Minggu, 05 Oktober 2014

Bangkok: The Happy Journey


Hai!

Di tulisan kemarin gw berjanji untuk menulis sesuatu yang lebih bermanfaat.
Maka kali ini gw akan cerita tentang liburan gw bersama 3 orang anak-anak manis. Nggak jauh-jauh kok, cuma ke: BANGKOK
Jadi, semoga tulisan ini bernilai informasi dan bermanfaat ):

Alkisah sekitaran Maret atau April, gw dan beberapa orang teman merasa kalau tabungan kita isinya udah kebanyakan sehingga harus dikeluarkan. Hahaha. Bercanda. Yang benar adalah di Maret atau April tersebut gw pengeeen banget jalan-jalan yang rada jauh dikit. Mumpung masih muda, belum berkeluarga dan tiap bulan Insha Alloh masih dapet gaji. Nah menariknya, disekitar gw, cukup banyak cewek-cewek yang murahnya sama aja kayak gw. Begitu gw bilang pengen liburan, mereka langsung menyahut “ yuuk..yuuk..yuuk”. Dan Bangkok pun akhirnya menjadi tujuan kami.
Kenapa Bangkok? Tentu saja karena kita wanita-wanita pecinta keragaman budaya Asia (*prĂȘt). Yang benar adalah karena kota ini belakangan terkenal menjadi Kota Belanja. Bukan belanja baju-baju bermerek, tapi justru belanja baju-baju dan atribut lainnya yang tidak bermerek tetapi tetap bagus dengan harga yang katanya sih lebih murah dari Mangga Dua sekalipun. Dari segi jarak juga Bangkok tidak terlalu jauh, sekitar 3 jam penerbangan dari Jakarta. Dari segi budget juga masih masuk akal karena setidaknya ada flight Air Asia langsung dari Jakarta menuju Bangkok.

Tiket pun kita beli. Liburan ini pun hampir fix akan terealisasi. Beli tiketnya bulan April, berangkatnya September. Hihi, namanya juga ngejar murah, jadi harus planning dari jauh-jauh hari. Mendekati September, rasanya semakin excited. Gw, Rhea, Alin dan Tya menjadwalkan meeting maha penting beberapa minggu sebelum berangkat untuk ngebahas itinerary dan nyari hostel untuk tempat tinggal selama disana.

HOSTEL:  Berencana ke Bangkok? Gw sangat merekomendasikan Saphaipae Hostel. Hostel yang kami tinggali di Bangkok kemarin ini berlokasi di 35 Surasak Road, Silom. Lokasinya deket banget dengan stasiun BTS Surasak (bisa jalan kaki ke stasiun BTS). Kita ambil kamar untuk 2 orang. Kamarnya oke banget, nggak kayak hostel. Kamar mandi yang luas dan ada shower, wifi kenceng, TV kabel (lumayan ada FOX Movie Premium) dan handuk yang diganti setiap hari. Rate sekitar 200 ribu/orang/malam, sudah dapat makan pagi yang enak dan tanpa babi.  Kalau mau yang lebih murah bisa pilih kamar yang besar (sekamar 4 orang atau sekamar 10 orang). Tempatnya bersih dan pelayanannya ramah. Hostel ini juga banyak direkomendasikan orang lain yang ngetrip ke Bangkok (silahkan browsing sendiri kalau nggak percaya).

Jadi kita ngapain aja di Bangkok? Ini ceritanya ):


Hari pertama (Jumat) : Asiatique.
Suatu tempat yang mirip banget dengan mall PVJ di Bandung, cuma lebih gede dan lebih banyak lampu aja, sama kalau mau kesini harus naik kapal menyebrangi sungai Chao Phraya yang.. kotor. Kayaknya sih bisa kesini tanpa naik kapal tapi mungkin jadi lebih jauh. Disini nemuin toko yang jual action figure Dragon Ball, ada Son Goku yang kondisi normal sampai Son Goku lagi jadi Super Saiya, ada Mutenroshi, bahkan ada Mr.Bhu yang gendut. Sayang gak nemu Bezita, kalau ada mungkin gw beli. Akhirnya memutuskan beli Mr.Bhu, soalnya abang gw minta dibeliin, hihi. Aktivitas selama disini nggak jauh dari cuci mata, liat-liat barang-barang lucu, foto-foto, dan duduk-duduk manis ngeliatian muda-mudi Thailand. Yang pasti sampai hostel, kaki gw rasanya mau putus, capek tapi happy ):

