Selasa, 23 April 2013

The Four Laws Of Ecology

Tulisan di bawah ini cuma repost dari status FB junior gw di kampus. Anak biologi, anak ekologi lebih tepatnya. Sekedar informasi, ekologi adalah cabang ilmu biologi yang menurut gw paling menarik, walaupun gw tidak mendalaminya. Dibawah ini adalah tentang The Four Laws of Ecology yang diformulasikan oleh Barry Commoner:

The Four Laws Of Ecology:
1) Everything is connected to everything else - humans and other species are connected/dependant on a number of other species.

2) Everything must go somewhere - no matter what you do, and no matter what you use, it has to go somewhere. For example, when you burn wood, it doesn't disappear, it turns into smoke which rises into the air, and ash, which falls back down to the earth.

3) Nature knows best - Like it says, nature knows best. As much as you think it might help a place by repainting it, you are submitting the fumes into the air and into your lungs. Why not put siding on it?

4) There is no such thing as a free lunch - Everything you do, must have a reson behind it. For example, a class pizza party. In order to win the party, you have to fill out a survey, and submit it back to your teacher. This law basically means you have to do something in order to get something in return.

Silahkan direfleksikan sendiri ya maknanya dalam kehidupan.
 
Salam,
 
Venessa Allia
 
Barry Commoner
 

Senin, 22 April 2013

Kejutan 2013

Gw tidak pernah membayangkan mengalami ini di tahun 2013. Tidak sedikitpun.


Dari tempat gw duduk saat ini, gw bisa melihat lampu-lampu gedung yang gemerlapan.
Rasuna Said di malam hari.
Jangan bayangkan gw sedang berada di sebuah apartemen atau hotel. Gw sedang berada di sebuah kamar rumah sakit, karena mama sudah seminggu dirawat disini.

Aneh rasanya. Serius.
Gw tidak pernah membayangkan mengalami ini di tahun 2013. Tidak sedikitpun.
Ya, iya sih. Mana mungkin gw membayangkan nyokap bakal sakit. Ketika di akhir tahun gw membayangkan kejutan apa yang akan Tuhan berikan pada gw di tahun ini, semua yang terlintas di kepala gw adalah kejutan-kejutan positif, hingga beberapa kali gw bilang ke temen gw "Gw excited banget deh mau tahun baru".
Tapi Allah itu memang luar biasa ya. Ternyata kejutan di awal tahun yang Dia berikan memang benar-benar mengejutkan. Gw harus menyaksikan wanita yang paling gw sayangi terbaring di rumah sakit.

Gw menulis disini bukan untuk membahas sakitnya nyokap.
Bukan. Sama sekali bukan. Gw yakin nyokap bakal sembuh. Berulang-ulang gw bilang sama diri gw sendiri "Tuhan tuh gak akan pernah jahat sama hamba-Nya, apalagi kalau hambanya orang baik". Dan gw punya lebih dari sejuta alasan untuk membuktikan bahwa nyokap gw adalah orang baik.
Suatu hari pun bokap pernah bilang "Raga kita boleh sakit, tapi iman tidak boleh lemah".

Lagi-lagi keimanan gw diuji. Dan gw sedang berusaha untuk lulus dari ujian ini dengan hasil yang memuaskan. Amin.

Beberapa hari ini, di perjalanan kantor-rumah sakit- kantor, gw sering mikir, setiap manusia pasti akan merasakan kondisi dimana dia nggak punya pilihan lain selain menerima yang ada dan meyakini kalau kondisi saat ini adalah yang paling baik yang Dia berikan.
Kalau gw mau berpikir lebih dalam, bahkan sakitnya nyokap pun sebenarnya mendatangkan hikmah. Hikmah paling besar yang bisa gw ambil adalah gw sadar banget sebagai anak gw punya keegoisan yang sangat tinggi untuk mengejar dan melakukan apa-apa yang gw inginkan sehingga waktu gw bersama keluarga, terutama nyokap, menjadi sedikit sekali. Sedih sih emang, kenapa kesadaran ini baru gw dapatkan ketika nyokap udah sakit, tapi ya mungkin memang harus seperti ini prosesnya. Sekarang saatnya gw mengoptimalkan peranan gw sebagai seorang anak yang bisa diandalkan setelah selama ini mungkin peranan ini terlalu sering dikorbankan.

