebelumnya. Jadilah gw ngebolang sendirian, menaiki satu per satu anak tangga, berbekal tas ransel dan kamera di tangan.

For your information, gw jarang olahraga. Jarang banget. Kebiasaan jelek gw adalah males banget olahraga. Jadi ketika disuruh naik tangga menuju puncak tertinggi Nam San Tower, gw ngos-ngosan dan keringetan setengah mati. Basaaaah. Kalau pada saat itu gw di foto, gw bisa keliatan wet look (*lho). Awal-awal perjalanan gw masih semangat, tapi semakin lama semangat semakin mengendur. Apalagi ketika memandang keatas, kok anak tangga ini seperti tanpa ujung. Berkali-kali gw kelelahan, duduk-duduk sebentar di pinggiran. Nah apa yang membuat gw pada akhirnya bisa sampai ke atas? Hemm ada dua hal yang menyemangati gw. Penyemangat gw tentunya bukan karena curiousity ingin melihat Seoul City dari puncak paling tinggi. Penyemangat gw adalah:
Seorang nenek yang menapaki setiap anak tangga satu per satu dengan semangat dan seorang mbak-mbak pake HIGH HEELS menaiki setiap anak tangga dengan santai. Menyadari usia gw baru 22 tahun dan gw pake flat shoes, arwah kesombongan dalam diri gw seakan berteriak "MASA LO KALAH SAMA NENEK-NENEK dan MBAK-MBAK HIGH HEELS?!". Seketika itu juga kecepatan gw menapaki setiap anak tangga menjadi berkali-kali lipat.

Klimaks dari perjalanan ini adalah, ketika sudah 3/4 perjalanan menuju puncak, dengan indahnya gw melihat di sebelah kiri ternyata ADA KERETA GANTUNG yang membawa para pelancong untuk sampai keatas tanpa keringat setetes pun. Gw emang disuruh Tuhan buat olahraga.

Ini adalah pemandangan dari arah suatu spot di pertengahan jalan menuju keatas. Di pertengahan jalan aja sudah bisa melihat pemandangan seperti ini, kebayang kan tingginya.

Saat-saat ketika Mama masih semangat naik tangga :)

Kalau udah sampai di pelataran atas, ada tempat peminjaman baju tradisional Korea gratis untuk turis-turis asing, hehe lumayan. Waktu guide-nya membantu gw memakai baju ini, dia bilang "Wow, you look great!". Entah kenapa gw geer, padahal mungkin dia bilang begitu ke semua turis yang pinjem baju disana sebagai upaya menjadi adorable guide. Ohiya untuk mendapatkan foto ini, gw harus SKSD (Sok Kenal Sok Deket) dulu sama 2 orang turis Singapur, maklumlah gw kan sedang berwisata sendirian dan tidak punya tripod. Kalau ga 'sok akrab' bisa-bisa gw tidak mengabadikan momen ini.

Bapak-bapak Korea itu adalah seorang guard yang siaga di depan tugu dan harus sukarela diajak foto sama ribuan orang. Gw kasian ngeliat pekerjaannya. -__-.


8. Teddy Bear Museum

Di dekat pintu masuk puncak Nam San Tower, ada museum yang unik banget namanya Teddy Bear Museum. Sebelum gw berangkat ke Seoul, gw sempat minta rekomendasi ke temen gw bernama Loghy Martic (yes, her name is Loghy Martic) yang memang tau banget soal Korea. Salah satu tempat yang dia rekomendasikan adalah Teddy Bear Museum ini. Sebelumnya gw gak tau kalo Teddy Bear Museum ini ternyata letaknya bersebelahan dengan pintu masuk puncak menara. Nah kalau kamu cuma mau berkunjung ke pelataran puncak menara saja (gak masuk ke dalam) seinget gw itu gratis. Tapi kalau kamu mau masuk ke dalam, kamu harus beli tiket dengan harga yang lumayan mahal. Untuk masuk ke dalam menara dan Museum Teddy Bear 1 dan 2, kamu harus bayar tiket 14.000 Won/orang. Lumayan mahal sih, tapi sesuai kok dengan yang di tawarkan. Lagian setelah lo menempuh selangkah demi selangkah perjalanan menuju ke puncak, gak ada alasan untuk tidak menikmati semua objek yang ditawarkan diatas hanya karena alasan tiket mahal. Kalau udah sampai pelataran atas kayaknya udah terlalu telat untuk memutuskan "gak-mau-masuk-ke-menara-ah-mahal" ;)

