Senin, 18 Februari 2013

In Love With Kahitna


Aaaah.. I want live music so much.

Makanya waktu ada email masuk dari temen kantor yang nge-blast info konser Kahitna di Bogor, gw balas tanpa pikir panjang “I am in !!!”
Bukan bermaksud impulsif, tapi gw bener-bener kangen banget nonton pertunjukan musik secara langsung dan konser Kahitna jadi tawaran yang sangat tepat. Apalagi konsernya di Puri Begawan yang deket banget dari kosan gw di Bogor. Harga tiketnya pun masuk diakal. Jadi semacam tidak punya alasan untuk say no sama tawaran ini :)

Jadilah 16 Febuari kemarin gw, 4 temen kantor, 1 temennya temen kantor, 1 temen kuliah, 1 pacarnya temen kuliah nonton bareng konser “In Love With Kahitna dan 5 Romeo”. Siapakah 5 Romeo? Sungguh-sungguh mereka bukan 5 pria mirip Leonardo Di Caprio. Mereka itu grup vokal cowok bentukan Yovie Widianto. Yaaa suaranya bolehlah, nggak modal tampang doang. Trus mereka beneran nyanyi, nggak pake nari-nari absurd. Di konser kemarin mereka bawain lagu-lagunya Yovie Widianto, ditambah 1 lagu One Direction, yang begitu mulai intronya, gw dan Puspa (temen kantor) langsung sadar itu lagu judulnya “You're Insecure” padahal harusnya What Makes You Beautiful  :p

Tentang konsernya: SADIS!
Hahaha.. susah sekali di bilang jelek. Grup musik yang bertahan 27 tahun di industri musik, dengan personil tetap dan lagu-lagu yang semuanya jadi hits, kayaknya mereka punya semua kapasitas untuk bikin konser musik yang dahsyat. Dua puluh tujuh tahun itu kan bukan waktu yang sebentar. Itu waktu yang cukup untuk buat anak yang baru lahir bertransformasi menjadi ibu satu anak. Gw cuma kurang puas sama EO-nya tapi untuk Kahitna-nya, gw anggap sevice level mereka sangat memuaskan. Interaksi dan komunikasi mereka ke penonton juga sangat ramah dan dekat, jadinya penonton tidak sekedar terhibur tapi juga larut dalam acara tersebut. Walaupun masih ada beberapa lagu hits mereka yang tidak dinyanyikan (mungkin karena hits mereka banyak banget kali ya), gw cukup yakin tidak ada yang kecewa menyaksikan konser tadi malam. Hihihi nonton mereka di konser kecil begini aja gw udah girang banget, kebayang kalau dulu gw nonton konser 25 tahun mereka, bisa histeris kali ya J.
Konser In Love With Kahitna juga tidak hanya dipenuhi oleh ibu-ibu yang masa mudanya mungkin sering request lagu Kahitna di radio, tapi juga oleh anak-anak yang mungkin tau Kahitna dari orang tua mereka. Gw sendiri sangat menikmati konser ini. Nggak sadar ternyata gw hafal semua lagu yang dibawakan dan waktu mereka bawain lagu-lagu yang upbeat, gw udah nggak ada jaim-jaimnya buat goyang. Lagu favorit gw “Permaisuriku”. Ini lagu yang saking ringan dan asiknya, bikin badan reflek bergerak dan mulut reflek tersenyum selama lagu. Selesai konser gw langsung ngetweet “Well Done Kahitna”.

Emang dasarnya people oriented, gw nggak bisa nggak merhatiin orang-orang di sekitar gw selama acara. Kalau banyak yang pacaran pas nonton performance Kahitna, itu mah udah nggak aneh lagi ya. Gw pribadi mengakui kalau konser ini sangat pas ditonton berdua sama pasangan. Tapi ada fenomena menarik yang gw tangkep, kalau si cewek suka banget sama Kahitna, belum tentu cowoknya juga suka. Alhasil saat nonton sangat bisa dibedakan mana cowok-cowok yang nonton karena suka Kahitna dan mana cowok-cowok yang nonton karena ceweknya suka Kahitna. Contohnya adalah cowok yang berdiri disamping gw selama konser. Mau musiknya sedih atau seneng, dia hanya berdiri kaku. Jangankan nyanyi, humming pun nggak. Padahal nggak mungkin dia nggak tau lagu Cerita Cinta. Gw yakin satu Indonesia tau lagu Cerita Cinta. Mungkin doi nyanyi dalam hati kali ya. Tapi basi banget, masa nonton konser sambil nyanyi dalam hati. Cowok ini termasuk kategori cowok yang nonton untuk nemenin ceweknya. Such a good boyfriend. Tapi gw cukup yakin, untuk orang-orang yang terpaksa nonton konser ini pun nggak akan tersiksa nontonnya, karena  pasti ada lagu Kahitna yang bisa mereka nikmati.