hhuuuffff (tarik nafas panjang dulu)
Ini baru bulan April. Tahun ini masih punya 8 bulan lagi yang Insya Allah akan dilewati.
Baru-baru ini gw punya doa baru "Ya Allah, luluskanlah kami sekeluarga dalam ujian ini, dan kumpulkanlah kami semua di surga-Mu. Amin" . Gw sampai takjub sama doa gw sendiri :)

Semua akan baik-baik saja kok. Gw cuma disuruh yakin :)

Salam,
Venessa Allia

P.S: Omong-omong, rasanya gw seriiing banget nulis kata "yakin" di blog ini. Randomly gw pengen kasih nama anak cowok gw nanti "Yakin". Soalnya modal terbesar manusia buat bertahan hidup kayaknya memang keyakinan deh. My future husband , kamu harus setuju yaa sama nama ini, haha :p

Minggu, 14 April 2013

Aktris dan Sutradara

Dear God.
Engkaulah Sutradara Terbaik
Aku hanya salah seorang aktris-Mu.
Jangan pernah berhenti mengarahkanku ya.
Supaya aku tetap berada di jalan yang Engkau inginkan.
Supaya aku bisa mencapai tujuan yang Engkau rencanakan.
Tanpa petunjuk dari-Mu, aku hanya menjadi jiwa yang selalu kebingungan.
Aku mainkan cerita hidup ini tanpa tahu bagaimana skenarionya.
Aku tidak tahu, karenanya aku banyak bertanya.
Kadang kala aku mengeluh karena tak suka peran yang Engkau berikan.
Kadang kala aku kecewa karena skenario-Mu tidak seperti yang aku inginkan.
Kadang kala aku menangis karena getir cerita ini.
Kadang kala aku tersenyum karena akhir scene yang bahagia.
Entah sudah berapa juta episode, yang pasti sudah 24 tahun.
24 tahun aku menjadi aktris-Mu, Engkau tidak pernah bosan memberikan kejutan dalam cerita ini.
Aktingku kutahu masih banyak cacatnya.
Seringkali aku memainkan cerita-Mu dengan salah.
Tapi aku akan selalu berusaha menjadi aktris yang Engkau sukai.
Bagaimanapun cerita-Mu, aku yakin itu pasti baik.
Karena modalku hanyalah percaya pada-Mu.


Salam,
Venessa Allia
yang saat ini sudah berusia 24 tahun.

Minggu, 07 April 2013

How Can I Graduate?


Nyambung dari tulisan sebelumnya, gw terinspirasi untuk menulis ini:

How Can I Graduate?
Kok gw bisa lulus ya?
Bahkan, kok gw bisa lulus dengan nilai yang memuaskan ya?
Hahaha...

Jujur ya, tulisan ini bukan bermaksud untuk sok rendah diri. Tapi memang ini adalah pertanyaan yang  kadang-kadang hinggap di otak gw.
Gw tidak pernah merasa menjadi mahasiswa pintar. Tapi gw nggak merasa bego juga
Nah karena nggak merasa pinter-pinter banget, gw tahu kalau usaha gw biasa-biasa aja, gw akan tenggelam diantara kegemilangan teman-teman gw, oleh karenanya dari awal gw sadar, kalau mau survive di kampus ini, modalnya gw harus rajin dan gw harus punya banyak teman :))