Asiatique: Kalau mau kesini naik kapal, ada kapal yang gratis. Di Central Pier, cari dermaga yang paling ujung (biasanya paling ramai, maklum gratis). Di Asiatique ada tempat nongkrong namanya Manggo Tanggo. Sesuai namanya, disini jual dessert yang bahan dasarnya semua dari mangga. Termasuk disini jual snack khas Thailand: Manggo Sticky Rice. Enaaak. Manggo Tanggo ini kayak-kayak kafe di Kemang, atau di Jalan Progo kalau di Bandung. Bisa jadi pilihan tempat untuk duduk-duduk lucu sambil istirahat. Kalau yang niat ke Bangkok untuk belanja, tempat  ini layak dikunjungi, tapi baru buka di sore hari. Ohiya disini ada pertunjukan banci show ‘Calypso Cabaret”, tapi waktu itu kita nggak kesini. Tiketnya mahal :D.


 
Ini yang disebut Asiatique. Kalau dilihat dari dekat, tempat ini beneran mirip PVJ Bandung.

Ini menu spesial Manggo Tanggo yang kita pesan. Satu piring isinya ada Manggo Sticky Rice, Puding Mangga, dan Es Krim Mangga. Manis. Seger. Menu ini cocok banget dimakan rame-rame. Harga satu porsi menu ini >100 bath (persisnya gw lupa). Yang penting nyobain Manggo Sticky Rice-nya :)


Hari kedua (Sabtu): Chatucak dan Platinum.
Sesuai rekomendasi banyak orang,  kita ke Weekend Market Chatucak. Disini banyak barang murah-murah. Tapi pasarnya beneran kayak pasar tradisional di Indonesia. Disini ada yang jual gambar-gambar pop art musisi-musisi gitu, keren banget. Kalau suatu hari punya rumah sendiri, pengen ngehias tembok rumah dengan gambar-gambar begini. Gatel banget pengen beli tapi sadar diri kalau beli barang seperti itu saat ini adalah suatu kemubaziran besar :p. Belanja disini menyenangkan, tapi panasnya nggak tahan. Terik banget, badan pun basah keringetan. Temuan gw paling besar disini adalah dress selutut warna biru dongker, simple but chic. Harganya kalau dirupiahin sekitar 50000 saja. Kalau ke Bangkok niat buat belanja, wajib banget kesini. Ohiya, di Chatucak ada yang jual makanan halal kok, tapi gw nggak inget detail posisinya, pokoknya di dalam pasar, di samping jalan utama, jadi harusnya mudah dicari. Menunya nasi dengan macam-macam olahan ayam. Halal, enak dan murah (sekitar 40-50 Bath) .):

Gambar-gambar ini minta dibeli. Mungkin ada yang jual juga di Indonesia tapi sementara ini sih belum pernah lihat. Harganya 200 bath/gambar. Untung bisa menahan diri.

Selesai dari Chatucak, kita ke pusat perbelanjaan di Bangkok yang juga terkenal jual baju-baju murah, namanya Platinum. Ramai banget disini. Orang-orang belanja sampai bawa koper, keliatannya emang beli baju untuk dijual lagi. Banyak banget pilihan baju berbagai model dan ukuran, dan sepengamatan gw harganya memang lebih murah dari yang di jual di Indonesia sih. Tapi saking banyaknya pilihan baju, sampai pusing sendiri milihnya. Terlalu banyak pilihan ternyata memang nggak baik ya, bikin pusing. Pulang dari Platinum, di BTS gw mikir: “Ngabisin duit kok gampang banget ya, nyari duitnya ampun-ampunan hahaha”. Pegelnya kaki di hari kedua ini nggak kalah sama hari pertama. Tapi sampai hostel kita nggak langsung tidur tuh, tapi melakuan aktivitas yang sangat cewek sekali yaitu nyoba-nyobain baju yang baru dibeli, hihi :p