Mengapa Kahitna begitu mudah disukai?
Gw punya beberapa pendapat tentang ini. Karena sesungguhnya berteori tentang alasan mengapa Kahitna begitu dicintai jauh lebih mudah dibanding memahami mengapa JKT48 begitu disukai, hahaha :
1.       Cinta adalah makanan semua orang. Apapun bahasanya dan genre musiknya, bagaimanapun lirik dan ceritanya, tapi ini adalah tema paling sederhana yang semua orang harusnya bisa paham dan merasakan.
2.       Mereka punya musik yang kaya. No wonder karena mereka punya 9 personil terdiri dari 3 vokalis, 2 keyboardist, 1 drummer, 1 bassis, 1 gitaris dan 1 pemain perkusi. Hasilnya lagu mereka jadi meriah bikin yang denger bisa jadi happy, bisa jadi perih tersayat-sayat (hiperbola dikit biar seru ;p).
3.       Kisah dibalik setiap lagu diceritakan dengan sangat baik sehingga bikin pendengarnya nyeletuk “Mati! Ini lagu gw banget!” :).
Nih ya, gw yakin banget diantara yang baca blog ini pasti ada yang punya pengalaman suka sama orang tapi nggak sanggup bilang, jadinya lagu “Andai Ia Tahu” kerasa pas banget. Atau pasti ada yang pernah ngerasain suka sama orang tapi perasaannya nggak berbalas jadi suka banget sama lagu “Cinta Sendiri”. Atau pasti ada cukup banyak orang yang pernah punya pacar yang baiiik banget tapi sayang udah jadi mantan, orang-orang ini pasti mau pingsan denger lagu “Mantan Terindah” (hiperbola sekali lagi biar dramatis ;p). Yang lebih dewasa, mungkin akan suka sama lagu “Suami Terbaik” karena lagunya bercerita tentang suami setia yang ditinggal istrinya meninggal. Yang lagi jatuh cinta, pasti cair banget denger lagu “Cerita Cinta”, “Cantik”, “Sampai Nanti”  dan lain lain, dan sebagainya.
Alasan-alasan itu juga mungkin yang buat Kahitna tetap ada hingga detik ini. Gw pribadi berharap mereka menjadi band yang long lasting dan terus berkarya, karena bagi  gw mereka adalah simbol pembawa lagu cinta yang nggak cemen. Lebih luas lagi mereka adalah simbol musik Indonesia yang berkualitas. Nah sebagai penikmat musik Indonesia, gw sangat-sangat berharap semoga semakin banyak grup musik yang bisa mengikuti kualitas mereka. Mari diaminkan berjamaah! Nggak mau kaaan nonton TV yang didominasi boysband/girlsband yang cuma bisa nari-nari meriang sambil lypsinc :p


Salam,
Venessa Allia

Jumat, 08 Februari 2013

Why Georgia

Lagi jam istirahat.
Terus iseng pengen pasang status Lync di kantor yang menurut gw keren.
Googling deh gw: Lyrics, Quotes.
Terus nemu deh ini:

  "Lets keep the car in drive and leave it all behind"
 (John Mayer, Why Georgia)

Copy.
Paste.

Salam,
Venessa Allia 


Minggu, 03 Februari 2013

Saya dan Keputusan


Ini entah sudah kejadian berapa kali, tapi rasanya sudah cukup sering terjadi.
Ketika saya memutuskan sesuatu, lalu setelahnya saya berpikir ulang dan menyesal.
Sementara di saat yang sama sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan.

Setiap hari manusia pasti membuat keputusan dan potensi penyesalan ada di setiap keputusan yang diambil.
Jangan dulu bicara tentang hal-hal yang besar. Keputusan saat menjalankan aktivitas harian pun kadang kala memberikan sebuah dilema yang besar.