Kata orang, anak rajin bisa ngalahin anak pintar, walaupun anak rajin dan anak pintar pasti kalah sama anak beruntung :D.
Lalu apa kaitannya punya banyak teman dengan keberhasilan gw jadi sarjana? Tentu saja, jika gw rajin tapi belajarnya sendirian, gw tidak akan survive, karena gw yakin yang ada pasti gw pusing sendiri, hahaha.
Solusinya adalah gw cari teman belajar, belajar bareng itu efektif buat gw, dan menurut gw sangat efektif diterapkan kalau lo kuliah di fakultas gw. Kenapa? Karena rata-rata dosennya kalau ngasih bahan ujian suka nggak kira-kira, banyaaaak bangeeet :D. Makanya paling enak belajar bareng, materi ujian dibagi-bagi, lalu kita saling mengajarkan satu sama lain.
Gw inget banget ya, semester 4 ada mata kuliah Biologi Sel dan Molekular. Kalau waktu SMA lo sempat belajar dalam sel itu ada ribosom, mitokondria dan sebagainya. Di kuliah ini gw belajar di mitokondria itu ada apa, di ribosom itu ada apa, bagaimana prosesnya, apa efeknya, pokoknya luar biasa kompleksnya. Sampai saat ini gw yakin, sistem paling kompleks itu sebenarnya adalah sistem dalam tubuh manusia. Ngomongin satu sel aja, sistem di dalamnya udah kompleks banget, belum jadi jaringan, belum jadi organ dan sistem organ. Kuliah ini cuma dua sks sih, cuma effortnya kayaknya setara 24 sks. Kalau cuma asal ngapalin, nggak akan lulus deh mata kuliah ini karena materinya juga nggak bisa dihafalin semudah itu, harus bener-bener dipahami dulu, baru bisa inget. Soal ujiannya juga advance banget. Dosennya jenius soalnya. Gw masih inget sensasi keluar ruangan ujian itu kayak habis treadmill 30 menit. Capek! Capek otak karena gw berpikir keras. Capek tangan karena berusaha menulis sebanyak-banyaknya walaupun terkadang gw mentok cuma bisa nulis 3 baris terus nggak tau lagi harus jawab apa. Hahaha.
Oiya jadi inget, di kelas gw dulu, anak-anak yang suka nambah kertas kalau ujian biasanya akan dilirik dengan tatapan sinis. Jadi kalau mau aman,  1 ujian cukup 1 folio saja.

Kalau ujian mata kuliah yang banyak ngitungnya, kayak Biostatistik, Kimia Analitik atau Prinsip Teknik Presentasi, belajar bersama buat gw efektif karena gw jadi punya tempat bertanya dan teman untuk menyamakan jawaban soal latihan. Inget deh, dulu sebelum ujian statistik, kita menuhin Kantin Tambang, meja udah penuh banget sama kertas-kertas soal, terus kita belajar bareng selama istirahat. Pertanyaan gw sekarang adalah kenapa belajarnya harus di Kantin Tambang? hahaha.

Kalau di kelas, konsentrasi gw dalam menyerap materi kuliah itu dipengaruhi oleh banyak hal:
1. Tipe dosen yang mengajar --> Suara dosen harus keras, nggak boleh sayup-sayup. Menerangkan juga sebaiknya sistematis, cara mengajar juga harus variatif, jangan begitu-begitu aja (Mohon maaf gw memang mahasiswa banyak tuntutan)
2. Posisi tempat duduk. --> Duduk terlalu belakang, godaan ngobrolnya terlalu besar. Tapi 4 tahun kuliah gw juga nggak pernah sama sekali duduk di baris paling depan. Mentok di baris kedua dari depan. Duduk terlalu pinggir seringkali bikin leher pegel.
3. Waktu kuliah --> Tentunya kita semua tahu ada jam-jam kuliah tertentu dimana tingkat kosentrasi berada pada level terendah. Kuliah jam 7 sebenarnya oke, tapi riskan terlambat, apalagi rumah gw jauh dari kampus (excuse) Kuliah jam 9 sebenarnya oke, tapi biasanya satu jam terakhir pikiran gw udah ngawang karena perut laper. Kuliah jam 1 biasanya ngantuk, efek habis makan siang. Kuliah jam 3 keatas, yah itu sih udah pake sisa energi. Lalu pertanyaanya, kapan gw kuliah dengan konsentrasi penuh kalau semua jam adalah salah, hahaha.

