Senin, 24 Februari 2014

Sebuah Undangan Istimewa



Sebuah undangan istimewa bisa datang ke Baitullah.
Yes. Alhamdulillah gw sama Mama bisa pergi umroh.

Banyak yang nanya pengalaman-pengalaman gw disana seperti apa. Gw rada bingung jawabnya. Gw nggak ngalamin pengalaman-pengalaman yg aneh-aneh banget. Alhamdulillah semuanya lancar, sehat, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Kalau gw inget-inget lagi saat-saat kemarin disana, bahkan diantaranya kelancaran yg gw dapatkan, masih adaaa aja hal-hal yg gw keluhkan. Astagfirullahaladzim 1000x. 

Yah intinya, kalau boleh cerita (mudah-mudahan bukan riya), saat disana adalah saat dimana gw merasa jauh lebih dekat dengan Tuhan dibandingkan saat manapun selama gw hidup sampai detik ini.
Gw sadar, tantangan terbesar saat ini adalah menjaga semangat ibadah dan kedekatan dengan Tuhan setelah pulang dari tanah suci. Karena sesampainya di Indonesia, ada banyak godaan, hawa nafsu, distraksi, macam-macam kegalauan yang seketika muncul kembali. A’udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim. Aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk. Hussh hussh.. setaaan jauh- jauh dari hidup gw.

Oiya, satu hal menarik yang gw dapatkan disana adalah gw melihat orang muslim itu ada banyaaaaak banget. Yaaa di Indonesia, orang Muslim juga banyak sih, nggak aneh sebenernya. Tapi disana bisa ngeliat orang Muslim dari seluruh dunia berkumpul dan solat jamaah. Ketika kumpul ramai-ramai begitu keliatan  ada macem-macem karakter manusia, dan selayaknya karakter seluruh umat manusia, tidak semuanya positif.  Kata Papa, di Tanah Haram, karakter-karakter orang yang sebenarnya akan keluar. Gw setuju sama Papa.

Gw punya keyakinan bahwa menjadi Muslim bukan hanya ditunjukan dengan penampilan yang menunjukan ciri Muslim/Muslimah, bukan hanya ditunjukan dengan kartu identitas yang bertuliskan Islam, bahkan tidak cukup dengan mulut yang mengucap doa, salam, dan zikir. Menjadi Muslim/Muslimah, harus ditunjukan dengan bagaimana manusia menjalani kehidupannya sehari-hari, bagaimana manusia memperlakukan manusia lain, bagaimana manusia mengisi kehidupannya.
Cerita gw agak belok dikit tapi masih ada hubungannya. B aru aja kemarin nonton Glee Season 5 episode Quaterback (tribute to Finn Hudson), ada satu pembahasan yang menarik antara Puck dan Coach Beiste yang membahas Finn semasa dia masih hidup. Intinya gini, periode orang hidup biasa dituliskan dengan tanda garis seperti ini “-“. Misal Finn Hudson di ceritakan hidup dari 1994 -2013. Jika 1994 adalah tahun kelahiran, 2013 adalah tahun kematian, maka garis yang memisahkan kedua tahun tersebut adalah seluruh hidupnya. Masalahnya adalah selama garis tersebut, apa yang telah kita lakukan? Apa yang manusia lakukan? Apa yang seorang Muslim/Muslimah harusnya lakukan?
Jawabannya… cari sendiri menurut keyakinan dan ketidakyakinan masing-masing ya :)

Maaf ya kalau sok tahu, gw hanya bermaksud mengungkapkan isi pikiran lewat tulisan.

Thanks for reading ya guys.

Salam,
Venessa Allia

Rabu, 05 Februari 2014

Kangen Masa Lalu


Hai.
Gw baru baca blog temen tergaul gw Andriani Oktadianti. Tulisan dia yang judulnya"Whatever Happened To A Great Writer" bikin mikir sih. Kenapa belakangan mau ngeblog susahnya minta ampun, padahal gw masih punya sangat cukup waktu. Untuk mulai tulisan ini aja, mikirnya lamaaaa banget. Jadi sedih mengingat blogging itu hobi gw dari kuliah tingkat 1. Mulai nulis gara-gara kecanduan blognya Raditya Dika. Gw dapat banyak banget hal karena main-main ke blog orang. Dan gw merasa happy banget bisa berbagi dengan banyak orang lewat blog ini, walaupun tulisan yang gw tulis juga ga penting-penting amat, tapi selalu ada sensasi menyenangkan ketika ngeklik "Publish" di Blogspot.