Hari ketiga (Minggu): Grand Palace, MBK dan Siam Paragon
Hari ketiga di Bangkok, kita mau membuktikan kalau kita beneran lagi di Bangkok, soalnya kalau lihat foto-foto kita selama 2 hari sebelumnya, kita nggak kelihatan lagi di luar negeri sama sekali, hahaha. Jadi kita menuju Grand Palace yang tentunya Thailand banget. Disini bagus sih, cuma panas bangeeeet. Jadi kita kebanyakan duduk-duduk dibawah pohon daripada explore Grand Palace itu sendiri. Padahal tiket masuk sini lumayan mahal juga lho, sekitar 500 Bath. Uang 500 Bath kalau dipakai belanja di Platinum bisa dapat berapa potong baju tuh (UUB: Ujung-Ujungnya Baju) :p. Yah emang dasar kayaknya kita berempat nggak terlalu doyan wisata sejarah kali ya, jadinya agak kurang antusias disini. Anyway waktu nunggu perahu balik dari Grand Palace ke Central Pier, di dermaga gw ngobrol dengan seorang pria Manila. Pria ini sedang solo travelling, dari Bangkok dia akan terbang ke Phuket (atau Pattaya ya?), terus langsung balik ke Manila. Biasa aja sih sebenernya nggak ada yang spesial dr obrolan kita (kecuali point dia bilang shopping di Manila bisa lebih murah daripada di Platinum, gw masih percaya nggak percaya), cuma entah kenapa point perkenalan ini kayaknya perlu aja disebutin di cerita ini ahaha :D. 

Gw di Grand Palace (bukti kongkret kemarin beneran ke Bangkok) :p


Selesai dari Grand Palace, kita makan siang di MBK (Mahboonkrong), salah satu pusat perbelanjaan juga di Bangkok. FYI, saat di MBK ini uang gw cuma tinggal buat beli oleh-oleh makanan buat keluarga di rumah, setelah itu sisa uangnya ngepas buat sekali makan dan transport,  status gw beneran udah kehabisan duit :D.
Beres makan siang dan sholat, kita pulang ke hostel untuk istirahat sebentar. Habis magrib, kita keluar lagi cari makan malem. Statusnya saat itu sebenernya kita semua udah kehabisan duit. Rhea doang sih yang paling kaya, masih pegang 1000 bath. Akhirnya kita memutuskan makan sea food di Siam Paragon, mall paling gede di Bangkok, dengan alasan makan disini bisa bayar pakai kartu kredit. Dan restoran Sea Food nya pun nggak jual daging sama sekali, jadi harusnya halal. Jadi makan kenyang dulu malem ini, bayarnya nanti di Indonesia pakai rupiah. Aaah bersyukur sekali bisa ngetrip dengan teman-teman yang bisa diandalkan dan pakai kartu kredit \m/

MBK dan Siam Paragon: Di MBK lantai 5 ada foodcourt yang jual cukup banyak pilihan makanan halal. Ada 1 restoran Thailand Muslim, jadi disini bisa pesan tomyam tanpa perasaan bersalah atau takut. Mushola disini ada di lantai 6, dekat parkiran. Mushola- nya bagus kok, nyaman, kering dan wangi. Siam Paragon, itu sama aja kayak mall-mall premium di Jakarta. Mirip Pasific Place atau Senayan City, nggak ada yang special sih menurut gw di tempat ini.


Hari keempat (Senin): Madame Tussauds
Hari ini adalah hari terakhir kita di Bangkok. Disaat banyak orang menghadapi Bangkok Rush Hour, kita berempat melenggang cantik menuju ke Museum patung lilin yang udah terkenal banget di dunia: Madame Tussauds. Di hari terakhir ini, kita berempat sudah saling mengandalkan satu sama lain untuk bayar transport dan makan, maklum udah kere. Dari awal merencanakan ke Bangkok, gw paling pengen ke tempat ini, dan ternyata sesuai perkiraan, tempat ini sangat menarik sehingga gw happy banget disini. Seru banget bisa lihat patung-patung banyak public figure. Ada Soekarno, Einstein, Justin Bieber, Johnny Depp, Nicholas Cage, Beyonce, David Beckham, dan banyak lagi, bahkan ada Wolverine. Gw tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk patung Wolverine. Nggak bisa foto sama Hugh Jackman, setidaknya bisa foto dulu sama patung yang mirip banget sama Hugh Jackman asli. Ohiya, di dekat setiap patung ada tulisan singkat yang menceritakan sejarah dan quote dari tokoh tersebut. Quote Nicole Kidman gw paling suka, katanya “I believe that as much as you take, you have to give back. It’s important not to focus on yourself too much “. Noted Nicole!

Museum Madame Tussauds  sangat layak didatangi. Tempatnya menyenangkan dan edukatif. Kalau kita pesan tiket early bird (harus 24 jam sebelum kedatangan), kita bisa dapat diskon lho, jadi lumayan banget ngehemat budget.