Gw juga bukan mahasiswa yang terhitung aktif di kelas. Gw jarang nanya, kecuali mata kuliah tertentu yang memang gw sangat tertarik dengan materinya. Gw tekankan, gw akan bertanya kalau gw tertarik dengan materinya, bukan karena gw nggak mengerti. Kalau ada yg nggak ngerti, gw lebih sering nanya ke teman setelah kelas beres karena gw yakin pasti ada temen-temen gw yang ngerti dan bisa diandalkan untuk menjelaskan. Kalau dosen ngasih pertanyaan terus ngasih iming-iming yang bisa jawab pertanyaan dapat tambahan nilai, gw pun tidak pernah tergoda untuk menjawab, gw agak kurang kompetitif kalau soal jawab pertanyaan dosen, selama gw nanti bisa jawab soal ujian, rasanya itu cukup, nggak perlulah tampil-tampil banget di kelas :D

Tapi dibalik semua sisi negatif gw selama kuliah yang membuat diri gw bertanya-tanya kok bisa ya gw lulus kuliah tepat waktu dengan nilai yang sangat baik. Gw berbangga hati karena gw mahasiswa yang jujur. Gw nggak pernah nyontek saat ujian. Amit-amit karena kalau ketahuan hukumannya bisa parah banget. Gw paling nyontek tugas pendahuluan praktikum. Tapi bahkan temen gw bilang semua idealisme akan luntur kalau udah berhadapan dengan Tugas Pendahuluan :)). Seinget gw, gw juga nggak pernah nitip tanda tangan absen (present kali). Buat gw sih, ga masuk ya ga masuk aja. Ngapain nambah-nambahin dosa dengan nitip tanda tangan.

Ini gw baru bahas sedikit tentang bagaimana gw menghadapi perkuliahan. Gw belum bicara tentang bagaimana gw survive mengahadapi praktikum, karena fakultas gw terkenal dengan siksaan praktikumnya yang bisa membuat kita semua hilang dari kehidupan sosial. Belum lagi tentang bagaimana gw menyelesaikan Tugas Akhir. Ckckck... semakin saja gw bertanya kok gw bisa lulus yaa?


Hehehe.. alhamdulillah, itu semua tidak lepas karena kasih sayang Tuhan, lewat tangan banyak orang :)

Anyway, menuliskan ini semua, bikin gw senyum-senyum sendiri mengingatnya. Bittersweet memory. Bikin  pengen kuliah lagi.


Salam,

Venessa Allia


Happy Graduation


Today is Yours!
Selamat wisuda teman-teman ITB.
Teman-teman 2007, 2008, dan 2009 (kalau ada)
Nggak usah peduli dulu besok akan seperti apa, tapi nikmati saja dulu hari ini.
Nggak usah peduli lo lulus predikat cum laude atau nggak, pokoknya hari ini lo wisuda.
Karena dulu, waktu 16 Juli 2011, hari wisuda gw dan menjadi salah satu hari terbaik dalam hidup gw:

http://venessaliveinvenus.blogspot.com/2011/07/greatduation.html


Emang siih, kehidupan pasca kuliah itu tidak menjadi lebih mudah.
Tapi siapa peduli, kalau hari ini, saat wisuda ini, kamu menjadi bintang kebanggaan kedua orang tua kamu.
Walaupun gw berhalangan hadir wisudaan kali ini, tapi ngikutin timeline FB, liat foto-foto manusia ganteng dan cantik pake toga, entah kenapa kebahagiaannya terasa.