Minggu pagi ini, saya terjebak dalam penyesalan kenapa minggu ini gw nggak ke Bandung aja ikutan acara "Run Siaware Run" yang kayaknya bakal seruu banget. Toh rencana tanggal 9 ke Bandung juga gagal. Tapi hari Sabtu kemarin saya memutuskan untuk tidak ke Bandung dengan alasan "sayang ah ke Bandung kalau cuma untuk sehari doang, mahal ongkosnya". Keputusan di hari Sabtu berimbas pada penyesalan di Minggu pagi yang sudah pasti tidak ada gunanya.

Contoh kecil lainnya, seperti:

"Kenapa gw kemarin nggak beli aja ya payung lucunya, itu kan murah banget, kapan lagi gw kesana"
"Kenapa kemarin gw harus beli sushi sih, uangnya kan harusnya bisa dipakai buat yang lain"
"Harusnya kemarin gw jadi fitness"
"Harusnya gw ikut nonton kemarin"
"Duh harusnya hari ini gw nggak kesini"
"Duuuh... kenapa kemarin gw ngomong kayak gitu siiiih"

Dan sebagainya. Dan banyak lagi.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, dan sedikit merenung mengamati pola yang ada, gw menyadari bahwa:

1. Tidak ada keputusan manusia yang tepat yang berlaku di seluruh waktu.
Maksudnya adalah keputusan yang benar saat ini belum tentu tetap benar di esok hari. Karena itu selalu ada potensi untuk menyesal setelah mengambil keputusan.

2. Karena tidak ada keputusan yang mutlak benar, maka manusia memang ditakdirkan untuk harus selalu siap menghadapi resiko.
Resiko bagaimanapun juga akan selalu ada di belakang setiap keputusan manusia. Resiko besar atau resiko kecil, yang pasti semua mengandung resiko. Masalahnya bukan pada seberapa besar resiko yang ditanggung tapi seberapa siap seorang manusia menanggung segala resiko yang lahir karena keputusannya.

3. Setelah keputusan dibuat, maka yang bisa kita lakukan adalah menjalani akibat dari keputusan tersebut dengan atau tanpa penyesalan.
Permasalahannya adalah penyesalan tidak akan memutar dimensi waktu sehingga kita bisa kembali ke masa lalu dan merubah keputusan terdahulu. Penyesalan hanya bermanfaat jika dijadikan sebagai reminder diri kita untuk tidak mengulangi suatu perbuatan atau dosa yang sama, atau dengan kata lain membuat suatu keputusan yang sama. Pada akhirnya ketika saya menyesali suatu keputusan yang sudah saya buat, saya akan bicara pada diri sendiri bahwa semua sudah terjadi maka mari sebisanya perbaiki kondisi saat ini dan rencanakan yang terbaik untuk hari esok karena tidak pernah ada kemungkinan untuk pergi ke masa lalu.

4. Terakhir, tapi yang paling penting. Yakinilah bahwa keputusan yang paling tepat adalah keputusan Tuhan. Takdir-Nya.
Dengan begitu manusia tidak akan pernah kehilangan harapan. Saya yakin selama masih percaya Tuhan, manusia selalu punya harapan.
Terkait tentang keputusan Tuhan ini, saya jadi ingin cerita sedikit. Jumat kemarin saya baru saja mengetahui bahwa suatu hal baik yang amat sangat saya inginkan di awal tahun ini ternyata tidak ditakdirkan Tuhan untuk menjadi milik saya. Ketika usaha maksimal sudah saya kerahkan, doa dan amalan pun saya terapkan, tapi kenyataannya hal tersebut tidak berhasil menjadi milik saya, pasti saya kecewa. Saya kecewa pada keputusan Tuhan. Tapi pada kondisi seperti ini, sebagai seorang hamba, apa yang bisa saya lakukan selain percaya pada Tuhan. Pada akhirnya setelah kepala saya mulai dingin, saya bilang pada diri saya sendiri "Karena ini takdir Allah, maka percaya aja deh sama Allah".

Demikian pendapat saya tentang hakikat keputusan.
Ada komentar? Feel free to discuss yaa :)

Salam,

Venessa Allia