Superhero favorit: Logan/Wolverine


Selesai dari Madame Tussaud, mulai deh kita mati gaya hahaha. Kita udah check out dari hostel pagi-pagi, sementara pesawat pulang masih jam 9 malem. Selesai dari Madame Tussaud kira-kira jam 12, so ini waktunya makan siang. Yang pasti kita butuh makanan siang yang halal (Thank you Rhea for your tolerance :*). Ada dua pilihan makan siang: makan makanan enak tapi murah sehingga masih bisa bayar pakai uang cash, atau makan makanan enak, nggak apa-apa agak mahal asal bisa bayar pakai kartu kredit. Akhirnya kita memutuskan opsi kedua. Kita cari tempat makan yang bisa dibayar pakai kartu kredit. Bingung makan dimana, akhirnya kita jalan kaki ke MBK, balik lagi makan di food court lantai 5. Waktu balik lagi ke MBK ini kita baru sadar, kalau ternyata di food court tersebut sedang ada promo untuk turis. Asal bisa ngeliatin passport, kita akan dapat Thai Tea gratis. Tau gitu dari kemarin nggak usah ngeluarin duit buat beli Thai Tea. Anyway Thai Tea udah jadi minuman favorit gw dari lama, nggak tau formula apa yang ada di minuman tersebut tapi di lidah gw jatohnya jadi enak banget.
Setelah berlama-lama di food court, luntang-lantung dalam mall, duduk-duduk sambil lihat orang lewat, akhirnya kita memutuskan untuk beranjak ke Siam Square, semacam tempat gaul anak muda juga di Bangkok, disini kita duduk-duduk lagi menghabiskan waktu di Manggo Tanggo (tempat ini kalau ada di Indonesia kayaknya bakal jadi tempat nongkrong favorit), baru deh balik ke hostel, ambil koper dan cabut ke bandara. Hari keempat ini kita emang agak kebanyakan duduk-duduk, mati gaya soalnya, nggak punya duit lagi :D

Dengan sisa uang yang Rhea miliki (sekali lagi thanks a lot rheeee :*), kita bisa bayar taksi ke bandara, dan beli mi instan di bandara buat makan malem. Lumayan buat ganjel perut sampai tiba di Indonesia. Di pesawat dari setelah take off, gw langsung tidur nyenyak banget. Waktu bangun eh udah mau landing lagi, hihihi bahagia, 3 jam perjalanan jadi nggak terasa.

Menginjakan kaki di Jakarta, selain capek, ada perasaan lain yang lebih dominan. Yang pertama rasa syukur atas empat hari yang berlangsung lancar dan menyenangkan, dilindungi Tuhan dari segala insiden yang dapat saja terjadi. Yang kedua perasaan yang gw nggak tau namanya apa, pokoknya perasaan seperti ketika bangun dari mimpi indah, dan menyadari mimpi indah sudah berakhir sementara kehidupan normal membentang di hadapan gw, meminta untuk dijalani juga ):
Bangkok. Kalau ada yang nanya ke gw “Gimana trip ke Bangkok kemarin?”. Gw cuma punya dua kata untuk menjawabnya “Happy banget”. Makanya tulisan ini gw beri nama The Happy Journey.

Buat sebagian orang liburan gw mungkin biasa aja. Buat sebagian lagi liburan ini mungkin mewah sekali. Buat gw liburan ini memang sangat menyenangkan. Bukan semata-mata karena tujuan wisatanya, tapi juga karena teman-teman perjalanan yang asik, bisa diandalkan, nggak banyak komplen, dan sama-sama murah hahaha.  Kalau kata orang-orang yang suka ngetrip “Ini bukan tentang tujuan, tapi tentang perjalanan, dan ini bukan tentang kamu pergi kemana, tapi kamu pergi sama siapa”.

Setelah liburan yang cukup memakan biaya ini, ayok mari kita menabung lagi ):. Tahun ini Inshaa Allah masih ada satu rencana perjalanan lagi. Habis itu gw beneran mesti serius mikirin financial planning. Di masa depan, pasti makin banyak hal yang musti di bayar. Gw belum pernah survey sih tapi katanya biaya pendidikan anak itu makin lama makin mahal, belum mungkin nanti harus bayar cicilan rumah juga, belum bayar ini, belum bayar itu ;p.

Mumpung masih muda, harus berani ngeluarin uang untuk buying experience. Tapi juga karena masih muda, harus cukup pintar untuk merencanakan kebaikan di masa depan.

Khawp khun kha (terimakasih dalam bahasa Thai)


Salam,
Venessa Allia