Padahal gw sedang mengalami banyak hal yang kalau dulu gw yakin pasti udah gw bahas habis-habisan disini. Liburan ke Jogja sama Icha dan Reni, punya kerjaan baru (lagi) di kantor yang cukup bikin gw deg-degan karena takut dan excited dalam waktu bersamaan sampe bikin gw pengen potong rambut (iya emang gak ada hubungannya :p), update CD-CD yang baru gw beli, perasaan sedih waktu Amak meninggal tapi gw gak bisa pulang ke Padang yang bikin gw cukup merasa menjadi cucu durhaka dan oooh cerita satu-satu teman gw mulai pada married, dan Insya Allah bentar lagi gw mau umroh.
Cukup banyak kejadian yang bisa diceritakan.
Dan gw cuma bisa buka Path, ninggalin jejak yang sifatnya sementara.

Entah kenapa karena belakangan nulis di blog rasanya susah banget. Gw mulai balik ke jaman batu, nulis pakai tangan di buku yang gw kasih cap RAHASIA. Buku yang cover belakangnya bertuliskan "Writing Is Sexy". Buku yang kalau ada orang lain yang berani baca, awas aja itu orang gw doain hilang ingatan seketika. Nulis di buku seperti itu mungkin melegakan, gw bebas mau nulis apa aja. Tapi nggak ada orang yang tahu. Rasanya jadi sangat tertutup.

Beberapa temen gw, bahkan Hawa Firdausi, cewek yang ngajarin gw pake Wordpress jaman dulu juga udah jarang banget nulis.

Bosen blogging, berhenti nulis, itu sebenernya bisa jadi bukan hal besar buat banyak orang.
Ibarat orang bisa bosen hobi filateli atau koleksi kertas file. Nggak ada yang salah dengan itu semua sih.
Hanya saja kadang.. gw kangen aja sama masa lalu.
Dan gw sepenuhnya tahu, bahwa itu sangat  tidak bijaksana.


Mudah-mudahan blog ini masih ada yang baca :)


Salam,
Venessa Allia


Note: Ditulis sambil denger lagu "Almost Is Never Enough" dari Ariana Grande, diputer-puter terus tanpa ganti lagu lain. Ditulis di suatu kafe di Bogor yang wifinya cukup kenceng, tapi depan mata gw ada orang pacaran ganggu banget, yasudahlah.

Mimpi Jadi Kenyataan: Buku Rumah Kedua


Rasanya nggak mungkin nggak update berita ini disini.
Ini salah satu mimpi gw yang jadi kenyataan.
Tulisan gw masuk ke buku yang di jual untuk masyarakat umum.


Buku yang berjudul Rumah Kedua. Sesuai yang tertulis di sampulnya, buku ini tentang "Kumpulan kisah inspiratif di dunia kerja yang seru".
Buka halaman 65 ada tulisan gw, cuma beberapa halaman sih, tapi tidak menutup kenyataan bahwa akhirnya apa yang gw tulis di cetak dan diterbitkan. Subhanallah :)
Terimakasih Allah. Terimakasih kantor super kece.

Ada yang penasaran gak gw nulis apa disana?
Kalau penasaran, boleh loooh dibeli bukunya, ahaha.
Atau sini deh gw pinjemin :)


Salam,
Venessa Allia




 