Tempat pembelian tiket untuk masuk Nam San Tower dan Teddy Bear Museum. Situasi cukup ramai, ada banyak turis lokal dan internasional.

Ini gw yang di foto pada kondisi backlight. Pemandangan di belakangan adalah Seoul City yang dilihat dari puncak tertinggi Nam San Tower. Gw minta seorang anak kecil buat memfoto gw, dengan harapan anak kecil ini pasti belajar bahasa Inggris di sekolahnya jadi setidaknya dia bisa ngomong daily conversation. Tapi entah kenapa dia terlihat sangat ketakutan waktu gw minta tolong, padahal kan gw gak punya maksud jahat -__-

Bagian dalam Menara Nam San yang dibuat sangat futuristik.

Ini koleksi yang dipamerkan di dalam Teddy Bear Museum. Ada Teddy Bear berukuran Mega dengan kostum Prince and Princess. Hemm... Teddy Bear di kasih kostum Princess begitu, kok gw ngeliatnya agak gak pantes ya, kayak emang-emang berotot pake gaun.

Foto ini sukses di bilang sok imut sama Reni Wijayanti (one of my best friends). Maaf ya angle fotonya agak alay, soalnya gw memfoto diri sendiri, gak ada siapa-siapa di sekitar gw yang available dimintain tolong -__-

Perhatikan ukuran Teddy Bear ini, hampir setinggi badan gw!


Selain Teddy Bear besar, ada juga Teddy Bear ukuran medium yang disusun pada suatu setting dengan tema tertentu. Lucu yaaa :)

Gw paling suka setting yang ini: Teddy Bear in Black yeay \m/

Yang ini juga gaul: Hip Hop Teddy Bear. Waktu itu rasanya pengen gw colong satu boneka, untung gw masih kuat iman menjaga nama baik diri, keluarga dan Bangsa Indonesia.

Nah yang ini yang paling unyu: Teddy Bear Pacaran di Kebun Binatang. Gw jadi inget Refa dan Hawa (dua orang teman gw yang gw tau pernah pacaran di kebun binatang Tamansari :D)

Museum ini juga ngasih penjelasan tentang sejarah Teddy Bear itu sendiri. Semua pasti tau ini Teddy Bear siapa? Yap, ini punya Mr. Bean!

Dan menurut museum Teddy Bear, beruang diatas adalah bentuk original Teddy Bear yang dibuat pertama kali.


Selesai melihat-lihat isi museum, gw membeli suvenir Teddy Bear yang lucu (dan murah). Gw cuma mampu beli dompet kecil dan gantungan kunci boneka Green Teddy. Gw cari suvenir yang paling murah karena rata-rata harga yang ditawarkan mahal-mahal. Entah kenapa, dimana-mana boneka Teddy Bear selalu mahal, lebih mahal dari boneka Susan. Padahal kan Susan bisa ngomong, sementara Teddy hanya diem aja (FYI, waktu kecil gw adalah big fan of Susan dan Ria Enes).

Nyokap dan bokap sudah menunggu di bawah menara. Tidak mau membiarkan mereka menunggu lebih lama (dan karena udah nggak sanggup pakai kaki sendiri untuk turun tangga), gw memutuskan untuk turun bukit menggunakan cable car alias kereta gantung, walaupun itu artinya gw harus berkorban beberapa ribu won lagi. Hari masih siang, masih ada 1 tempat yang bisa kami kunjungi sebelum akhirnya harus packing di hotel.