Dan satu hal yang membuat gw sangat sangat bersyukur diberi kesempatan kuliah di ITB.
Karena kampus ini punya ritual wisudaan yang keren sekali. Hahaha.
Jaket-jaket himpunan yang bersorak-sorak mengarak wisudawan dari Sabuga hingga himpunan masing-masing, melewati jalur-jalur tertentu, saling memberi salam, hingga bertukar setangkai dua tangkai mawar, semarak dengan ritual masing-masing, lalu bersama teriak Salam Ganesha.

Gw nggak pernah bosen liat wisudaan, rasanya muda lagi setiap balik ke kampus liat arak-arakan :)
Siapapun yang menjadi pejabat di ITB kelak, mohon dengan sangat ritual wisudaan ini jangan dihilangkan, karena bagi saya pribadi wisudaan adalah magnet pendorong semangat mengerjakan Tugas Akhir yang luar biasa :D.

Omong-omong gw sudah 1.5 tahun lulus.
Tahun ini adalah tahun terakhir ITB 2007 ada di kampus.
Mudah-mudahan yang masih tersisa dikasih kemudahan untuk lulus (Amin).
Mudah-mudahan hingga akhir ITB 2007 lulus semua, nggak ada yang DO (Amin)
Mudah-mudahan ITB 2007, kami semua jadi sumber manfaat dan solusi, sukses dan mensukseskan, bahagia dan membahagiakan (Amin).

Nikmati hari wisudamu teman-teman.
Nikmati hingga detik terakhirnya.
Lalu besok, saatnya kamu memulai proses hidup selanjutnya.


Happy Graduation :)

Salam,
Venessa Allia

Sang Anak


Kadang orang tua lupa kalau anak mereka bukan anak-anak lagi. Kadang anak lupa kalau orang tua mereka pun semakin menua.

Aku tumbuh di lingkungan yang terus berkembang. Diantara orang-orang yang tidak pernah berhenti berusaha menginginkan kemajuan dalam hidupnya. Di tengah manusia-manusia besar yang selalu ingin membuat perubahan signifikan.
Aku pun menjadi bagian dari mereka. Dengan niat ingin menjadi sebaik-baiknya manusia bermanfaat, aku bermimpi, terus bermimpi, hingga hidupku menjadi lebih hidup karena mimpi-mimpi ini.

Dari satu mimpi ke mimpi yang lain
Dari satu keinginan ke keinginan yang lain.
Hingga pengalaman membawaku ke pertanyaan, diantara rangkaian mimpi ini, dimanakah aku  meletakan orang tuaku dalam mimpiku? Karena ketika aku tumbuh tenggelam dalam sejuta rencana, mama dan papa pun hidup menjadi semakin tua.

Akhirnya, Tuhan membawaku ke pikiran baru.
Bahwasanya anak adalah mimpi orang tua yang menjadi kenyataan (abaikan semua kasus married by accident). 
Hingga kurasa ada baiknya, jika sesaat aku letakan dulu mimpi-mimpi indah ini. 
Menyimpannya di masa depan, dan aku hidup disini. 
Hidup saat ini untuk semata-mata ada melihat mama dan papa, melayani mereka semampuku.
Ada di dekat mereka dan melihat mereka menua. Berbicara dengan mereka walau mungkin basa-basi.
Berhenti untuk resah karena dikejar-kejar batas waktu yang memburu umurku sendiri.
Hanya duduk menikmati detik-detik bersama mama dan papa yang telah membuat gw ada, hidup dan bertahan hingga detik ini.

Aku punya banyak sekali rencana dalam hidupku. Dan untuk menggapainya, aku berjanji akan selalu ada ridho mama dan papa di dalamnya. Dan diantara rencana-rencana itu, selalu ada mimpi untuk membuat mama papa bangga dan bahagia.
Aku yakin, ridho mereka adalah ridho Tuhanku, Allah SWT.