Stay Positive




Suatu hari saya pulang kantor dengan kondisi fisik dan mental yang lebih lelah dari biasanya. Sampai kamar, tanpa basa basi saya menyalakan televisi berharap mendapat sedikit hiburan. Saya pencet-pencet remote control, ganta-ganti channel TV, tapi apa yang saya dapatkan? Banyak tayangan yang bukannya menghibur malah membuat kesal, sebut saja tayangan sinetron yang tak kunjung tamat, TV show yang tidak lucu sama sekali, dan siaran berita yang menurut saya sangat menyudutkan. Kesal dengan pertelevisian lalu TV pun saya matikan.
Kemudian saya mengambil ponsel pintar yang saya miliki. Saya mulai buka media sosial, Twitter menjadi pilihan saya. Melalui twitter saya mengharapkan mendapat informasi menarik atau sharing dari orang inspiratif atau setidaknya ada seseorang yang ngetweet humor lucu nan menghibur, tapi nihil. Yang saya dapatkan malah tweet beberapa orang yang sibuk umbar kehidupan pribadi, kemudian beberapa informasi yang bagi saya kurang esensial serta banyak sekali tweet dari orang yang mengeluh. Hemm..bisa jadi memang saya follow orang-orang yang salah. Tapi intinya, malam itu saya tidak dapat apa yang saya cari di media sosial. Saya mencari energi positif untuk menyegarkan pikiran saya di sisa malam itu, tapi yang saya dapat malah banyak sekali kenegatifan.
Diam di kamar sendirian, mata saya menerawang ke atas, saya lantas berpikir, setiap hari selama 24 jam ternyata ada banyak sekali kenegatifan disekitar kita. Dari membuka mata hingga menutup mata lagi. Mulai dari berita negatif yang disiarkan televisi, orang-orang disekitar yang sering mengeluh, kemacetan yang membuat stres, pemandangan jalan raya yang sumpek, dan masih banyak lagi. Lalu apa yang harus kita lakukan? Menjadi bagian dari kenegatifan itu? Menjadi akibat dari kenegatifan lingkungan? Atau lebih buruk lagi, menjadi penyebab dari energi negatif yang dirasakan orang lain?
Yang harus kita lakukan adalah.. tetap positif.
Dibawah ini adalah beberapa tips tentang cara untuk tetap menjadi manusia yang memiliki semangat positif ditengah lingkungan yang negatif:
  1. Semua berasal dari pikiran, maka tetaplah berpikir positif dan berprasangka baik dalam apapun juga. Setiap harinya, ada banyak hal yang bisa membuat kita menjadi tidak bahagia. Selalu berprasangka baik terhadap kehidupan adalah cara yang sangat ampuh untuk meningkatkan semangat positif yang pada akhirnya akan menghasilkan kebahagiaan. Contohnya, saat Anda berada di di jalan tol, sebuah mobil dengan sangat tidak sopan menerobos antrian saat Anda mengantri untuk membayar tol. Anda punya pilihan untuk menjadi negatif dengan cara memaki-maki pengemudi mobil tersebut dengan segala makian yang Anda punya atau menjadi tetap positif dengan cara berprasangka baik bahwa mungkin saja pengemudi mobil tersebut sedang terburu-buru karena ibunya sedang sakit parah di rumah sakit. Pilihannya ada pada Anda.
  2. Bagaimanapun juga, lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan kita, maka pilihlah lingkungan yang bisa Anda manfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan energi positif. Ibarat telepon genggam yang setiap hari membutuhkan listrik untuk charging, maka carilah lingkungan yang dapat berperan sebagai listrik tersebut, meningkatkan baterai kehidupan Anda supaya dapat menjalani aktivitas dengan energi yang maksimal. Anda bisa mencari grup mentoring yang rutin bertemu seminggu sekali untuk membahas hal-hal yang positif, atau berkumpul dengan sahabat-sahabat terdekat di akhir pekan, menghabiskan quality times dengan keluarga, atau bisa juga bergabung di perkumpulan yang mempunyai minat yang sama dengan Anda. Namun Anda perlu ingat, bahwa orang terdekat dalam hidup Anda sekalipun dapat saja memberikan Anda kenegatifan, sekarang pilihannya kembali kepada Anda. Anda mau menjadi negativf dengan membiarkan hal-hal negatif tersebut mempengaruhi hidup Anda atau menjadi tetap positif dengan tidak menghiraukan hal tersebut.
  3. Di dunia yang serba digital seperti saat ini, kita terdedah dengan banyak sekali informasi yang sayangnya tidak semua informasi itu bermanfaat, tidak hanya dari televisi tapi juga media sosial. Karenanya, kendalikanlah apa yang bisa Anda kendalikan. Anda punya pilihan untuk menjadi negatif dengan menerima informasi-informasi tersebut tanpa pengendalian sama sekali atau tetap positif dengan bersikap lebih selektif. Tidak perlu menggerutu saat menonton TV atau menyimak media sosial. Matikan TV jika acaranya memang tidak bermutu, unshared Path atau unfollow Twitter seseorang jika memang menurut Anda orang tersebut memberikan lebih banyak kenegatifan dalam hidup Anda, tidak perlu takut orang tersebut tersinggung karena bagaimanapun Anda berhak melakukannya.
Banyak hal negatif terjadi disekitar kita yang dapat mempengaruhi kehidupan kita. Sekarang pilihannya pun kembali kepada kita. Mau menjadi bagian segala kenegatifan tersebut atau memilih bertahan dan mencari jalan untuk tetap positif apapun yang terjadi.
Tetap positif yaa.
Salam,
Venessa Allia

Note: Repost dari tulisan sendiri di portal kantor :)