9. Changdeokgung Palace

8 Oktober 2011 adalah hari terakhir gw dan keluarga bisa berwisata di Seoul, sebelumnya besoknya kita harus check out jam 6 pagi dari hotel. Perjalanan kami di hari terakhir ini kembali ditemani oleh Mr. Park, supirnya teman Papa yang sangat baik dan penolong (bahkan dia rela mengorbankan akhir pekannya demi mengantar kami bertamasya, we love you Mr. Park). Beres menjelajahi Nam San Tower dan Teddy Bear Museum, gw udah lapar total. Kita sekeluarga cari makanan aman (baca: Mc.D). Oya fakta menarik yang gw temukan tentang restoran fast food disini (dan mungkin di negara maju lainnya). Kalau disini sehabis makan, baki, piring dan gelas kotor yang sudah digunakan harus diletakan sendiri ke suatu meja/rak piring kotor yang sudah disediakan. Jadi kalau udah selesai makan, meja tempat kita makan gak bisa seenaknya ditinggal berantakan kayak kalau kita makan fast food di Indo. Yah itulah nyamannya Indonesia, lebih santai dan lebih "dimanjakan" oleh alam dan sistem yang ada.

Beres makan, Mr. Park yang baik menawarkan gw dan keluarga untuk mengunjungi Changdeokgung Palace. Istana selain Deoksugung Palace yang sudah gw dan nyokap datangi sebelumnya. Di Seoul memang ada banyak istana, ada sekitar 4 atau 5 istana yang menjadi objek wisata. Entah gw yang tidak punya sense of architecture atau bagaimana, tapi menurut gw Changdeokgung dan Deoksugung ini kok bentuknya agak-agak mirip ya. Tapi ya karena kastil-kastil macem begini gak ada di Indonesia, tetap saja ini menjadi objek yang menarik untuk dikunjungi. Faktor lain, ada banyak turis bulay ganteng bercokol disini, hehe ;p

Gw dan nyokap di depan bangunan terbesar di Changdeokgung

Gw di depan salah satu ruangan di istana tersebut. Settingnya persis kayak yang ada di film Korea di Indosiar.

Mama dan Papa (dan turis lokal numpang eksis) di depan gerbang Changdeokgung



Gw agak kurang paham ini alat apa, kayaknya sejenis kompas. Gw pajang foto ini karena entah kenapa menurut gw ini foto yang bagus :)


Changdeokgung Palace adalah tujuan terakhir kami di Seoul. Besok gw sudah akan sampai lagi di Indonesia. Lima hari ini adalah hari-hari yang luar biasa bagi gw, bukan hanya karena gw berada di negeri dengan budaya sendiri yang berbeda dengan tempat gw berasal, tapi lebih karena gw melewatkan banyak sekali quality times dengan keluarga. Entah kapan quality times seperti ini akan kami rasakan lagi.

Gw suka sekali bertemu orang-orang baru, melihat budaya dan kebiasaan yang unik.
Gw ingin sekali menjelajahi lebih banyak tempat di lain waktu
Eropa, Eropa adalah mimpi gw.
Suatu saat gw akan kesana.
Tapi sebelumnya gw ingin berterimakasih dulu,
terimakasih Tuhan, Engkau mengizinkan kami sekeluarga menginjakan kaki di sini,
di Soul of Seoul.

Salam,

Venessa Allia

P.S: Thanks juga untuk semua teman yang telah membaca cerita gw dari Soul of Seoul 1 sampai Soul of Seoul 3. Maaf ya kalau tourism information-nya kurang lengkap atau kalau foto-foto yang ditampilkan kurang artisitik (honestly, gw akui kalau gw punya sense of photography level nol ).

0 comments: